☆[17]☆

680 90 0
                                        

"Hai Linda."

"Eh ka Reyhan."

"Pulang sekarang?"

"Iyaa nih hehe, kaka nungguin siapa? Apa ada kelas lagi?"

"Ngga ko, gue nungguin lo."

"Aku? Kenapa ka?"

"Hm ketaman kuy."

"Mau apa?"

"Yaa ngga mau apa-apa kita jalan-jalan aja biasalah."

Aku mendahuluinya jalan, dia mengejar ku.

"Kaka ngga bosen apa jalan mulu sama aku."

"Ngga gue malahan suka."

"Suka apa?"

"Suka lo."

"Hah?"

"Ngga lupain aja, yuk gue bawa mobil tuh yang itu."

"Wahh mobil baru yaa ka."

"Iyaa, ini khusus kalo gue mau jalan sama lo, jadi yang lain gak boleh naik mobil gue yang itu."

"Hah? Ko gitu sih ka?"

"Yaa ngga apa-apa terserah gue lah, yuk sini masuk." Dia membukakan pintu mobilnya, aku pun masuk.

~Skip kami pun sampai taman yang sering kami kunjungi, kami duduk dibangku sambil menikmati angin di sore hari.

"Udah jam 15:07 aja nih, eh Lin lo udah makan kan?"

"Udah ko."

"Oh oke, hm Linda gue mau tanya sama lo, hm boleh kan?"

"Boleh tanya aja ngga masalah ko."
Aku sedang asik melihat pemandangan di depan sana yaitu danau yang indah dan menikmati angin yang sejuk.

"Lo udah move on dari Sean kan?" Tanyanya tiba-tiba
Aku menengok ke sebelah kanan menatap wajah ka Reyhan, ka Reyhan juga sedang menatapku dengan tatapan serius.

"Kenapa kaka tanya gitu?"

"Hah? Ngga gue cuman nanya aja ke lo, lo udah move on kan dari Sean?"

"Ngga tau aku ngga yakin ka.." aku memalingkan wajahku kedepan.

"Lo masih cinta sama dia?"

"Iyaa.., ini juga aku lagi berusaha buat lupain ka Sean, tapi...aku ga yakin bisa lupain ka Sean."

"Hahhhh Linda dengerin gue,"
Dia mengambil tanganku dan menggengamnya erat, aku melihat matanya yang indah.  Tatapannya sungguh lembut dan tulus.

"Denger yaa bila takdir tuhan tidak memihak kepada kita, percaya deh, semua luka akan sembuh pada waktunya, semua sedih akan hilang dengan sendirinya, dan gue yakin lo pasti bisa move on dari Sean."

Aku tersenyum tipis lalu mengangguk, dia mengelus puncuk kepalaku lalu tersenyum.

Dia melepaskan ganggaman tangannya, pandangannya beralih melihat ke danau yang indah.

"Mungkin benar, level tertinggi mencitai adalah mengikhlaskan," ucap ku

"Iya..karena menpertahankan yang tidak ingin bertahan itu, sama saja menancapkan duri dalam hati sendiri iyakan?" Dia menoleh, aku mengangguk dan tersenyum.

"Iyaa ka..karena berjuang itu dilakukan oleh berdua bukan salah satunya."

"Nah itu kamu tau."

"Iyaa.., tapi..move on itu butuh proses yakan ka? Tapi..caranya gimana yaa?"

"Cari pengganti yang baru, misalnya gue gitu."

Aku menoleh kesamping sambil melihat muka tampannya.

"Ka!!.."

[ Ka Reyhan ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang