PART 14 - Sebuah Petunjuk

28 5 14
                                    

Author POV

Tanpa berganti baju dan melepas sepatu, Rina menjatuhkan tubuhnya di atas kasur sembari memijit pelan keningnya dengan pikiran yang kacau. Hantu itu....terus menerus mengikuti Rina kemanapun ia pergi membuat Rina tidak fokus saat belajar. Disaat ia mendapat penyelamat agar tidak di ganggu hantu, justru Elvan selalu mengusirnya dengan sikap nya yang ketus dan dingin. Pipi Rina merona jika mengingat kejadian tadi dimana Elvan datang menyelamatkan nya dari kejaran hantu serta maut yang hampir merenggut nyawa nya.

Bagaimana Elvan bisa ada disana? Mengapa dia menyelamatkan ku? Pertanyaan pertanyaan tersebut selalu terlintas dalam benaknya. Rina merasa senang setidaknya dia bisa pulang dengan selamat tanpa kejaran dari makhluk tak kasat mata.

"Besok gue harus ngucapin terima kasih" gumam Rina, ia pun menyembunyikan wajahnya kedalam bantal seraya kedua tangannya sibuk memukul mukul kasur dengan kencang, merasa malu sendiri jika mengingat hal tadi.

"Rina ayo makan du...." Allsya menjeda ucapannya saat melihat adik nya bertingkah seperti orang gila yang berguling guling diatas kasur sambil tertawa. Ia mengernyit heran, apakah adiknya kerasukan? Karena mengingat dia sekarang memiliki indra ke enam.

Allsya bergidik ngeri membayangkan adiknya kerasukan makhluk halus, ia pun membacakan lantunan ayat suci kedalam gelas berisi air putih yang ia bawa, meminumnya sedikit lalu menyemburkan nya ke arah Rina membuat Rina spontan turun dari kasur dalam keadaan basah.

Rina melebarkan matanya terkejut, ia pun menatap kesal kearah Allsya yang sedang memandang ke arah nya dengan melongo.

"Rina? Udah sadar?"

Rina mendesis pelan. "Sadar apa sih kak? Ini juga kakak kenapa sembur aku coba"

"Kakak pikir kamu kesambet setan makanya kakak sembur pake air suci" ucapnya tak merasa bersalah

"Siapa juga yang kesambet huh" bantah Rina sedangkan Allsya membekap mulutnya menahan tawa. "Lagian siapa suruh kamu ketawa sama guling gak jelas kaya tadi" Alisnya terangkat naik saat bertanya.

Rina menceritakan semua nya kepada Allsya. Berawal dari insiden dirinya menabrak Elvan yang membuat ia terkejut karena satu sekolah dengan cowok penyelamat nya waktu di taman, tak lupa Rina jga menceritakan kejadian tadi di jalan raya.

Allsya yang mendengar nya terkejut, lalu menarik tubuh Rina untuk mendudukkan nya di kasur. Allsya memeriksa seluruh tubuh adiknya "kamu gapapa kan? Ada yang luka?" Rina menggeleng sembari tersenyum membuat Allsya menghembuskan nafas lega.

"Lagian kamu ada ada aja makanya kalau nyebrang tuh liat kanan kiri, hati hati jangan ceroboh emang nya kamu mau di rawat lagi hah?"  Omel Allsya panjang lebar, sedangkan  sang korban yang kena semprot hanya menutup kedua telinganya rapat- rapat. Rina geleng geleng kepala tak habis pikir omelan dari kakak nya seperti suara nyamuk yang berkeliaran di sekitar telinga nya.

Rina menggenggam kedua tangan Allsya, tersenyum hangat berusaha meyakinkan kakak nya yang sedang khawatir. "Iya kak maaf ya" ucap nya seraya menjewer telinga nya sendiri sebagai bentuk permintaan maaf.

Allsya menghela nafas, ia beranjak bangun lalu mengambil nampan berisi makanan lantas menyerahkan nya ke Rina. "Nih kamu makan dulu nanti"

"Makasih kakak ku yang cuanntikkkk" Allsya terkekeh, tangan nya terangkat mengusap lembut puncak kepala adiknya.

Setelah pamit pada adiknya, ia pun berjalan pergi meninggalkan kamar Rina untuk pergi ke dapur. Ia menghentikan langkah kaki nya saat teringat sesuatu. Allsya berbalik badan memanggil adiknya "Rina itu barang yang gak ke pake kamu masukin gudang aja ya" ujar nya sambil menunjuk tumpukan dus berisi barang barang yang sudah tidak terpakai.

Sixth Sense (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang