PART 6 - Siapa Dia?

26 5 0
                                    


Waktu bergerak begitu cepat, langit mulai berubah warna menjadi hitam. Lampu-lampu di sekitar taman dan jalanan mulai dinyalakan sebagai sumber penerangan.

Aku duduk termenung dibangku taman, masih memikirkan kejadian tadi. Satu pertanyaan yang selalu muncul di benak ku "kenapa aku bisa melihat hantu?"

Padahal sebelumnya aku tidak pernah melihat makhluk tak kasat mata. Jangankan untuk melihatnya, sekedar merasakan kehadiran nya saja aku tidak pernah.

Tapi mengapa semua nya berubah dalam sekejap semenjak aku koma? Ada apa dengan diriku sebenarnya? Ahh memikirkan semua itu membuat kepala ku pening.

Aku mendongakkan kepala ku menatap langit. Suara petir mulai terdengar di telingaku. Hembusan angin yang kencang dimalam hari membuatku merasa kedinginan. Mungkin akan turun hujan, pikirku.

Aku beranjak bangun untuk pulang ke rumahku sebelum kakakku sampai dirumah terlebih dahulu.

Sesekali aku menggosokkan kedua telapak tanganku untuk menghangatkan nya.

Aku berjalan dengan pelan, merasa heran karena suasana disekitar jalan ini terasa sunyi sekali. Heyy kemana semua orang yang berada di taman tadi? Cepat sekali mereka kembali ke rumah masing-masing.

Aku hanya mengedikkan bahu ku acuh, aku tetap berjalan dengan bersenandung kecil, entah kenapa perasaan ku tiba-tiba merasa tidak enak.

Tiba-tiba hujan turun dengan derasnya membuat ku terkejut, spontan aku berlari mencari tempat teduh sembari melindungi kepala ku menggunakan telapak tangan kanan ku agar tidak terlalu kehujanan.

Aku berhenti sejenak untuk berteduh didepan warung yang sudah tutup. Aku menghela napas panjang menunggu sendirian disini, ingin pulang tetapi hujan turun dengan deras membuatku mengurungkan niat ku.

Ditengah lamunan ku melihat air hujan, aku merasa hawa dingin menjalar keseluruh tubuhku. Bukan hawa dingin karena faktor cuaca, melainkan hal lain membuat bulu kuduk ku merinding.

Aku berusaha mengabaikan hawa ini dengan pikiran yang terus berpikir positif.

"Tolong aku" aku terlonjak kaget mendengar suara dari arah belakang ku, suara nya terdengar parau.

Aku meneguk saliva ku dengan susah payah entah mengapa aku merasa suara tersebut bukan berasal dari seseorang karena mengingat suasana disini sangat sepi sekali.

Perlahan-lahan kepalaku menoleh kebelakang. Tubuhku menegang dengan mata membulat sempurna, se sosok menyeramkan tepat berdiri dihadapan ku.

Wajahnya melepuh membuatku tidak bisa mengenali nya, bola matanya hilang sebelah dan mulutnya yang terus mengatakan "tolong aku" membuat darah berwarna merah pekat mengalir ke bawah.

"Kyaaaaaaaaaa" aku berbalik badan dan berlari menerjang hujan tak peduli tubuhku basah kuyup. Karena yang aku pikirkan sekarang hanya berusaha pergi dari hadapaan hantu tersebut.

Aku berlari tak tentu arah dibawah guyuran derasnya air hujan sesekali aku menoleh kebelakang berharap hantu tersebut tidak mengikutiku.

Mataku terbelalak saat melihat hantu tersebut melayang mengikuti ku, aku semakin mempercepat tempo lari ku. Dengan napas terengah-engah aku tetap berlari sambil menoleh ke belakang.

TINNNN TIIINNNN

bunyi klakson mobil dari arah depan membuat ku tersentak kaget, aku terkejut melihat mobil dengan kecepatan tinggi melaju dihadapan ku. Spontan aku menyilangkan kedua tangan ku dihadapan wajahku karena cahaya silau dari mobil tersebut dan memejamkan mataku serapat mungkin.

Perlahan aku membuka kedua mataku saat tak merasakan tubuhku tertabrak mobil tersebut. Aku menghembuskan napas lega karena mobilnya berhasil mengerem sebelum menabrak diriku.

Sixth Sense (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang