SATU

7 2 0
                                    

Dialog

Tokoh B : (mendesah pelan) "Kasihan ya Mi, si Adek."

Tokoh A : "Mau gimana lagi, udah takdir dia begitu."

Tokoh C : "Gimana kalo nanti sampai tua dia begitu terus, Mi?"

Tokoh B : "Mami nggak ada kenalan gitu yang anaknya mau dijodohin sama si Adek?"

Tokoh C : "Susah kali Mas, orang adek modelnya begitu. Ada yang mau aja kita udah sujud syukur banget."

Tokoh B : "Iya sih, udah jelek, pengangguran lagi. Kelar deh hidup si Bontot, Mi."

Tokoh A : "Begitu-begitu kan si Adek pinter masak, Mas. Bersih-bersih rumah, cocok lah jadi calon ibu rumah tangga yang baik, walaupun tampilannya begitu."

Tokoh B : "Mau nyari istri apa pembantu sih, Mi? Lagian kan cowok sekarang nyari yang cantik, Mi. ngurus rumah mah tinggal pake pmbantu."

Tokoh A : "Oh, jadi menantu Mami si Rika itu cuma modal cantik doang?"

Tokoh B : "Enggak lah, Mi. Dia mah paket komplit."

Tokoh C : "Bohong Mi, kalo paket komplit nggak mungkin dipaksa dulu baru mau nikah."

Tokoh A : (Menatap curiga tokoh B)

Tokoh C : "Terus gimana ntar nasib si Adek, Mi?"

Tokoh A :"Ada sih anak kenalan Mami, kerjaan anaknya dokter, ganteng lagi."

Tokoh C : "Ya, nggak gitu juga kali Mi kalo mau jodohin. Liat jugalah gimana posisi si Adek."

Tokoh B : "Iya, Mi. lagian mana mau dokter sama si Adek. Aku aja kalau mami jodohin sama modelan kayak Adek nggak bakalan mau."

Tokoh A : "Lah, terus gimana? Habisnya cuma temen mami yang anaknya dokter itu yang minta dicariin jodoh, temen yang lain anaknya udah pada ketemu jodohnya."

Tokoh C : "Bilang aja itu cita-cita Mami dulu, pengin nikah sama dokter, tapi dapatnya malah Papi."

Tokoh A : (menjitak kepala Tokoh C) "Kamu ini kalo ngomong nggak disaring. Kalo Mami nggak sama Papi. Nggak ada kalian di dunia ini."

Tokoh B : "Pokoknya jangan dokter deh, Mi. Aku takutnya nanti Mami yang malu. Si Adek kan banyak jeleknya dari pada bagusnya."

Tokoh A : "Lagian Mas sama Mbak nggak ada gitu teman yang bisa dikenalin sama si Adek?"

Tokoh B : "Bukannya nggak ada, Mi. Tapi kan teman-teman aku udah pada kenal gimana si Adek dan dari yang aku liat mereka nggak ada yang tertarik."

Tokoh C : "Sama Mi, aku juga gitu. Lagian kan teman aku banyakkan cewek, Mi. Dan mereka lurus semua."

Tokoh A : "Ya, Mami juga nggak maulah anak mami nikahnya sama cewek, Mbak!"

Tokoh D : (Sibuk menatap layar notebooknya sambil tersenyum manis menyaksikan adegan perkelahian di layar 11 inchi itu)

●●●●

Oke fix, hari ini tepat tanggal 24 Oktober aku berusia 24 tahun! Dimana dua tahun enam bulan yang lalu aku resmi menyandang gelar SE dari sebuah fakultas negeri di kotaku. Dan sejak saat itu sampai sekarang aku menganggur! Eum, aku tidak mencoba untuk berbangga hati atas status pengangguranku itu. Malah sejujurnya aku merasa miris ketika diam dan termenung mencoba melihat masa depanku dimana, hal itu aku lakukan dalam momen-momen tertentu saja, seperti saat ulang tahunku. Atau bisa dibilang aku memikirkan masa depanku setahun sebanyak 5 kali, mungkin atau 4 kali, entahlah. Aku tidak pernah menghitungnya. Bukan karena aku tidak ingin memikirkannya tapi aku hanya mencoba untuk tidak memikirkannya dan menikmati hari-hariku seperti air mengalir.

TerenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang