23 Tahun yg lalu
"Sayang! Aku ingin memberimu sesuatu" ujar Farah yg kini sedang duduk di rengkuhan Elias.
"Apa?" tanya Elias dengan senyum tipisnya.
"Berjanjilah padaku, kalau kamu tidak akan marah" irisnya menatap Elias di sampingnya dengan khawatir.
"Baiklah, aku akan memaafkan semua kesalahanmu" Elias mencubit pipi gembil Farah dengan gemasnya.
Farah menyodorkan benda kecil dan pipih itu pada Elias yg sejak tadi ia sembunyikan di dalam saku celananya.
Seketika matanya terbelalak ketika melihat sebuah garis merah yg terlihat begitu jelas, yg membuat Elias semakin terkejut adalah garis itu tidak hanya satu melainkan dua garis yg menandakan bahwa istirnya Farah fositive hamil.
"Kamu bercanda yah?"
Farah menggeleng pelan.
"Tapi kamu kan selalu rutin menggunakan suntik kotrasepsi"
"Aku udah berhenti menggunakannya beberapa bulan lalu"
Elias memijat pangkal hidungnya merasa pening di kepalanya tiba2 saja muncul.
"Kenapa kamu melakukan ini?" Elias mulai merasa marah namun tetap menjaga nada bicaranya agar tetap lembut di dengar.
"Aku mau punya anak, aku juga ingin jadi ibu" lirihnya.
"Kamu kira aku gak mau? Kita bisa adopsi bayi"
"Anak angkat dan anak kandung itu beda, aku mau anak yg lahir dari rahimku sendiri"
"Tapi Farah.. Kamu tau kan kondisinya bagaimana? Aku gak siap kalo harus kehilangan kamu"
"Kan ada kamu yg akan terus jagain aku, aku mohon sama kamu.. Aku mau anak ini" mohon Farah memegang lengan Elias sambil mengelus perut ratanya.
Iris Elias secara bergantian memandangi wajah Farah dan perutnya yg sebentar lagi akan terlihat buncit.
Elias menghela nafasnya.
Elias terus menjaga ketat Farah selama ia mengandung, karena tak ingin terjadi sesuatu yg tidak ia inginkan.
Farah istrinya memiliki penyakit jantung, itu adalah alasan kenapa Elias tidak mengizinkannya untuk hamil dan melahirkan seorang anak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Choi Danny
Fanfiction𝔻𝕚𝕒 𝕓𝕖𝕘𝕚𝕥𝕦 𝕟𝕒𝕞𝕡𝕒𝕜 𝕤𝕖𝕞𝕡𝕦𝕣𝕟𝕒 𝕕𝕒𝕣𝕚 𝕝𝕦𝕒𝕣, 𝕟𝕒𝕞𝕦𝕟 𝕤𝕚𝕒𝕡𝕒 𝕤𝕒𝕟𝕘𝕜𝕒.. 𝕁𝕚𝕨𝕒 𝕕𝕒𝕟 𝕣𝕒𝕘𝕒𝕟𝕪𝕒 𝕓𝕖𝕘𝕚𝕥𝕦 𝕒𝕜𝕣𝕒𝕓 𝕕𝕖𝕟𝕘𝕒𝕟 𝕣𝕒𝕤𝕒 𝕤𝕒𝕜𝕚𝕥. Setiap karakter dan cerita hanyalah fiksi, saya hanya...