Happy reading 💚
*****
Hening menyelimuti ruangan serba putih di tengah malam yang sunyi. Ruangan itu begitu luas dan sangat mewah. Yuta menggenggam tangan Yui yang saat ini tengah berbaring diatas brankar rumah sakit. Wajah adiknya masih begitu pucat.
Yuta masih mengingat dengan jelas perkataan Dasom yang menceritakan kronologi Yui bisa mendapatkan luka hingga seperti itu.
Singkatnya, Yui tengah terburu-buru menuju agensi dengan menggunakan taksi. Pakaian Yui saat itu masih menggunakan baju tidurnya, berupa kaos warna putih, celana pendek, dan sandal jepit. Bahkan ia tidak sempat mandi, mencuci muka, dan lainnya.
Ketika tiba di agensi, Yui membawa paper bag berisi baju ganti dan sepatu yang akan dipakai saat evaluasi. Ia pergi ke kamar mandi hanya membawa paper bag yang berisi pakaian Yui sedangkan sepatu miliknya ia letakkan di ruangan evaluasi didepan kursi kosong yang tidak terpakai.
Saat itu, ia ditemani Dasom dan Bora. Sedangkan Ye Seo, Chae Won dan Hyejin pergi ke toko yang berada di depan agensi untuk membeli beberapa botol air mineral dan camilan.
Jadi, tidak ada yang menjaga sepatu Yui ketika itu. Karena ruangan evaluasi pagi itu begitu ramai oleh para trainee dan mengira tidak akan terjadi hal-hal yang aneh.
Kembalinya Yui, Dasom, dan Bora dari toilet mereka langsung pergi ketempat dimana Yui meletakan sepatunya. Disana juga ada barang-barang milik teman-temannya.
Kemudian Yui duduk dikursi kosong dimana terdapat sepatunya yang diletakkan didepan kursi. Lalu tanpa melihat kebawah ia langsung memakai sepasang sepatunya secara bersamaan sembari mengobrol dengan Dasom dan Bora.
Betapa kagetnya ketika sepatunya telah terpakai, Yui merasakan sakit yang menusuk dan perih diwaktu bersamaan. Dasom dan Bora melihat gelagat Yui yang terlihat kesakitan.
"Yui-ya, kau kenapa?" Dasom memegang bahunya bertanya dengan khawatir.
Yui membelalak matanya kaget saat ia melepas sepatunya. Bahkan Dasom memekik dan respon Bora juga tidak jauh berbeda dengan mereka berdua.
"Bagaimana bisa ada pecahan kaca disepatuku?" Yui shock hingga tangannya gemetaran. Disana terlihat pecahan kaca yang menancap lumayan dalam dikedua telapak kaki Yui.
Yui meringis rasanya begitu nyeri. Ia melihat kedua telapak kakinya yang juga terdapat goresan dan sepertinya juga ada serpihan kaca yang masuk.
"Y-yui, kakimu berdarah" Dasom dengan panik mencari tisu di tas miliknya guna menghapus darah yang menetes ditelapak kaki Yui dengan hati-hati dan pelan.
Bora lantas mengecek isi didalam sepatu Yui. Ia terkaget karena disana juga terdapat paku payung ukuran kecil.
"Brengsek!" umpat Bora mengepalkan kedua tangannya penuh amarah.
"Bajingan mana yang melakukan ini?!" Bora menggigit bibir bawahnya dan tatapannya menjadi dingin.
"Bora-ya, kita harus ke ruang kesehatan sekarang!" perintah Dasom.
Bora mengangguk kemudian ia menggendong Yui dipunggungnya untuk menuju ruang kesehatan. Karena tidak mungkin Yui berjalan dengan kondisi pecahan kaca yang masih menancap. Tidak lupa sepatu milik Yui mereka bawa sebagai barang bukti.
Setibanya mereka di ruang kesehatan, mereka tidak melihat siapa pun yang menjaga dan terlihat kosong.
"Sialan! Dimana perginya dokter dan perawat yang menjaga?!" Ntah sudah berapa kali Bora mengumpat hari ini.
"Kita saja yang mengobati Yui sebisa kita"
Tanpa banyak basa-basi, Dasom dan Bora bekerja sama mencabut pecahan kaca yang ada di telapak kaki Yui dengan penuh kehati-hatian menggunakan pinset yang sudah steril.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey Aster
Fanfiction★[Reinkarnasi Idol]★ Irina Lee hanyalah gadis sebatang kara. Sedari kecil dia tinggal di panti asuhan. Moto hidupnya adalah menjadi kaya raya. Beranjak dewasa dia hanya disibukkan untuk mencari uang. Melupakan mimpinya untuk menjadi seorang idol. Ak...