PART 11 - Sekolah Baru

23 5 2
                                    


Bunyi alarm dari kamar kak allsya berdering dengan kencang, tanganku meraba sekitar nakas mematikan alarm tersebut lalu melanjutkan tidur ku lagi. Karena rasa kantuk membuat ku malas untuk sekedar melirik jam berapa.

Tubuhku seperti bergoyang ke kanan dan kiri dengan sendiri nya, apakah ada gempa? Perlahan lahan aku membuka kedua mataku berusaha menyesuaikan cahaya yang masuk melalui retina mata ku.

Kak allsya berdiri di hadapan ku seraya bertolak pinggang, muka nya memerah seperti tomat. "Loh kakak sakit? Muka nya merah" tanya ku heran.

Kak allsya mendengus lalu menjitak kepalaku membuat ku meringis kesakitan "awww sakit tau kak" ucapku seraya mengelus elus kepala ku.

" Ini muka kakak merah karena marah bukan sakit" aku hanya ber oh ria.

Kak allsya berjalan menghampiri lemari, tengan nya tergerak menggeser kesamping pintu lemari untuk membukanya. Alis ku mengkerut melihat kak allsya mengeluarkan baju seperti seragam sekolah beserta tas nya.

"Ayo cepat siap- siap bentar lagi kamu berangkat sekolah" mulut ku menganga lebar, sekolah? Oh ayolah kenapa terlalu mendadak sekali. "Kenapa sekarang sih kak?" Protesku sembari mengerucutkan bibirku.

"Lah kamu gak mau sekolah?" Aku memutar bola mata ku bosan " iya mau tapi gak mendadak juga lah"

Kak allsya mengangkat jari telunjuk nya lalu menempelkan nya ke bibir mengisyaratkan aku untuk diam "udah cepet harus sekarang intinya karena kakak udah persiapin semuanya"

Aku menghela nafas pasrah, segera aku turun dari ranjang lalu berjalan ke kamar mandi untuk bersiap-siap.

10 menit kemudian aku keluar dari kamar mandi menggunakan seragam sekolah baru ku. Aku menatap diriku dalam pantulan cermin. Baju kemeja putih lengan pendek dengan lambang logo sekolah berada di kantong sebelah kiri, dasi yang berwarna abu-abu dilengkapi dengan sedikit hiasan berbentuk pita diatas nya serta rok pendek selutut yang agak mengkerut dan mengembang berwarna abu-abu serasi dengan dasi nya.

Setelah dirasa penampilan ku sudah sempurna, aku pun pergi menuju lantai dasar menghampiri kak allsya yang sudah menunggu ku.

*****

Mulutku sedari tadi tak berhenti berdecak kagum melihat bangunan di hadapanku, lebih tepat nya sekolah baruku. Bangunan tinggi dan megah dengan 3 lantai berwarna biru sesuai warna kesukaan ku.

Aku mendongak keatas melihat gerbang sekolah dengan bertuliskan "SMA MERPATI" itulah nama sekolah baruku dan aku murid pindahan disini karena aku memulai belajar disekolah ini dari semester 3 di bangku kelas 2.

Aku memasuki gerbang sekolah. Selain aku, banyak siswa dan siswi yang berlalu lalang tapi tidak ada satupun yang menyapa ku. Hmm aku rasa itu hal yang wajar karena mereka tidak mengenal ku.

Aku mengitari jalan menuju kelasku sembari mata ku melihat sekeliling gedung sekolah ini.

Tak sampai lama aku berjalan, hingga akhirnya aku sampai di sebuah kelas yang tertampang tulisan "kelas 2A"

Pintu kelas terbuka, aku pun berjalan memasuki nya. Semua pasang mata menatap ke arah ku membuat ku menjadi gugup.

"Eumm..h-hallo semua nya, perkenalkan namaku Sabrina, aku murid pindahan di sini" sapaku pada mereka sembari menundukkan kepalaku malu.

Hening

Tidak ada yang menyahuti ku, aku meremas jari ku gugup.

"Hayyieee rina salam kenal gue Anggi"

"Wuihh ada anak baru"

"Sini- sini duduk sama gue aja"

"Halah modus lo mentang-mentang ada anak baru cantik"

Aku mengangkat kepalaku, tersenyum senang melihat kehadiran ku seperti nya di terima disini. Tak berselang lama seorang laki laki dengan membawa buku di tangannya pun masuk.

"Selamat pagi semua"

"Pagi pakk" jawab mereka serempak

Bapak tersebut menoleh ke arah ku lalu tersenyum "baik, untuk eumm.. siapa nama kmu?" Tanya nya

"Sabrina pak"

"Baik Sabrina, nama saya toni dan saya wali kelas disini silahkan kamu duduk di bangku tengah sebelah sana ya" aku mengikuti arah pandang yang di tunjuk oleh pak toni lalu mengangguk.

"Terima kasih pak"

Aku berjalan menghampiri bangku tersebut "haii gue izin duduk disini ya"

"Oh iya silahkan" Gadis dengan rambut coklat yang dikepang serta memakai kaca mata itu pun balas tersenyum kearah ku.

"Oh ya kenalin nama gue Rasya" ucapnya secara tiba-tiba sembari mengulurkan tangan nya.

"Gue Rina" balasku dengan menjabat tangannya.

"Moga bisa berteman dengan baik" aku hanya mengangguk dengan tersenyum.

" By the way.... Lo sakit kah? Kok pucat banget muka nya" aku mengambil cermin kecil dari dalam tas ku lalu menatap muka ku lewat pantulan cermin, meringis malu memang muka ku seperti mayat yang pucat pasi padahal sudah aku tutupi dengan bedak serta liptint.

"Rin lo beneran gapapa?"

"Egh?" Mataku mengerjap lalu menggeleng "gapapa kok" huft andai saja dia tau hal ini karena ulah setan sialan itu yang terus menerus mengganggu jam tidurku.

"Baik anak anak buka buku kalian bab 2 kita akan bahas hari ini"

Suara instruksi dari pak toni membuat kami semua fokus menatap kearah depan. Semua murid pun sibuk mengeluarkan buku dari dalam tas mereka masing-masing.

*****

Dari kejauhan, seseorang memperhatikan interaksi Rina dengan Rasya, ia mengepalkan tangan nya kuat kuat untuk meredam emosi nya karena melihat kehadiran Sabrina di sini. Sorot matanya menatap tajam ke arah Rina seakan ingin menelan nya hidup-hidup detik ini juga.


🍁🍁🍁🍁🍁

Hayyieeee guys

Jangan lupa votment nya ya ☺️

See you next part❤️

Sixth Sense (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang