39. Unstitched

4.3K 518 27
                                    

Maaf yaa telat update

Happy reading 💚

*****

Dari semalam Aster tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya. Ia kelewat senang menunggu datangnya hari ini.

Kalian tau apa yang membuat Aster senang? Moment ini bahkan sudah ia tunggu-tunggu olehnya sejak lama. Atau justru kalian juga tidak sabar menunggu sama seperti Aster?

Hal yang telah membuat Aster senang, taukah kalian?

Jawabannya, karena hari ini merupakan jadwal Aster untuk melepas jahitannya yang sudah menemaninya kurang lebih hampir tiga minggu. Ia bahkan sudah meminta izin jauh-jauh hari kepada agensi.

Senang? Sudah jelas. Sedari tadi Aster selalu tersenyum lebar dikursi roda yang tengah ia duduki.

"Apa dirimu tidak lelah tersenyum begitu lebar seperti itu sedari tadi?" tanya Yuta heran mengernyitkan dahinya sembari merapihkan rambutnya yang sedikit berantakan.

Aster tersenyum lebar, menggeleng dengan semangat.

Asahi yang baru datang dari kamarnya menghampiri Yuta dan Aster lalu menatap adiknya aneh. "Dia tetap seperti itu dari aku mandi tadi sampai sekarang?" tanya Asahi pada Yuta tanpa mengalihkan pandangannya. Ia menaikkan sebelah alisnya.

"Kau bisa lihat sendiri kan?" Yuta lebih baik beranjak dari sana karena tak tahan dengan tingkah Aster. Kemudian ia menuju ruang tengah untuk memasang sepatu miliknya yang sedari tadi ia bawa.

Asahi semakin mengernyitkan dahinya kala adiknya terlihat tengah melamun dan tertawa sendiri.

"Apa yang sedang ia pikirkan memangnya?" gumam Asahi masih menatap Aster sembari memakai beanie hat berwarna hitam. Ia menggelengkan kepalanya lalu berjalan menuju Yuta berada.

Ketika Yuta mengikat tali sepatunya, terlihat uluran tangan yang mengarah padanya. Ia mendongak, mengira Asahi meminta kunci mobil.

Yuta pun merogoh saku celananya mengambil kunci mobil."Kau tidak jadi berangkat bersama denganku?" tanya Yuta memberikan kunci mobil miliknya pada Asahi.

"Bukan itu" Menggoyang telapak tangannya menolak kunci mobil yang Yuta letakkan.

Yuta mengerutkan dahinya bingung. "Lalu apa?" tanya Yuta mengambil kembali kunci mobilnya dan memasukkan kedalam kantung celana.

"Uang saku" jawab Asahi tanpa basa-basi menatap lurus kakaknya. Ia masih mengulurkan tangan kanannya pada Yuta. "Onii-san bulan ini belum memberiku uang"

Ya ampun ia kira apa, pikir Yuta.

Akhirnya, Yuta mengeluarkan ponselnya dan langsung mengirim sejumlah uang pada Asahi. Ia mendongak Asahi yang sedang berdiri dihadapannya.

"Sudah kukirim. Kau cek dulu" ucap Yuta menaruh kembali ponselnya. Ia mengambil topi berwarna hitam yang berada disebelahnya kemudian memakainya.

Asahi merogoh kantung celananya dan mengambil ponsel untuk mengecek uang yang dikirimkan Yuta sudah masuk atau belum.

"Sudah masuk" Asahi mengangguk dengan puas. "Ayo berangkat Onii-san" Ia memakai masker putih miliknya dan kembali menghampiri Aster.

Yuta hanya menghela napas pendek. Padahal Asahi sudah diberi uang bulanan oleh orang tuanya ditambah ia sudah mendapatkan uang dari hasil jerih payahnya sendiri. Tapi tetap saja Asahi masih meminta uang bulanan padanya.

"Yui-chan" panggil Asahi memandang Aster yang sekarang tersenyum lebar menatap ponselnya.

Gadis itu tersentak. Kemudian mendongak dengan tersenyum ceria. "Ne Onii-chan?"

Hey AsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang