PART 21 - Ada Apa Dengannya?

35 4 20
                                    

Elvan duduk santai di bangku taman belakang sekolah, hembusan angin di pagi hari menerpa wajahnya. Ia menarik nafas dalam-dalam sembari memejamkan matanya lalu menghembuskan nya perlahan berusaha menghirup oksigen segar di pagi hari.

"Sayangg ayo ishh masuk kelas udah mau ujan" terdengar suara seseorang membuat kegiatan Elvan yang sedang santai menjadi terganggu. Elvan berdecak kesal lantas sorot matanya menelisik sekitar.

Matanya menyipit begitu melihat kehadiran seorang cowok dengan tampang wajah memelas sedang berusaha membujuk seorang gadis yang tengah memandang bunga di taman ini.

"Nanti dulu sayang ini liat deh bunga nya cantik ya" ucap gadis tersebut dengan riang. Elvan mengernyit berusaha mengingat sesuatu, suara mereka terasa familiar sekali baginya.

Elvan beranjak bangun lalu berjalan menghampiri mereka lebih dekat.

"Tapi ini mendung sayang ayo masuk, kenapa sih kamu suka banget bunga?" Gadis itu menoleh kebelakang membuat Elvan terkejut karena nya.

Dia.....Elvan sangat ingat sekali wajah itu. Wajah gadis yang pernah muncul dalam mimpinya. Kepalanya melirik seseorang yang berada di sebelah gadis tersebut. Cowok yang sedang bersama gadis tersebut sangat mirip dengan orang yang selalu muncul dalam mimpinya.

"Dia Rico dan Nesya" gumam Elvan

Mengapa mereka ada di sekolah ini? Apa mereka murid disini? Pertanyaan pertanyaan tersebut muncul dalam pikiran nya.

Elvan terkejut, masih tak percaya kalau ia bertemu mereka lagi, namun apa kaitannya dengan dirinya? Elvan menundukkan kepala nya berusaha mengingat dengan jelas akan sesuatu.

"Pengen jadi bunga aja biar di sukain banyak orang" Elvan mendongak begitu mendengar suara gadis tersebut mengalun indah di telinga nya.

Rico berlari ingin menerjang Nesya dengan sebuah pelukan, namun belum sempat dia memeluk Nesya, justru Nesya menyingkir ke sisi kiri membuat Nico jatuh tersungkur di atas rumput.

Melihat hal tersebut, membuat Nesya tertawa. Merasa di kerjai oleh Nesya, Rico pun bangkit berdiri lantas mengejar Nesya yang berlari menghindar nya. Tawa kebahagiaan mereka bergema didalam telinga Elvan.

Mereka berlari sembari bercanda dan tertawa bersama dengan mengitari tubuh Elvan seakan Elvan hanyalah angin lalu yang tak nampak dimata mereka.

Elvan memegangi kepalanya yang terasa pusing, bagaimana tidak? Mereka terus berlari mengitari nya sembari tertawa. Tiba-tiba tubuh nya merasa lemas hingga membuat kesadaran nya pun hilang.

*****

Elvan terbangun begitu mendengar suara kicauan burung yang mengusik tidur nya. Ia merubah posisinya menjadi duduk lalu melirik sekilas kearah jam di dinding.

Elvan termenung sembari memegangi kepalanya bingung. "Gue mimpiin mereka lagi? Sebenernya siapa mereka?" Ia menggeleng pelan. "Gak usah mikirin mereka Elvan" gumam nya. Karena waktu terus berjalan, Elvan segera bersiap diri pergi ke sekolah.

*****

Elvan berjalan santai di koridor sekolah menuju kelas nya seraya sebelah tangan nya ia masukan kedalam saku celana.Koridor terasa sepi sekali mengingat ia berangkat pagi-pagi sekali.

Di pertigaan jalan, Elvan bertemu Rina yang berjalan dengan lesu membuat Elvan mengernyit heran.

Elvan membuka mulut nya hendak memanggil Rina. Namun, seakan sadar dengan kehadirannya, Rina hanya melirik Elvan sekilas lantas melengos pergi begitu saja.

Elvan mengerjap bingung. Ia hanya berpikir bahwa Rina sedang terburu buru ingin melakukan sesuatu.

Saat sampai di kelas, Elvan duduk perlahan dikursi nya dengan pandangan seperti orang linglung. Melihat hal itu membuat Nathan merasa heran.

Sixth Sense (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang