BAB 1

3.7K 50 0
                                    

Seorang gadis berambut panjang bergelombang, bermata besar, dan bertubuh seksi. Ia memiliki kecantikan bak dewi-dewi Yunani pada zamannya dulu. Kecantikan yang membuat kaum adam bertekuk lutut saat menatapnya. Namun, kecantikannya itu berbanding terbalik dengan tingkah lakunya yang terkenal sangat bar-bar. Tak heran dia selalu mendapatkan Image buruk dari semua orang. Seperti sekarang dirinya sedang diseret oleh dua pria berbadan kekar kiriman ayahnya. Gadis itu tak hentinya berontak dan berteriak sangat keras, semua karyawan di perusahaan ayahnya itu menggelengkan kepalanya dan tak sedikit mengabadikan moment saat ini.

"LEPASKANNNNNNNN AAAKUUUU!" Entah sudah teriakan keberapa? namun gadis berusia dua puluh tujuh tahun itu yang bernama lengkap Jasmine Angelica Dominic tetap tak menyerah untuk membuat gaung telinga kedua pria itu kesakitan.

Tubuh Jasmine terhuyung kedepan saat kedua pria kekar itu melepaskannya. Jasmine sontak membalikkan tubuhnya dan menunjuk kedua orang itu dengan berapi-api.

"Kalian berdua aku pecat!" makinya.

"Kau tidak bisa memecat mereka tanpa seizin dariku." ucap sebuah suara. Jasmine menarik telunjuknya dan mulutnya berkomat-kamit, kesal. Ia pun membalikkan tubuhnya lagi dan melihat ayahnya Bernard Antonius Dominic yang sedang duduk di kursi roda dengan selang oksigen dihidungnya, ibunya Rose Jenifer Smith yang berada dibelakang ayahnya, Alfred Alfa Dominic kakak pertamanya, dan juga Denias Rafael Dominic kakak keduanya.

"Kalian boleh pergi." perintah Bernard.

Kedua orang itu menundukkan kepalanya dan pamit undur diri.

"Apa tidak ada cara lain membawaku kesini tanpa menyeretku dan memalukanku?"

"Apa kau tidak ingat, adik kecil? kami selalu melakukan dengan cara baik-baik, tapi kau yang selalu berulah." ucap Alfred. Jasmine menatap sinis kearah kakak pertamanya itu.

Rose sang ibu menghampirinya dan mengusap kedua bahu sang putri. "Duduklah dulu. Kau pasti capek dan kehausan." Jasmine memalingkan wajahnya malas namun menuruti ucapan ibunya itu. Jasmine lalu duduk dengan kaki yang terbuka dan kedua tangannya bertumpu dikedua lututnya. Kedua kakaknya hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah adiknya yang tidak ada anggun-anggunnya di depan mereka.

"Alfred! ambilkan air minum untuk adikmu." perintah Rose. Alfred yang namanya disebut memutar matanya jengah. Dengan setengah hati ia mengambil air minumm untuk adiknya itu dan menyodorkan secara kasar kepada Jasmine.

Jasmine menyambutnya kasar dan meminumnya dengan sekali teguk. " Baiklah cepat katakan! aku sudah dihadapan kalian dan sudah dikepung disini." ucapnya tak sabar.

Bernard tersenyum melihat putri semata wayangnya itu, ia pun meminta istrinya untuk mendorong kursi rodanya mendekat kearah Jasmine.

"Kau tidak merindukann pria penyakitan ini, Little Girl?" Jasmine memutar bola matanya malas. Selalu kata-kata ini yang diucapkan oleh ayahnya untuk meluluhkan hatinya. Dia akui beberapa kali dirinya luluh akan kata-kata magis ini namun tidak kali ini.

"Aku tidak akan luluh kali ini, Papa." jawab Jasmine lembut.

"I know. Tapi ini wasiat kakek dan juga keinginan terakhirku."

"Kenapa harus Jasmine, Papa? Bahkan Alfred belum juga menikah dan sibuk mengawini kertas-kertas dihadapannya, begitu pula Denias yang suka menebar benih dengan jalang-jalang diluar sana." tunjuk Jasmine kesal membuat Alfred dan Denias membulatkan matanya.

"KAU!!" ucap mereka berdua kompak.

"APA? Aku benarkan?"

Rose mengusap punggung anaknya itu.

"Sayang! Papa dan mama tahu kamu tidak setuju atas usul ini tapi perjodohan ini sudah ada jauh sebelum kamu lahir."

"Grandpa felix dan Grandpa Orlando adalah..."

Boss Mafia dan Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang