"Berhenti dan lawan aku dulu!"
Baik Lilac dan kedua pria misterius yang berusaha menculik dirinya itu terbelalak. Pria yang lebih pendek melirik ke belakang. Sepintas melihat perawakan Serulian dalam wujud kucing yang sedang marah. Dia terkekeh meremehkan. Lilac pun demikian. Tentu dia merasa sangat terkejut. Karena rupanya, makhluk yang diacari selama ini sudah berada di dekatnya. Dan bodohnya dia tak menyadari hal itu.
"Cuma kucing kecil. Apa yang hendak kau lakukan?" cakapnya dengan wajah yang kembali tertoleh. Seolah mengabaikan keberadaan Serulian.
"Kubilang, ayo lawan aku!" geram Serulian sekali lagi.
"Abaikan saja. Luther, ayo pergi," titah pria itu. Dan pria bernama Luther itu pun mengangguk, membiarkan yang lebih tua memimpin dan turut membawa Lilac. Lilac yang panik pun berteriak minta tolong. Di saat-saat seperti ini, dia sangat berharap ada seseorang yang menolongnya. Siapapun dan apapun itu.
"Lepaskan!"
Merasa tak dihiraukan, kesabaran Serulian pun habis. Dia menggeram rendah, membiarkan kuku cakarnya tumbuh lebih panjang. Serta tubuhnya yang meriap cepat. Ujung ketiga ekornya meruncing, membentuk jarum tajam yang siap menusuk siapapun yang dia inginkan. Wajah kucing manis itu kini berubah ganas layaknya macan yang siap menerjang mangsa, ditambah dengan berang yang meliputi pandangan ketika temannya hendak diculik di depan mata.
Serulian mengaum, tak lagi mengeong manja layaknya kucing rumahan. Kini dia adalah ratunya, seorang pemimpin bertubuh besar layaknya monster.
Groagh!
Lilac menoleh ke belakang. Seketika merasa senang sekaligus lega ketika mendapati Serulian yang sudah siap menerjang. Sungguh Lilac begitu berharap. Dia percaya Serulian akan menyelamatkan dirinya.
Kaki kuat Serulian menekan ke bawah. Dan seketika membuatnya dapat melompat tinggi dan menerjang kedua pria itu dengan mudah. Namun rupanya, yang lebih pendek cukup lincah. Dengan segera dia menghindar. Hingga pada akhirnya Luther yang tertikam oleh Serulian. Mereka terguling kebawah, terpelanting keras membentur tanah.
Luther yang merasa kesal karena telah membiarkan dirinya diterjang oleh kucing jadi-jadian pun mendesis. Kemudian mengayunkan tangan, menghantamkan sihirnya ke tubuh Serulian. Membuat Serulian terpantal jauh, namun langsung bangkit sebab makhluk seperti dirinya memang tidak mudah dikalahkan.
"Kak Serulian! Bertahanlah!" teriak Lilac dari kejauhan. Memberi semangat si tengah ketegangan. Pria di sebelahnya tersenyum sekilas. Telapak tangannya bersinar ungu, lalu dia mengepalkan tangannya perlahan. Membuat cincin petir yang membelenggu Lilac semakin mengencang.
"Akh!" rintih Lilac merasa tubuhnya semakin sakit. Pria di sebelahnya pun tersenyum miring. "Aku menyuruhmu diam."
"Tapi---akh! Setidaknya tolong jangan lakukan itu lagi!" mohon Lilac dengan suara yang tersendat-sendat ketika pria itu kembali menguatkan cincin belenggunya.
Tubuh Lilac lemas. Di tengah ketidakberdayaannya, Lilac merengut. "Dasar menyebalkan," cibirnya lirih. Walau pria bernama Cyrus itu dapat mendengarnya, namun ia tak mau melukai Lilac lebih banyak. Bisa habis dia oleh sang raja jika barang pesanannya rusak sebelum sampai di tangannya.
Lilac menyaksikan ke bawah. Serulian berulang kali menerkam Luther, serta mengayunkan ekornya yang tajam berusaha menikamnya. Namun pria itu tidak bisa dianggap remeh. Bagi Lilac, pria itu seperti sudah tingkat atas. Kemampuan sihir dan bela diri membuatnya bisa menghadapi Serulian walau dengan sikap yang cukup tenang. Lilac jadi merasa was-was. Takut jika Serulian kalah dan terluka. Dan itu semua karena dirinya.
Lilac tidak ingin hal itu menjadi mimpi buruknya.
"Ck. Lama sekali. Sebaiknya kubawa dirimu segera." Lilac terbelalak atas ucapan 'peri jahat' di sebelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Grandpa's Key [Rewrite]
Fantasy[Naskah 2021] Mengenai seorang remaja SMA, yang tak sengaja menemukan sebuah kunci tua di gudang kakeknya. Membawa dirinya menemui sebuah portal aneh menuju dunia aneh. *** • fanfic • isekai • friendship • fantasy • long chapter