Menjalin hubungan lima tahun lamanya bukanlah waktu yang bisa dibilang singkat. Semuanya berjalan dengan sebagai semestinya selama itu. Sampai dimana ditahun kelima hubungan mereka, Skyra mengetahui jika Arga menjalin hubungan juga dengan gadis lain...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Twelves 05.
∞
Semua murid memberikan tepuk tangannya setelah Skyra menyelesaikan presentasinya di depan kelas. Skyra mengembangkan senyum, bu Jilian yang merupakan guru biologi bertepuk tangan juga. “Bagus. Presentasi yang memuaskan, pembahasan di dalamnya tepat dan lengkap. Ibu harap yang masih kurang, bisa mencontoh Skyra untuk ke depannya.”
“Makasih bu,” Skyra berjalan ke bangkunya. Menghela nafas lega karena sudah berhasil menyelesaikan presentasinya.
Gritee yang duduk bersama Skyra, dan Anasya yang duduk di depan mereka menyambut Skyra dengan tos ala mereka. “Good job bestie. Ditunggu traktirannya, gue udah bisa tebak nilai lo pasti yang paling besar.”
Skyra mesem-mesem. Pelajaran dilanjutkan dengan presentasi dari teman lainnya yang belum. Hingga sampai pada akhirnya, bel istirahat berbunyi. Semuanya langsung bergegas menata buku mereka. Bu Jilian mengakhiri kelas lalu disusul murid-murid yang berhamburan keluar kelas.
“Ciee Anasya dijemput pacar,” Goda Dewi— teman sebangku Anasya membuat gadis itu menoleh ke arah Teo yang masuk ke dalam kelasnya.
“Kantin yuk,” Anasya mengangguk semangat, merangkul lengan Teo dengan cepat, “Lo berdua mau ikut?” Tawar Anasya pada Gritee dan Skyra.
“Enggak deh Sya, gue sama Gritee mau ketemu Priska bentar.”
Anasya mengangguk, “Gue duluan ya guys, see you.” Anasya memberi kecupan jarak jauh, Gritee memutar kedua bola matanya.
“Duluan ya Sky, Tee.” Ujar Teo yang diangguki kedua gadis itu.
Sepeninggalnya pasangan itu, Gritee dan Anasya berjalan bersama menuju ruang Jurnal. Gritee membawa satu buah novel miliknya, karena rencananya dia mau pamer sama Priska.
“Gue udah baca sampai halaman 56. Agak kesel ya sama karakter Karin. Kenapa gitu jadi cewek ga peka banget. Mana lebih milih tidur dibanding diajak keluar sama Prema.” Ujar Skyra berkomentar. Gritee memandang cerah ke arah Skyra, “Ih lo udah baca!?”
Skyra mengangguk, “Novel lo bagus. Gue udah rekomen ke sepupu-sepupu gue. Katanya mereka otw beli,”
Gritee memeluk Skyra dengan erat. Skyra merasakan sesak, gadis itu berdecak.
“Jadi gak sabar pamer ke Priska!” Ungkap Gritee seru, keduanya kembali melanjutkan langkah menuju ruang Jurnal.
Ketika sudah berada disana, sasaran Gritee ternyata tengah duduk anteng dengan laptop yang setia ada di hadapannya. Gritee mendekati Priska, meletakkan novel bersampul biru itu di depan si ketua Jurnalistik.