Halo semuanya terima kasih udah baca cerita aku yanh jauh dari sempurna ink😆 makasih juga buat yg sudah vote dan comment (walaupun tak banyak hehehhehhe) tetap bersyukur... karena aku sadar, ceritaku masih sangat jauh dari tatanan kata yang rapih hahhahahahhaha...
Dahlah... kuy baca.... happy reading
Last chapter....
Jasmine membuka pintu kamarnya, ia lalu melempar sembarang sepasang high heels yang sedari tadi ia jinjing. Ia kemudian duduk di pinggir tempat tidur. Wanita itu lalu merenggangkan lehernya yang tegang sedari makan malam tadi. Makan malam yang sangat membosankan pikir Jasmine kala itu.
Tak lama terdengar deringan handphonenya. Ia pun menarik nafas ketika melihat nama Deniash di handphonenya. Pria itu pasti sedang bertanya tentang kencan buta yang mereka atur satu tahun ini. Jasmine sudah lebih dari lima kali menuruti kedua kakaknya untuk makan malam perjodohan yang mereka atur, dan semuanya bukanlah selera Jasmine.
"Kau sudah pulang?"
"Hmm."
"Bagaimana?"
"Dia baik tidak seperti sebelumnya."
"Baguslah! Aku berharap kalian bisa lanjut."
"Kak." Jasmine menarik nafasnya panjang. Deniash yang disebrang sana menghela nafasnya. Ia tahu apa yang dipikiran adiknya.
"Kakak tahu! Kau tidak suka diatur. Tapi sudah saatnya kau melupakannya dan ada masa depan yang harus kau pikirkan."
Jasmine tersenyum getir.
"Tanpa itu semua masa depanku masih baik-baik saja."
"J!"
"Good night, D." Jasmine menutup panggilannya dan ia pun menopang dahinya dengan kedua tangan. Ia lalu melihat walpaper smartphonenya. Di sana ia menggunakan photo USG anak pertamanya sebagai background, ia pun mengusap layar tersebut.
"I miss you, son." Jasmine menghela nafasnya dan kemudian beranjak dari kasurnya. Empat tahun berlalu banyak yang berubah dari hidupnya, dan sejak hari itu ia juga tidak melihat batang hidung Zach sampai detik ini.
"Selamat pagi, nona." Ucap pelayan di mansion Alfred ketika Jasmine baru sampai di kediamannya.
"Tuan dan nyonya menunggu di ruang makan."
"Thanks" Jasmine berjalan menuju ruang makannya. Ketika dirinya hampir sampai keruang makan, langkahnya terhenti ketika melihat seorang anak laki-laki berusia tiga tahun setengah berlari menujunya dan memeluk kakinya dengan erat. Jasmine menghentikan langkahnya dan menghela nafasnya pelan dan kemudian tersenyum ceria. Ia pun mensejajarkan tubuhnya dengan anak itu. Bocah laki-laki itu menatapnya senang, bocah bermanik abu itu mengelus rahang Jasmine lembut.
"Apa kabar boy? Tidurmu nyenyak?" Tanya Jasmine
"Baik! Mama. Ben tidur dengan paman Al." Ucap anak laki-laki itu.
Jika bertanya kenapa anak itu memanggil Jasmine mama? Jawabannya benar itu adalah anak yang dilahirkan oleh Jasmine tepat tiga setengah tahun lalu. Anak yang bernama Benjamin Salvator Aladric Phillip merupakan buah cintanya dengan Zach, dirinya tidak tahu dirinya mengandung Ben saat itu. Ia mengetahui dirinya mengandung saat dirinya pingsan saat acara empat bulanan Sandra dan tentu saja awalnya ia tidak menerima Ben ada di perutnya, mengingat apa yang sudah dilakukan Zach kepadanya dan keluarganya. Namun dirinya tidak ingin lagi kehilangan dalam hidupnya apalagi Ben tidak bersalah akan hal ini. Maka dari itu dirinya mencoba menerima kehadiran Ben meskipun wanita itu harus mengingat pria itu karena Ben sangat mirip sekali dengan Zach, dirinya hanya kebagian hidungnya saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boss Mafia dan Bad Girl
RomanceHidup Jasmine Angelica Dominic berubah 180 derajat ketika dirinya dijodohkan dengan Zacharian Leonardo Philips. Pria yang tak sengaja ia tolong dan sekaligus pria yang di bencinya saat itu juga. " Apa yang kau inginkan dariku, Philips?" " Tentu saj...