"Ladida ladida...," celoteh Lilac bersenandung ria menikmati pemandangan hutan yang tentunya tidak ada di tempat tinggalnya. Suasana hatinya sedang senang sekarang. Sebut saja karena dia bersemangat ingin mengalahkan Thunder. Kakinya bahkan tengah melompat-lompat riang. Tak peduli jika nanti dirinya akan tersandung batu atau terjungkal dikarenakan tidak memperhatikan jalan. Terlebih lagi ini malam hari. Dirinya sudah cukup jauh dari Hillarośa. Jadi, lelaki itu yakin dia sebentar lagi sampai.
Lilac sedikit berdecak beberapa kali guna memanggil kucing yang Gala ceritakan. Tak sabar lagi bertemu dengan sosok makhluk yang menarik perhatiannya begitu dalam itu. Rasa penasaran Lilac kini sudah diambang batas.
"Kucing manis, ayo keluarlah," rayu Lilac. Berharap makhluk incarannya segera menampakan diri. Namun, nihil. Semua tampak begitu sunyi. Seperti tiada tanda-tanda kehidupan.
Lilac menghela napas. "Kenapa tidak muncul ya? Huh, menyebalkan," gerutunya.
Lilac memutuskan untuk melanjutkan perjalanan. Meskipun dirinya tidak tahu-menahu soal tempat ini. Dia tidak pernah datang ke hutan Graphif dan dia juga bukan peri. Angin malam dan kesunyian membuat bulu kuduk Lilac berdiri. Sedikit perasaan takut mulai merasuki. Membuat langkah Lilac terkesan lebih lambat dibanding dengan sebelumnya.
Salahnya sendiri memutuskan langsung datang ke tempat ini di malam hari.
"Argh! Peduli setan. Yang penting aku harus menang!" ucap Lilac dengan semangat yang membara. Seperti ada kobaran api visibel yang tersulut di kedua bola matanya.
Kemudian langkahnya kembali tegap seperti sebelumnya. Namun, baru dua jejak berjalan, mata Lilac tetiba menangkap presensi seekor kelinci putih yang baru saja melompat keluar dari balik semak-semak. Kelinci tersebut pun menatap Lilac dengan mata besarnya, seolah memang berniat membuat Lilac datang padanya. Sontak Lilac terhenti kemudian—tanpa mempedulikan tujuan awalnya—berbelok hendak menghampiri sang makhluk imut yang tidak dia ketahui asal-usulnya.
"Aigoo ... lucu," gemasnya. Lelaki yang tingginya tidak seberapa itu pun berjongkok. Lalu jari-jemarinya mulai merangkak mengelus bulu putih makhluk bertelinga panjang itu. Sontak, kelinci liar itupun melompat mendekati Lilac, seolah merasa nyaman dan ingin ikut bersamanya.
"Kau ingin ikut denganku?"
Lilac tertawa kecil ketika kelinci itu menduselkan kepalanya di tungkai Lilac. Membuatnya kegelian. Pikirnya, itu perilaku yang lucu. Biasanya kelinci sulit didekati, namun kali ini tidak. Makhluk menggemaskan nan pandai melompat itu justru tampak senang dengan Lilac.
"Kau lucu sekali. Aku jadi ingin membawamu," harap Lilac.
Tiba-tiba mata kelinci itu membulat sempurna. Seolah berharap Lilac benar-benar membawanya. Sayangnya, persediaan tenaga Lilac sudah cukup berkurang sekarang. Di perjalanan, dia memakan sedikit perbekalannya karena kelaparan. Dua kilometer seharusnya tidak jauh, namun berbeda karena Lilac sedikit banyak tersesat sebab napsunya yang ingin pegang sana-sini. Tahu sajalah, selain pecinta kucing dan hewan-hewan menggemaskan, anak lelaki dengan pipi bulat itu juga penggemar berat fantasi. Berada di dunia impian tentu membuat dirinya bersemangat.
"Bagaimana yah? Makananku tinggal sedikit. Bagaimana jika kita kelaparan di jalan?" ucap Lilac merasa ragu.
Kendati begitu, kelinci itu masih menatap Lilac dengan cara yang sama. Bahkan terkesan dilebihkan. Membuat Lilac terpana dan langsung menyimpulkan bahwasannya makhluk lucu ini telah ditakdirkan untuk menemani perjalanannya kali ini. Untuk itu, Lilac menyerah.
"Hihi ... akan aku bawa dirimu," ucapnya dengan nada yang aneh. Merasa terlalu senang.
Kelinci itu pun melompat-lompat kegirangan. Lalu Lilac pun mengangkatnya kemudian memutar-mutarnya. Senang sekali rasanya bisa menemukan hewan fantasi selain Gala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Grandpa's Key [Rewrite]
Fantasy[Naskah 2021] Mengenai seorang remaja SMA, yang tak sengaja menemukan sebuah kunci tua di gudang kakeknya. Membawa dirinya menemui sebuah portal aneh menuju dunia aneh. *** • fanfic • isekai • friendship • fantasy • long chapter