3.

316 54 6
                                    

Salah seorang yg tak sengaja lewat mengenali sosok Elias yg terlihat kacau di sebelah istrinya tanpa pengawasan, tak ingin menyia nyiakan moment langka tersebut dengan mengabadikannya menggunakan kamera ponsel.

Memotret Elias bersama Yubi dari kejauhan seperti paparazi, tak lama orang tersebut mempostingnya di sosial media miliknya.

Pada dasarnya Elias adalah seorang menteri dan memiliki image yg baik di kalangan masyarakat, tak perlu menunggu lama untuk membuat foto tersebut mendapatkan banyak perhatian dari para netizen.

Banyak orang yg membocorkan tentang keberadaan Elias saat ini sehingga memudahkan para awak media mencarinya, mereka begitu tertarik dengan kehidupan keluarganya yg begitu harmonis dan menjadi keluarga idaman para netizen.

Yg membuat mereka lebih tertarik adalah, keadaan Elias pada foto tersebut sangat kacau dan berlumuran darah. Mereka begitu penasaran dengan apa yg terjadi padanya yg bahkan musuh pun begitu sungkan untuk mengganggu.

Yubi terus mengusap bahu lebar sang suami yg masih terus menunduk sesekali mengusap wajahnya kasar dan tanpa sadar meninggalkan bercak darah yg belum sepenuhnya kering di sekitar wajahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yubi terus mengusap bahu lebar sang suami yg masih terus menunduk sesekali mengusap wajahnya kasar dan tanpa sadar meninggalkan bercak darah yg belum sepenuhnya kering di sekitar wajahnya.

Melihat suaminya sudah amat kacau dengan pakaian yg kotor Yubi membujuknya untuk pulang. "Sebaiknya kamu pulang dan ganti pakaianmu" Elias pun mengalihkan atensinya pada keadaan dirinya yg teramat kacau.

"Aku bisa mandi disini"

Yubi dengan cepat menggeleng. "Tidak, kamu juga harus istrahat.. Kamu bisa kembali lagi nanti"

Elias menghela nafasnya sejenak. "Baiklah, aku akan segera kembali" ia pun beranjak pergi meninggalkan Yubi sendiri di lorong rumah sakit yg sepi.

Gesekan dari sebuah pintu di depannya berbunyi dan menampilkan seorang dokter beserta rekannya di ambang pintu kamar rawat Danny keluar mendekati Yubi yg kini ikut menghampiri.

"Anakku baik2 saja kan dok?" tanya Yubi langsung pada intinya.

"Dia mengalami pendarahan hebat, untunglah kami masih bisa menyelamatkannya.. Kami juga sudah melakukan transfusi darah untuk menghindari anemia"

Yubi menghela nafas lega dengan sedikit mengulas senyum di bibirnya.

Baru saja Elias melangkahkan kakinya keluar dari pintu kaca besar rumah sakit, ia di sambut oleh kerumunan wartawan yg sudah menunggunya sejak tadi karena media tidak di ijinkan untuk memasuki rumah sakit yg butuh ketenangan untuk para pasiennya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Baru saja Elias melangkahkan kakinya keluar dari pintu kaca besar rumah sakit, ia di sambut oleh kerumunan wartawan yg sudah menunggunya sejak tadi karena media tidak di ijinkan untuk memasuki rumah sakit yg butuh ketenangan untuk para pasiennya.

Elias langsung di jejali setiap pertanyaan dari masing2 wartawan yg berbeda tanpa adanya penjagaan, tak berselang lama para bodyguard menghampirinya dan segera memberikan keamanan menerobos kerumunan media.

Sampai memasuki mobilnya Elias tetap tidak mau memberikan jawaban pada media yg telah menunggunya dan tetap bungkam.

"Kenapa banyak sekali wartawan?" tanya Elias pada supirnya di depan yg hendak menjalankan mobil.

"Ada yg menyebarkan foto bapak berlumuran darah seperti saat ini ketika bapak di dalam"

Elias langsung membuka ponselnya dan mencari berita teratas tentangnya, ia melihat berbagai situs yg memberitakan foto dirinya dengan berbagai dugaan.

Ponselnya ikut ramai seramai wartawan di depan pintu rumah sakit tadi, mau tidak mau Elias harus memenuhi rasa penasaran para rakyatnya lewat konferensi pers.

Namun suasana hatinya saat ini sangat tidak memungkinkan untuk menghadapi publik, Elias memijat pangkal hidungnya bersandar pada sandaran kursi penumpang di dalam mobilnya sejenak memejamkan matanya yg begitu lelah memikirkan banyak hal.

"Bagaimana keadaan tuan muda pak?" tanya sang supir yg penasaran.

Mendengar pertanyaan si supir, alih2 menjawab Elias malah mengalihkan atensinya keluar jendela memandang jalanan yg ramai sore hari dengan kondisi irisnya yg meneteskan air mata akibat mengingat kembali Danny dan seluruh kesalahannya selama ini.

Si supir mengerti dengan situasinya, karena tak kunjung mendapatkan jawaban.

Yubi membelai halus surai hitam Danny yg masih terpejam dengan selang nasal dan deru nafas yg tak beraturan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yubi membelai halus surai hitam Danny yg masih terpejam dengan selang nasal dan deru nafas yg tak beraturan.

Danny kesulitan bernafas setelah memuntahkan darah yg cukup banyak, itu membuat saluran pernafasannya terganggu dan membuatnya harus menggunakan alat bantu.

Yubi mengompres lebam yg masih dengan indahnya menghiasi tangan Danny yg tertutup lengan bajunya yg panjang, irisnya berair kala melihat kembali bercak warna merah keunguan yg lumayan banyak di sekujur tubuhnya.

"Gak ibu tekan koq, jadi kamu gak akan kesakitan" ujarnya, atensinya memandang wajah Danny yg begitu teduh.

"Cepat sembuh yah.. Ayah bilang dia mau minta maaf sama kamu, dia mau peluk kamu.. Ayah akan melindungimu dari Daniel mulai sekarang" suaranya bergrtar menahan tangis, air bening mulai mengalir melewati pipinya.




Guys gimana? Dapet gak sih feel nya? Kalian suka gak? Aku penasaran gimana pendapat kalian? Jangan lupa vote dan komennya supaya aku makin semangat nulis 😊

Next?

Dear Choi DannyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang