BAB 16

998 18 0
                                    

"Sandra!" Panggil Rose kepada wanita berdarah campuran Indonesia dan Meksiko. Sandra yang sedang menaruh makanan di meja makan menoleh kearah wanita paruh baya itu.

"Iya aunti." Jawabnya halus. Rose lalu duduk dikursi yang sudah disiapkan Sandra.

"Alfred dan Jasmine belum turun?" tanya wanita itu yang menatap lembut kearah Sandra.

"Alfred masih mandi dan Jasmine masih belum bangun." Rose menatap lagi Sandra yang sekarang menyiapkan omelet untuk dirinya. Rose lalu mengusap lengannya lembut.

"Duduklah!" perintahnya. Sandra melihat Rose dan kemudian menurutinya. Rose lalu menggenggam tangan Sandra lembut.

"Apa Alfred kasar padamu?" tanya Rose penuh perhatian. Pasalnya Alfred adalah sosok yang sangat dingin tidak semua orang bisa mendekati dirinya apalagi masalah cinta, pria itu sangat anti. Sandra adalah gadis yang sangat mengagumi Alfred sedari mereka kuliah hingga saat ini, walaupun pria itu selalu menyakitinya dan menganggapnya tidak ada.

Sandra tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

"Dia baik padaku. Walaupun dia masih tetap dingin dan aku bersyukur aku akhir-akhir ini semakin dekat dengannya." jelasnya.

"Hanya kau wanita yang dibawanya dan di perkenalkan kepada kami. Tapi melihat kalian yang tinggal bersama dan sudah satu ruangan sedikit menggangguku." ucap Rose takut gadis didepannya tersinggung.

"Kami tidak melakukan apapun."

"Aku pernah muda. Dan Alfred duplikat Bernard."

"Tapi...."

"Hey ladies! Kalian tidak bisa membantuku sedikit." ucap Jasmine yang keluar dari kamarnya sambil mendorong kopernya. Rose dan Sandra melihat Jasmine yang menuju kearah mereka dan duduk diseberang mereka.

"Kalian menceritakan kakakku tanpaku itu tidak seru." ucap Jasmine lagi sambil mengambil tiga helaian pancake dan menuangkan madu diatasnya.

"Yang lebih seru lagi adalah melibatkan orang yang menjadi topik didalamnya." sosor Alfred yang entah kapan muncul di belakang Sandra yang sudah membeku. Wanita itu pun hendak bangkit dari duduknya namun di tahan oleh Alfred.

"Duduklah disitu."

"Kau! pindah!" usir Alfred kepada Jasmine yang melotot ketika kakak sulungnya mengusirnya. Alfred menatap tajam dan dibalas dengan dengusan Jasmine. Sandra dan Rose terkekeh melihat tingkah keduanya.

"Kau ingin kemana?" Tanya Alfred.

"Minggat!" jawab spontan Jasmine.

"Sejak kapan orang ingin kabur pamitan dan juga sarapan bersama." Alfred menatap tajam kearah Sandra yang sudah menunduk takut sambil menghidangkan pancake untuk Alfred.

"Sejak sekarang."

"Gara-gara kau tidak jadi menikah kemarin? Kau merajuk?" toleh Alfred. Jasmine tersedak mendengarnya dan Rose segera memberi air putih.

Jasmine bukanlah merajuk namun dirinya marah dan kesal. Pasalnya dirinya seharusnya sudah menikah dengan si pembuat onar, Phillip. Namun pria gila itu hilang dengan alasan ada masaah dikantor cabangnya sehingga dia harus menunda pernikahan mereka. Seluruh media menyoroti kalau dirinya yang menjadi penyebab manusia bermuka tembok itu menunda pernikahan mereka.

"Aku tidak merajuk, lagian kali ini dia tidak akan menemukanku selama setahun."

"Kenapa lama sekali? Mom bilang satu minggu." celetuk Rose yang langsung mengigit bibirnya ketika Alfred menatap tak percaya.

"Mom!" protes Alfred

"Jangan salahkan, mom. Aku ingin membuatnya jera dan mom memberi solusi terbaik."

Boss Mafia dan Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang