PART 9 - Demam

29 5 5
                                    

Author POV

Matahari mulai menampakkan sinarnya semakin tinggi. Allsya sudah siap dengan pakaian kantor nya. ia pun menaiki anak tangga untuk menemui adiknya.

Allsya membuka kenop pintu kamar Rina dengan pelan, mengernyit heran karena kamar adik nya sangat gelap. Ia pun berjalan menuju jendela balkon kamar Rina lalu membuka nya dengan lebar membuat cahaya matahari memasuki kamar Rina sehingga menjadi terang.

Allsya mengedarkan pandangannya mencari keberadaan adiknya, terkejut melihat adik nya tertidur dilantai dengan posisi meringkuk.

Allsya langsung menghampiri adiknya, menepuk pelan pipinya agar adiknya terbangun. "Rina bangun Rina kok kamu tidur di lantai"

Rina diam tak bergeming membuat Allsya merasa bingung. Ia pun menempelkan punggung tangan kanan nya pada dahi Rina, terbelalak kaget saat merasakan suhu tubuh Rina sangat panas.

"Bik Imahh, bibiiiiii" Allsya berteriak memanggil Bik Imah dengan panik.

Bik Imah datang dengan napas terengah-engah, terkejut melihat keadaan majikan muda nya terbaring dilantai "lohh Rina kenapa?"

Allsya menoleh kearah Bik Imah "Rina demam bi, tolong bantu aku angkat ke atas kasur" Bik Imah mengangguk lalu ia pun dan Allsya berusaha mengangkat tubuh Rina lalu membaringkan nya di atas ranjang.

"Bik tolong ambilkan air es dan handuk kecil bi"

"Baik non Allsya"

Allsya memutar bola matanya malas "bibi aku kan udah bilang panggil aku Allsya aja gausah pake embel-embel non atau apalah itu ya" ucap Allsya dengan tersenyum manis.

Bik imah merasa senang bisa mendapatkan majikan yang sangat ramah serta sopan pada nya. Ia mengangguk lalu turun ke lantai dasar untuk pergi ke dapur mengambil barang-barang yang dibutuhkan Allsya.

"Aaaaa pergi jangan ganggu akuuu" Allsya tersentak mendengar teriakan Rina disertai dengan tangan nya yang menepis tubuh Allsya dengan kasar.

Allsya berusaha membangunkan Rina dengan bibir yang terus berucap kalau ia kakak nya "Rina ini kakak, kamu kenapa si?" Allsya mengguncang tubuh Rina karena adik nya ini seperti orang mengigau.

Rina terbangun dengan napas terengah-engah, melirik kesamping tempat Allsya menatap nya dengan khawatir.

"Rina kamu kenapa?" Mengabaikan pertanyaan kakaknya, Rina langsung memeluk Allsya se erat mungkin membuat Allsya terkejut.

"Kak a-aku ta..kut kak" lirihnya dengan air mata yang sudah mengalir membasahi pipi nya.

"Heyy tenang kakak disini" Allsya mengelus-elus punggung adiknya berusaha menenangkan nya setelah nya ia pun melepaskan pelukannya lalu menatap Rina dengan tatapan bertanya "Sekarang cerita sama kakak, kamu takut karena apa?" Tanya Allsya dengan lembut.

Rina menarik napasnya dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan. Lantas ia pun mulai menceritakan semua nya kepada Allsya dimulai dengan bertemu seorang kakek saat terjebak dilorong dimensi roh jahat, tentang konsekuensi akan kemampuan dan seseorang yang akan membantu dirinya serta saat dirinya melihat penampakan hantu yang sangat menyeramkan.

Semua nya ia ceritakan kepada Allsya tanpa ada yang dikurangi atau melebihkan ceritanya.

Allsya mendengarkan semua nya dengan baik, kadang ia mengernyit bingung saat Rina bercerita tentang kakek tersebut. Kadang juga respon nya terkejut saat cerita Rina bertemu dengan hantu.

"Apa? Kamu punya kemampuan semacam indra ke 6?" Rina mengangguk lemah membuat Allysa membulatkan kedua mata nya.

"Terus gimana kak? Aku takut banget"

Sixth Sense (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang