Masa lalu Hae In

766 124 11
                                    

Tiga Hari kemudian.

Luka tembakan yang di dapat Hae In sudah mulai membaik, Hae In juga sudah bisa melakukan olah raga ringannya yang tidak membutuhkan gerakan kuat di bahunya. Namun tetap saja tubuh atletisnya berkeringat hingga membuat Jisoo yang juga ikut olah raga di ruang gym tak henti hentinya ingin mimisan, telinga dan pipinya merah karena terus mengagumi betapa seksinya Hae In dengan kaos hitam ketat yang membungkus tubuhnya.

"Huffhh"

Hae In memperhatikan Jisoo dari pantulan cermin. Hae In senang Jisoo mengagumi tubuhnya, memang semua wanita akan suka dengan tubuh sehat dan atletis, terdengar agak cabul namun untuk Jisoo segalanya di perbolehkan,  hanya Jisoo yang boleh menggilai tubuhnya dan Jisoo hanya boleh menggilai tubuh miliknya. Pikir Hae In.

Jisoo terus mencuri pandang dan diam diam melirik Hae In, namun pada saat berikutnya Hae In juga meliriknya dan mata mereka kebetulan saling bertemu,  Jisoo langsung menunduk dan menghindari  tatapan Hae In setelah kepergok.

Hae In berjalan ke arah Jisoo dan berdiri di belakangnya. Jantung Jisoo tidak aman dan terus berdegup kencang.

"Apakah aku begitu menarik" bisik Hae In si telinga Jisoo,  nafas Hae In yang menerpa kulit leher Jisoo menggelitiknya hingga menimbulkan perasaan gugup.

"Jawab" tuntut Hae In.

Jisoo berbalik dan mendorong tubuh Hae In hingga sedikit mundur. Jisoo yang panik tidak mau menatap Hae In, mata Jisoo melirik kesana kemari dengan canggung.

"Aku hanya melihat sedikit mengapa kamu begitu keberatan?" kali ini Jisoo menatap Hae In tepat di matanya, berusaha agar terlihat normal.

Hae In menunjukan seringainya dengan satu alis di angkat. Jisoo tahu Hae In sedang mempermainkannya.

"Aku keberatan kamu melihat sedikit" ujar Hae In, lalu Hae ain sedikit menunduk dan memposisikan bibirnya tepat di dekat telinga Jisoo lalu di berbisik.

"Aku bisa menunjukan lebih banyak"

Jisoo menginjak kaki Hae ain. "Cabul"

Jisoo pergi dari ruang gym dengan pipi merona. Jennie mengerutkan keningnya saat melihat Jisoo keluar dari ruang gym lalu mendengar Hae ain tertawa.

"Ternyata kutub itu bisa tertawa juga" gumam Jennie.

"Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Kai.

Jennie enggan menjawab Kai,  tetapi jika tidak di jawab Kai akan menghukumnya dengan cara apapun. "Aku hanya ingin berolahraga,   namun sepertinya tempatnya sedang di pakai"

"Aku ada urusan dengan Hae In,  bisakah kamu tinggal di rumah bersama Jisoo"

"Kemana kalian pergi?" tanya Jennie penasaran.

Kai tidak menjawab Jennie,  dia meninggalkan begitu saja lalu pergi ke ruang gym untuk menemui Hae ain. Sejujurnya Jennie sangat kesal dengan Kai yang tidak ingin memberitahu kemana mereka akan pergi.

Tidak lama setelah itu kai keluar bersama Hae In.

-----------------

Di kamar.

Jisoo membasahi wajahnya dengan air dingin dengan harapan meredakan kemerahan dan panas karena salah tingkah di depan Hae In.

"Kenapa kemerahan ini tidak usai," Jisoo sangat kesal.

"Ayolah berhenti memerah," lanjut Jisoo.

Tok tok tok tok...

Tiba tiba pintu di ketuk.

mafia in love (Jisoo & Hae In)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang