Menjalin hubungan lima tahun lamanya bukanlah waktu yang bisa dibilang singkat. Semuanya berjalan dengan sebagai semestinya selama itu. Sampai dimana ditahun kelima hubungan mereka, Skyra mengetahui jika Arga menjalin hubungan juga dengan gadis lain...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Twelves 10.
“Lo jadi ikut gue ke rumah kan, Sky?”
Skyra mengangguk, masih memasukkan alat tulisnya ke dalam tas miliknya. Gadis itu menatap Gritee, “Lo gaikut, tee?”
“Hari ini gue mau ke kantor penerbit buat tanda tangan buku.” Sahut Gritee.
Skyra dan Anasya mengangguk, “Emang lo gak mager tee? Kantor penerbit lo kan gak deket-deket sini.” Ujar Anasya.
“Ya gimana lagi anjir. Yakali gue bilang mager sama penerbit. Ya hitung-hitung gue jemput cuan.”
“Yaudah, lo semangat deh tee. Ikut seneng juga gue pas tau buku lo laku keras.”
Gritee mengacungkan jempol, “Bye lo berdua, gue duluan ya! Mau ketemu Priska dulu bentar.”
“Yoo.” Sahut Anasya dan Skyra bersamaan. Dua orang itu berjalan berdua keluar sekolah. Tujuannya adalah untuk menunggu taksi online yang sudah mereka pesan tadi.
“Lo sama Arga gimana?” Tanya Anasya disela-sela kegiatan mereka menunggu taksi. Skyra hanya mengedikkan bahu acuh. “Gak gimana-gimana juga,” Sahutnya seadanya.
“Ini hubungan lo ada di ambang putus atau terus 'kan kaya lagunya judika?”
“Bisa dibilang gitu.” Jawab Skyra lagi. Bertepatan dengan taksi yang berhenti di depan mereka. Kedua gadis itu masuk, dan taksi melesat pergi meninggalkan area sekolah.
Sesampainya mereka di kediaman Anasya. Dua gadis berpakaian sekolah itu masuk ke dalam, Anasya pergi menuju dapur sementara Skyra lebih dulu masuk ke dalam kamar Anasya.
“Baru pulang lo?” Anasya terjingkat kaget mendengar seruan itu. Anasya menatap Andra dari ujung kaki laki-laki itu.
“Kak Andra gak kuliah?”
“Kelas pagi.” Andra mengambil gelas, lalu menuangkan air dingin ke dalam gelas itu. “Lo balik sama siapa?”
“Taksi.” Jawab Anasya langsung. Gadis itu tengah sibuk membuka beberapa roti dan cemilan yang akan dimakannya bersama Skyra.
“Temen lo?”
Anasya menatap Andra, “Ah iya, gue bawa Skyra kesini. Lo inget Skyra 'kan? Yang waktu itu kita anterin pulang.”
Andra menganggukkan kepalanya, “Inget.”
“Nah baguslah kalau kak Andra inget.” Anasya lalu membawa nampan berisikan makanan itu, Andra hanya diam, meletakkan gelasnya kembali, lalu keluar dari dapur.
“Nih Sky, kurang baik apa gue bawain makanan. Pasti lo laper,” Anasya meletakkan nampan di tengah-tengah ranjang. Membuka laptopnya dan memutar drama korea yang sempat dia dan Skyra tunda beberapa hari lalu.
“Habis ini ke kolam yuk Sky, gue mau berenang. Gerah,”
Skyra mengangguk, “Gue gabawa baju anjir. Pinjem baju lo ya.”