Satu minggu berlalu..
Daniel benar benar membawa adiknya pergi mengunjungi taman bermain sesuai yg ia pernah janjikan.
Sebenarnya Daniel agak ragu dan takut mengajaknya keluar seperti saat ini, luka bekas operasi Danny belum sepenuhnya pulih.
Tetapi pria mungil itu terus merengek hingga sulit untuk di bantah, untuk pertama kalinya keluarga Choi melihat Danny yg biasanya pendiam merengek selayaknya balita yg tidak di penuhi keinginannya.
Mereka hanya pergi berdua dan baru saja melangkah masuk, Daniel mendorong kursi roda milik Danny memasuki sebuah toko pernak pernik.
"Aku ingin melihatmu memakainya, sepertinya akan terlihat sangat lucu" ujar Daniel memakaikan sebuah bando telinga kucing berbulu dan membiarkannya untuk bercermin.
"Lihat! Sangat lucu" ucap Daniel merapikan poni Danny.
"Kak Daniel juga harus pakai!" Seru Danny.
"Iya aku pakai" Daniel memakai bando yg sama persis seperti Danny. Namun Danny menyuruhnya untuk berhenti.
"Biar aku yg pakaikan, cepat sini!" Perintah Danny dan di turuti Daniel.
Daniel merendahkan tubuhnya berjongkok di hadapan Danny dan membiarkannya memasangkan bando lucu di kepalanya.
Kini mereka berdua nampak seperti anak kembar dengan memakai benda yg sama dan terlihat sama sama tampan juga lucu.
Beberapa orang yg berlalu lalang di toko tersebut melihat kegemasan Choi bersaudara yg nampak harmonis dan ikut gemas di buatnya.
"Bukankah itu Choi bersaudara?"
"Iya!! Lihat mereka begitu menggemaskan"
"Aku ingin memiliki anak seperti mereka!!" Seru para pengunjung.
Setelah keluar dari toko tersebut Danny mengeluarkan secarik kertas dari dalam sakunya dan memberikannya kepada sang kakak.
"Apa ini?" Tanya Daniel penasaran.
"Daftar kegiatan hari ini" ujarnya tersenyum dengan menampilkan giginya.
"Kamu mau naik wahana?" Tanya Daniel sedikit kaget setelah membaca isi daftarnya.
Danny mengangguk antusias dan berdiri dari kursi rodanya.
Daniel membulatkan matanya melihat tingkah sang adik.
Danny memerintahkan seorang bodyguard yg memang juga ikut agar dapat mengawasi kegiatan mereka berdua untuk membawa kursi rodanya pergi, karna Danny tidak membutuhkannya.
"Aku tau, kamu khawatir petugas wahana tidak mengizinkanku naik bukan!.. Aku tidak lumpuh, jadi ayo kita mulai petualangan hari ini" ujar Danny menarik lengan Daniel dan membawanya pergi.
Danny benar benar menikmati hari itu dengan perasaan senang yg membara, tak henti hentinya ia menarik lengan Daniel agar mengikutinya menaiki wahana yg di inginkan.
Daniel saja kewalahan mengikutinya, ia sempat heran dengan adiknya yg terlihat sama sekali tidak merasa lelah.
Tapi apa yg di pikirkan Daniel semuanya salah, Danny sudah merasa pusing dan sakit tapi tetap ingin terlihat baik baik saja.
"Aku mau makan churos!" Pinta Danny tiba tiba.
"Ya sudah ayo kita beli" ajak Daniel.
"Tidak, kakak saja yg pergi.. Aku tunggu disini" ujar Danny mulai menduduki bangku taman.
"Hah.. Yasudah tunggu sebentar" pasrah Daniel sedikit berlari menuju stand makanan di seberangnya.
Sebenarnya Danny tidak ada keinginan untuk makan, ia hanya ingin kakaknya pergi meninggalkannya karna ia merasakan sesuatu hampir mengalir keluar dari hidungnya.
Setelah mengeluarkan sapu tangan dari sakunya Danny langsung menundukkan kepalanya, dan benar saja perkiraannya. Danny mimisan!
Dengan cepat darahnya ia seka sebelum Daniel kembali.
"Churosnya datang!!" Seru Daniel sedikit berlari kembali sambil memegang dua buah churos untuk dia dan adiknya.
"Danny-" kalimatnya di potong cepat oleh Danny yg segera menggandeng kembali tangannya menuju wahana selanjutnya.
Danny tau apa yg hendak Daniel katakan, setelah melihat wajah Danny yg kini sudah berubah pucat.
Mereka menaiki sebuah wahana kincir angin besar dan gerbong yg mereka naiki hanya di isi oleh mereka.
"Kota seoul terlihat kecil dari atas sini" ujar Danny berusaha mengalihkan atensi Daniel yg terus menatapnya.
"Iya.. Indah yah! Di malam hari pasti akan lebih indah"
Danny merebahkan kepalanya di pundak Daniel karna sudah rasa pusing merajai kepalanya, wajahnya sudah sangat pucat tanpa ia sadari.
"Kenapa? Udah capek?" Tanya Daniel.
"Sayang sekali.." Danny menghela nafasnya.
"Hari ini cepat sekali berlalu" tambahnya.
Setelah keretanya berhenti sudah waktunya mereka berdua untuk turun, namun kedua kaki Danny terasa sangat sulit untuk di gerakan, tubuhnya juga melemas seketika.
"Ayo turun!" Ajak Daniel
"Apa kamu bisa membantuku?"
Daniel langsung mengerti, ia gendong keluar Danny dari sana dan berteriak memanggil bodyguardnya yg berada tak jauh darinya.
Mendudukan kembali Danny pada kursi rodanya, mendorongnya sedikit cepat menuju area parkir.
Daniel langsung membawa adiknya kembali ke rumah sakit saat itu juga dalam keadaan panik.
Choi Daniel dan Choi Danny
Beberapa part lagi tamat yah gengs
Next?.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Choi Danny
Fanfiction𝔻𝕚𝕒 𝕓𝕖𝕘𝕚𝕥𝕦 𝕟𝕒𝕞𝕡𝕒𝕜 𝕤𝕖𝕞𝕡𝕦𝕣𝕟𝕒 𝕕𝕒𝕣𝕚 𝕝𝕦𝕒𝕣, 𝕟𝕒𝕞𝕦𝕟 𝕤𝕚𝕒𝕡𝕒 𝕤𝕒𝕟𝕘𝕜𝕒.. 𝕁𝕚𝕨𝕒 𝕕𝕒𝕟 𝕣𝕒𝕘𝕒𝕟𝕪𝕒 𝕓𝕖𝕘𝕚𝕥𝕦 𝕒𝕜𝕣𝕒𝕓 𝕕𝕖𝕟𝕘𝕒𝕟 𝕣𝕒𝕤𝕒 𝕤𝕒𝕜𝕚𝕥. Setiap karakter dan cerita hanyalah fiksi, saya hanya...