SABRINA POV
Setelah memegang sepatu itu, kepala ku merasa pening lalu setelah nya cahaya putih yang sangat menyilaukan datang menghampiri ku, spontan aku menghalangi nya dengan kedua telapak tangan ku.
Begitu cahaya nya menghilang, aku mengintip melalu celah tangan ku. Terbelalak kaget begitu menyadari diriku berpindah tempat.
Mataku menelisik sekitar lalu beralih pada tubuhku. Apa-apaan ini? Dimana tempat ini? Kedua kaki ku melangkah dengan sendirinya. Entah mengapa tempat ini terasa familiar sekali.
Aku menjentikkan jari ku begitu mengingat sesuatu, ini rumah Dina.
"Kamu mau ngadain acara hari ulang tahun pernikahan kita dimana sayang?" Suara seseorang dari arah belakang membuat ku terlonjak kaget.
Spontan aku menengok ke belakang, rupanya suara itu berasal dari suami Dina.
Aku celingak-celinguk mencari tempat persembunyian sebelum suami Dina menyadari kehadiran ku disini.
Terdapat celah kecil di bawah laci meja rias, langsung saja aku menyembunyikan diriku disana dengan posisi meringkuk. Kemudian menggeser kursi meja rias untuk menutupi tubuh ku yang sedang bersembunyi.
Dina datang dengan membawa secangkir kopi lalu meletakkan nya diatas nakas.
Terlihat Dina sedang sibuk merapihkan dasi yang dikenakan suami nya, sedangkan suami nya itu tengah memeluk mesra pinggang Dina sembari tersenyum manis.
Aku termenung sesaat, merasa bingung akan situasi ini. Apakah Dina hidup kembali? Atau kah ini tentang kehidupan Dina sebelum tiada? Ahh memikirkan itu semua membuat ku bertambah pusing, lebih baik aku memperhatikan dan mendengarkan percakapan mereka.
"Gimana kalau tema nya outdoor?" Tanya Dina yang di jawab anggukan kecil oleh suami nya
"Mas Arion mau kan?" Ahh rupanya nama suami Dina itu Arion, aku manggut-manggut kecil.
Arion terkekeh "tentu saja mau dong sayang nanti aku yang persiapkan semua nya ya" tangan nya terulur membelai lembut pipi Dina lalu menelusup ke arah belakang leher Dina, kemudian menarik tengkuk nya agar mendekat hingga bibir mereka saling tertaut.
Aku melebarkan mataku terkejut seraya menutup kedua mata ku rapat-rapat.
"Astaga Rina mata lo udah gak suci lagi" aku merutuk dalam hati sembari meringis pelan "bisa dewasa sebelum waktunya ini mah" batin ku dengan menghembuskan nafas kasar.
Suara langkah kaki seseorang membuat ku membuka ke dua mataku. Jantung ku mencelos begitu melihat Dina berjalan kearah ku yang artinya ia akan melihat kehadiran ku disini.
Aku menggigiti kuku jari ku gugup, apakah aku akan ketahuan? Namun bagaimana cara nya aku melangkah keluar disaat Dina sudah hampir sampai di hadapan ku.
Dina mengambil sesuatu dalam laci nakas nya. Aku semakin meringkuk kedalam dengan membekap mulutku takut ketahuan.
Setelah menemukan barang yang ia cari, Dina berbalik badan menghampiri suaminya kembali lalu mereka berdua pergi meninggalkan kamar.
Kini diriku bisa bernafas lega, segera aku merangkak maju untuk keluar dari tempat persembunyian ini. Meraup sebanyak mungkin oksigen karena merasa sesak berada di tempat tadi.
Seperti hal nya tadi, cahaya putih tersebut tiba-tiba muncul membuat ku refleks menutup kedua mata ku.
Begitu membuka kedua mataku, kini diriku sudah berpindah ke tempat yang berbeda.
Aku melongo tak percaya, apakah aku punya ilmu teleportasi? Sorot mata ku mengamati sekitar. Tempat ini seperti toko butik. Dari kejauhan, aku melihat Dina sedang memeluk leher mama nya dari belakang dengan raut wajah bahagia.
"Maa besok aku fitting baju buat acara ulang tahun pernikahan aku sama mas Arion" Dewi yang mendenger suara antusias putri nya pun ikut tersenyum. Kemudian ia menarik salah satu laci yang berada disampingnya lalu mengeluarkan sebuah kotak lumayan besar yang sudah di hiasi pita lantas memberikan nya kepada Dina.
"Apa ini ma?" Tanya Dina heran. Aku berjalan mendekati mereka, ikut melongok kepada hadiah yang di berikan oleh Dewi untuk Dina. "Buka aja sayang itu hadiah khusus dari mama di hari ulang tahun pernikahan mu"
Dina melebarkan matanya terkejut, detik berikutnya ia berteriak senang seperti anak kecil sembari mencium pipi Dewi membuat Dewi terkekeh.
Ternyata itu sebuah sepatu kaca yang di berikan sebagai hadiah dari Dewi. Dina yang merasa sangat bahagia itu pun refleks memeluk mama nya lagi dengan erat, sesekali mencium pipi mamanya. "Makasih banyakk mama ku yang paling tersayang"
"Kamu suka hadiah nya?" Tanya Dewi yang di jawab anggukan antusias oleh Dina.
Dewi menepuk nepuk sisi kiri sofa menyuruh Dina untuk duduk di samping nya. Ia mengusap lembut puncak kepala Dina sembari tersenyum hangat "kamu secinta itu sama Arion?"
Dina menunduk dengan senyuman kecil yang menghiasi wajah nya, pikiran nya menerawang memikirkan pertemuan nya dengan Arion hingga mereka bisa menikah.
"Dia itu orang nya penyayang, sabar banget sama tingkah ku yang seperti anak kecil" kepala nya menoleh kesamping memandang Dewi "itu yang bikin aku jatuh cinta banget sama dia" lanjut nya.
Aku yang sedari tadi sibuk mendengarkan hanya memasang raut wajah melongo tak mengerti seraya menggaruk tengkuk ku yang tak gatal. Seperti nya diriku sudah terlalu lama berada disini. Aku ingin kembali ke rumah ku
Tanpa berpikir panjang, aku berbalik badan pergi meninggalkan ruangan ini lalu berlari mencari jalan keluar.
Aku berhenti sejenak mengatur tempo nafasku sembari mengernyit heran. Mengapa aku tidak menemukan pintu untuk keluar? Sejauh aku berlari aku hanya akan kembali ke tempat ini.
Tempat dimana Dina dan Dewi masih sibuk berbincang. Apa yang coba Dina tunjukan padaku melalui gambaran masa lalu nya ini?
Kepala ku seperti berputar putar, merasa pusing akan semua ini. "Dinaaa" panggil ku namun Dina tak merespon, ku pikir karena jarak nya yang terlalu jauh hingga Dina tak mendengar nya.
Oleh karena itu, aku pun berjalan menghampiri nya "dinaaa" panggil ku sekali lagi namun ia tak merespon apapun. Jangan kan merespon, sekedar mendengar panggilan ku saja seperti nya tidak.
Aku menghela nafas berat. Tak berselang lama, cahaya putih datang kembali menyilaukan mataku. Seperti nya kali ini aku akan berpindah tempat lagi seperti sebelumnya atau kah aku akan kembali pulang?
🍁🍁🍁🍁🍁
Hayyieeee guys
Jangan lupa votment nya ya ☺️
See you next part❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Sixth Sense (On Going)
HorrorSabrina Elvina putri....gadis cantik dan periang berusia 16 tahun pernah mengalami kecelakaan yang menyebabkan ia koma beberapa tahun. Akibat kecelakaan itu, Sabrina dapat melihat dan berkomunikasi dengan makhluk tak kasat mata. Hidupnya berubah men...