BAB 8

1.4K 34 0
                                    

Zach melihat Jasmine yang turun dari tangga. Tatapannya tajam dan wajahnya mengerang melihat pakaian yang dikenakan Jasmine.

"Kau merubah pesananku?" Tanya Zach kepada Mason. Asistennya itu menggelengkan kepalanya.

Zach mengeram ketika mengingat keahlian Jasmine yang merupakan designer. Pasalnya ia memesan gaun berwarna hitam tertutup dan bukan gaun hitam yang mempunyai belahan dada dan belahan paha.

Dengan rambut yang disanggul kepang menampilkan leher jenjang wanita itu. Zach sedikit mengernyitkan dahinya, bukannya kemarin ia membuat banyak tanda di sekitar leher itu, tapi kenapa cepat sekali hilang. Dirinya bukannya anak belasan tahun yang baru belajar membuat tanda. Zach tidak memusingkan itu, luka dikepala Jasmine yang sudah mengering pun berhasil tertutup rapih.

Jasmine tersenyum ketika berhenti di hadapan Mason dan Zach. Pria itu membalas senyuman itu namun buru-buru pudar saat Jasmine malah berjalan kearah Mason dan menangkup wajah Asistennya.

Mason yang terkejut meneganggkan rahangnya. Matanya melirik kearah tuannya yang yang wajahnya marah.

"Kau terluka? Dilihat dari lukanya. Orang gila yang pasti melakukannya. Pastikan diganti tiga kali sehari biar hidungmu cepat sembuh." Ujar Jasmine yang meliril sekilas Zach.

Mason memundurkan tubuhnya dan menunduk.

"Terima kasih atas perhatiannya, nona. Saya akan mengingat saran anda." Jawab Mason yang langsung berpamitan.

"Ehm! Aku yakin! Aku membuatnya banyak disekitar sini." Ucap Zach yang tiba meraih perut Jasmine dan kepalanya langsung masuk kedalam ceruk leher wanitanya.

"Kau kurang ahli." Sindir Jasmine yang melepas pelukan Zach. Jasmine lalu pergi meninggalkan Zach yang mengeram, sedangkan dirinya terkekeh membayangkan  ekspresi pria itu.

****
Sepanjang jalan Jasmine hanya memandang jalanan. Baik Zach dan Jasmine tidak ada yang memulai bicara. Hanya helaan nafas gusar Jasmine. Bagaimana tidak ia gusar sebentar lagi dia akan menyaksikan pria yang yang menemani dirinya berpuluh-puluh tahun akan menikah.

Tentu hal yang menyakitkan melihat orang yang sangat kita cintai lebih memilih orang lain dibandingkan dengan diri kita yang berjuang bersama-sama dengannya. Saat ini Jasmine tidak tahu harus berbuat apa, ingin menangis namun gengsinya terlalu besar. Apa lagi harus menangis dihadapan pria dingin dan kasar disebelahnya.

Lima belas tahun bukan waktu yang singkat untuk Jasmine dan Sammuel. Dan hari ini dirinya terluka lagi untuk sekian kalinya dan dengan orang yang sama.

Zach hanya memandangi dengan diam, ada rasa marah saat wanitanya memikirkan pria lain disaat dirinya ada disamping Jasmine. Namun dirinya tak ingin egois, lebih baik jasmine sakit hari ini dan segera melupakan pria itu, daripada dirinya selalu dipermainkan oleh laki-laki bajingan itu.

Mobil yang ditumpangi Zach dan Jasmine sudah berhenti di sebuah hotel bintang lima terlihat banyak orang sudah berdatangan.

"Mine." Panggil Zach.

Jasmine menoleh sejenak dan memalingkan mukanya lagi. Zach mengambil tangan kanan Jasmine dan menggenggamnya.

"Jangan tunjukkan kerapuhanmu dihadapan orang yang menyakitimu.

Jasmine melihat tangannya digenggam pria bertubuh gagah itu. Dan menatap manik matanya.

"Kau pikir aku selemah itu dan menangis di hadapanmu."

Zach tersenyum tipis. Mereka pun keluar dari mobil. Zach merangkul posesif pinggang Jasmine. Gadis itu melihat tangan Zach yang menyentuh tubuhnya tanpa izin.

Boss Mafia dan Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang