Sudah seminggu berlalu semenjak Rina pergi mendatangi rumah Dina. Selama itu pula ia selalu membuntuti Elvan kemana pun Elvan pergi. Rina melakukan nya bukan tanpa alasan, semua ia lakukan semata-mata ingin menghindari arwah Dina yang masih mengganggunya.
Sedangkan Elvan sendiri merasa muak, setiap harinya ia harus selalu menahan diri dari amarah karena kehadiran Rina. Bagaimana tidak? Dirinya sudah bersembunyi dari pandangan Rina entah pergi ke rooftop, perpustakaan, uks ataupun berdiam diri di kelas selama jam istirahat. Tetapi anehnya Rina selalu bisa menemukan keberadaan nya, seolah Elvan memiliki mata-mata yang selalu mengikutinya.
Elvan sendiri selalu bersikap ketus dan galak terhadap Rina. Cara apapun sudah Elvan lakukan untuk mengusir gadis tersebut dalam hidupnya. Di usir tak mempan, dimarahin malah semakin aktif menyentuh nya. Kalau boleh jujur, Elvan benci skinship karena dirinya merasa risih akan hal itu.
Disisi lain, Nathan selalu datang membantu Rina dikala Rina diusir secara kasar oleh Elvan. Nathan pikir, kalau temannya sudah kelewatan terhadap seorang gadis. Maka dari itu dia selalu menemani Rina jikalau Rina merasa ketakutan akan hantu. Sebenernya Nathan juga sama seperti Elvan, yang tidak memercayai hal mistis akan tetapi dirinya tidak seperti Elvan yang secara terang-terangan menghina ucapan Rina. Karena hal itu lah juga yang membuat Rina dan Nathan semakin akrab satu sama lain.
Elvan yang sudah kehabisan cara untuk mengusir Rina, membuat ia menyerah dan membiarkan saja Rina bertingkah semakin gila di dekatnya. Ia memilih mengalah.
Masa bodo dengan cibiran beberapa murid-murid disekolah yang membuat rumor bahwa dirinya berpacaran dengan Rina.
Seperti saat ini, Rina memasuki kelas Elvan untuk menghampirinya. Nathan sudah Rina usir untuk pergi keluar sejenak agar Rina bisa duduk di samping Elvan sembari memandang nya dengan senyum teramat manis yang Rina punya.
"Jadi Elvan lo mau gak anter gue nanti pulang?" Elvan memutar bola matanya jengah, andai saja Rina seorang cowok pasti ia sudah memberikan nya pukulan maut dengan buku paket super tebal seperti yang ia selalu lakukan pada Nathan jika Nathan mengusiknya.
"Pergi dari hadapan gue" tekan Elvan dengan menatap sengit kearah Rina.
"Apa? Kalian dengar itu semuanya? Elvan ngajak gue dinner selepas pulang sekolah guysss" teriak Rina mengarang cerita membuat seisi kelas heboh memberikan mereka pujian serta ucapan selamat.
Elvan melongo tak percaya, mulut nya menganga lebar. Ia berdecak jengkel seraya mengacak-acak rambut nya frustasi. Apa-apaan ini? Rina sudah keterlaluan.
Merasa marah, Elvan beranjak bangun lantas menarik pergelangan tangan Rina, membawa nya pergi keluar kelas. Sedangkan Rina terkejut secara tiba-tiba Elvan mengajak nya menyusuri koridor sekolah menuju gudang.
Setelah sampai di depan pintu gudang, Elvan menghempaskan tangan Rina dengan kasar. Dirinya sengaja memilih koridor ini untuk berbicara langsung dengan Rina tanpa ada yang memperhatikan mereka.
Rina perlahan berjalan mundur seiring Elvan yang melangkah maju mendekati nya. Rina terus menerus mundur karena ia merasa takut akan tatapan intimidasi dari Elvan hingga membuat punggung nya membentur dinding.
Sial! Rina merasa dirinya terkunci rapat, tak ada celah untuk nya melarikan diri.
Elvan menatap lekat kearah Rina, pancaran mata nya menunjukkan bahwa ia sangat marah namun sebisa mungkin ia tahan. Tangan kiri Elvan terulur menyentuh permukaan dinding disamping kepala Rina untuk menyangga tubuh nya menyudutkan Rina. Kepala nya sedikit menunduk, menyesuaikan dengan tinggi Rina yang berada di bawahnya agar bisa melihat wajah Rina lebih jelas.
"El-Elvan lo mau nga--" tenggorokan Rina mendadak terasa kering karena rasa gugup nya akan posisi mereka yang sangat dekat sekali. Jika dilihat sekilas, maka pandangan orang-orang akan berpikiran mereka sedang berciuman dengan posisinya yang seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sixth Sense (On Going)
HorrorSabrina Elvina putri....gadis cantik dan periang berusia 16 tahun pernah mengalami kecelakaan yang menyebabkan ia koma beberapa tahun. Akibat kecelakaan itu, Sabrina dapat melihat dan berkomunikasi dengan makhluk tak kasat mata. Hidupnya berubah men...