not so straight

102 19 0
                                    

"kata gua ga seasin itu sih,"

"gua tau lu nganggur, tapi sampe sempet nyoba air laut? i'm impressed."

"ya kalo udah kenal sama lu kemungkinan besar gua ga bakal nemuin hal yang lebih asin lagi."

huft, these two.

"guys c'mon!" gue lagi lagi berhenti jalan cukup lama sampe mereka dah ga jauh tertinggal. dan pas balik nengok ke depan, ada orang familiar yang baru ninggalin ruang studio yang mau kita masukkin. spontan gue panggil,

"semi-san!"

anehnya dia ga balik badan, dan memutuskan buat langsung turun ke bawah. ga denger kah?

yah padahal gue mau denger pendapatnya soal perkembangan gitar gue.

eh iya, belum ngomong ya? gue yamaguchi, salam kenal.

"boleh gua yang liat?" tanya yang akhirnya berhasil nyusul.

"kak teru emang bisa gitar listrik?"

"pfft." nah yang ketawa itu tsukki.

"yak semua orang atau anak bayi sekalipun kalo liat ya bisa, apa gua salah?"

"lu secara tidak langsung nyamain diri lu sama anak bayi, dan lu ga sadar."

mulai-

"mulai mulai, lu bedua ga bisa hidup sehari tanpa debat atau gimana?" tiba tiba ada yang nyalip kak teru dan megang gagang pintu.

"lu sendiri ga bisa bertahan sehari tanpa ngedate sama makki?"

"ga usah bawa bawa cowo gua lu garem."

"huwaa yey mattsun temenin gue ngurus dua pala pirang ini!" dan kita pun masuk ruang studio.

"bentar kalo sound effect sedih sama seneng dicampur jadinya?" astaga kak teru.

gue nurunin tas gitar tepat pas mattsun nyeletuk. "eh tadi gua liat semi, ga ngajak?"

"iya kan? gue dah manggil, tapi ga direspon.. mikirin apa ya dia sampe ga denger?"

padahal biasanya dia selalu nungguin- atau lebih tepatnya kebablasan latihan sampe lupa waktu, ya karena sesuka itu sama musik.

"emang kayak gimana mukanya?"

"kek.. murung? kek orang kehilangan makna hidup aja gitu.."

"oh kek lu tsukki."

"yuji terushima i'm this close to losing it."

-

-

-

ctek ctek

"eita serius diem."

hening sesaat, gua pikir akhirnya bisa tentram. tapi harapan tersebut pupus saat ni anak ngubah posisi duduknya ngarah ke gua, dan tangannya ngelekat ke tangan gua. ditambah dia nyenderin kepalanya ke pundak gua. emang sih udah gada suara cetekan pulpen, tapi menahan keinginan untuk muntahin kertas kertas di depan gua ini sangatlah, sulit.

"gimana dong nishy.."

"gua dah berulang ulang kali bilang nama gua kawanishi. taichi. ga bisa pronounce kawanishi bener then stick with taichi." gua jelasin walaupun tau saat ini ga mungkin didengerin.

"..83," gumamnya.

"tadi lu bilang 82 tiga perempat perasaan"

"dua menit lagi 83."

ga tau apa yang kita bicarain? simpel aja, lu cukup cerdas buat ga musingin berapa banyak waktu yang berlalu saat lu ga berinteraksi sama mas crush. gua juga cukup cerdas sebenernya..

"14 seperempat.."

"hm, baru segitu."

ingin kutendang.

"mending lu beliin gua thai tea daripada kek mayat hidup di sini,"

gua takut di ujian selanjutnya dia berubah jadi zombie. ya bukannya pertama kali juga kelakuannya begini kalo lagi masa kasmarannya, tapi selama ini? iya baru pertama kali.

"ihh kan gua baru keluar, ga mauk."

mode bayi on.

"gua penasaran kalo shirabu ngeliat sisi lu yang ini reaksinya bakal gimana,"

duduknya langsung sigap.

eh ga lama kemudian meleyot lagi ke lengan gua, oke most of the time semi yang menjabat jadi mom of the group in our friendship, tapi pengecualian kalo udah berkaitan sama shirabu.

"orang yang tepat bakal nerima kita apa adanya."

"nah pertanyaannya, lu ada apanya?"

btw hp gua mana ya?

"denger sendiri kan lu fut? mulut ni cowok emang rada rongsok jadi tolong kasih manner lesson dulu."

"eh tapi dia bener lho,"

anjing

anjing

anjing

ANJING.

semi, ternyata dari tadi diem diem nelpon futakuchi lewat hp gua. kenapa harus dari hp gua anjing kan kalo gini gua keliatan ngesave nomornya arGH

"betewe fut, lu ga pernah ngangkat telpon gua tapi kok ngangkat telpon nishy? yang sejauh pengetahuan gua belom pernah tuh klean tuker nomer," gua ingin, bukan hanya menampol, tapi ngekick cowok rambut abu ini dari bumi. walaupun gua agak nunggu penjelasannya..

"eeeh nishy? dari kawanishi?"

"..."

tanpa gua sadar semi dah ngilang setelah pat pat kepala gua ngasih semangat untuk kelanjutannya. iya, dia langsung pergi setelah nama pertama gua disebut sama-

nama pertama gua...

futakuchi tau nama pertama gua darimana anjing

-

-

-

"pesenannya beneran kek gini?"

"yup, kemaren juga sama."

"hah serius?"

gue beralih dari cup minuman matcha paling termatcha yang pernah gue liat, ke cowok alias si pemesan yang duduk nunggu sambil main hp.

ini hari ketiga dengan orderan yang sama dari orang yang sama. apa kecepetan kalo gue lakuin sekarang? dunno, but why not give it a try.

"atas nama semi,"

anaknya ngedongak, berhubung kali ini cuma dia pelanggan di sini, dan berhubung itu namanya juga.

dia jalan ke depan meja kasir dan langsung bayar, with a small smile. kebetulan temen kerjaan gue pas pasan balik ke dalem. what a nice timing.

"any request?" tanya gue nunjukkin cup nya dan spidol di tangan.

"my name is fine,"

gue tulis namanya, "anything else?" dia ngegeleng dan ngangkat tangannya ke meja ingin ngambil minumannya, di saat yang sama saat gue tarik minumannya ke arah gue.

intinya ga ngebolehin dia buat ngambil.

"i'll get straight to the point, can i have your number semi?"

greysam - semishiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang