Sabrina POV
Tap...
Tap...
Tap...
Langkah kakiku menggema memenuhi lorong yang gelap dan dingin. Aku melirik sekitar dengan tatapan bingung. Aku tidak tau dimana tempat diriku berada sekarang. Tempat yang sangat kotor dan banyak bercak darah disekitar dinding, terdapat pula benda-benda tak lazim disini.
"Mama"
"Papa"
Aku terus berteriak mencari mama dan papa ku, berharap bisa bertemu mereka. Aku terus melangkahkan kaki ku tak tentu arah sembari berteriak mencari orang tuaku.
Dugh
"Aduh" aku meringis kesakitan melihat lutut ku terluka karena tersandung. Aku menoleh kebelakang untuk melihat benda apa yang membuatku terjatuh.
Mataku membulat sempurna melihat banyak sekali tengkorak-tengkorak manusia berserakan dimana-mana mana. Sesekali aku menutup hidungku dengan telapak tangan karena mencium bau anyir yang sangat menyengat. Sungguh aku merasa sangat ketakutan berada di tempat ini. Aku ingin pulang. Tetapi bagaimana cara nya aku bisa kembali disaat aku sendiripun tidak tau kenapa bisa berada di sini
Ditengah lamunan ku memikirkan jalan pulang, aku merasakan hawa dingin menjalar keseluruh tubuhku membuat bulu kuduk merinding.
"Berikan nyawamu padaku"
Aku tersentak kaget saat merasakan bisikin tersebut berada dekat dengan telinga ku. Aku meneguk saliva ku dengan susah payah, jantungku berpacu sangat cepat. Dengan gerakan patah-patah kepala ku menoleh kebelakang.
"Kyaaaaaaaaaaaaa"
teriakku histeris saat melihat sesosok makhluk sangat menyeramkan berada tepat dihadapanku. Sosok tersebut memakai jubah hitam dengan bola mata nya yang berwarna merah, mulutnya yang sobek hingga ke telinga yang di penuhi dengan banyak belatung sedang menyeringai menatapku, membuatku jijik melihatnya.Sosok tersebut merentangkan kedua tangannya kedepan siap mencekik ku, spontan aku merangkak mundur seiring sosok tersebut perlahan mendekat.
"Tolong jangan sakiti aku...hiks...hiks" air mataku mengalir dengan deras, tubuhku gemetar ketakutan sekaligus bingung harus berbuat apa.
"AHAHAHAHAHA"
Makhluk itu tertawa penuh kemenangan, tawa yang sangat menyeramkan yang terdengar di telinga ku. Aku terus merangkak mundur hingga aku merasakan punggung ku terbentur tembok yang berada diujung lorong membuat ku terjebak.
"Mama papa tolong aku.. hiks...aku mau pulang, kakak tolong aku...hiks"aku terus merapalkan doa-doa yang aku tau dengan memejamkan kedua mataku serapat mungkin.
Perlahan aku membuka kedua mataku saat tidak mendengar tawa dari sosok tersebut, aku bernapas lega karena sosok tersebut hilang. Lantas diriku berusaha bangkit berdiri agar bisa segera pergi dari sini.
Tak berselang lama, makhluk itu muncul kembali, membuat ku menjerit histeris. Tanpa berpikir panjang, aku berbalik badan lalu berusaha lari sejauh mungkin darinya, mengabaikan perih di kaki ku karena luka akibat tersandung tadi. Aku terus berlari mencari jalan keluar sesekali aku menoleh kebelakang melihat sosok tersebut melayang mengejarku.
Mataku menyipit melihat cahaya putih berada diujung lorong. Karena tak ada jalan lain, aku segera mempercepat lari ku menuju cahaya putih tersebut dan hilang.
*****
Author POV
Seorang wanita cantik berusia 20 tahun, Allsya memasuki ruang rawat adiknya dengan tatapan sendunya. Allsya duduk disamping brankar adiknya, ia menghela napasnya pelan melihat kondisi adiknya. Kepala yang diperban dan hidung yang dipasang masker oksigen, tangan mungil nya yang diinfus membuat ia yang melihat nya merasa sedih.
Ia menggenggam tangan adiknya, sesekali mengecup nya dengan pelan. Tanpa sadar air matanya menetes melihat adiknya.
"Rina maafin kakak yang gak bisa lindungin kamu, andai saja kakak datang tepat waktu buat nyegah kamu ngelakuin permainan itu, mungkin kamu gak akan kecelakaan dan berakhir seperti sekarang"
"Kakak sayang banget sama kamu, cuma kamu keluarga satu-satunya yang kakak punya"
Allsya sangat menyayangi adiknya karena cuma adiknya keluarga yang ia punya satu-satunya. Orang tuanya meninggal 5 tahun lalu karena kecelakaan pesawat membuat ia dan Rina sangat merasa terpukul. Rina sangat menyayangi kedua orangtuanya membuat nya tidak terima mendengar kabar orang tuanya meninggal.
Suatu hari Rina merasa sangat merindukan orang tuanya, ia pun nekat bermain permainan pemanggil arwah yang ia lihat melalui koran. Rina berharap bisa bertemu arwah kedua orang tuanya melalui permainan tersebut. Rina berpikir arwah yang terpanggil olehnya adalah kedua orangtuanya tetapi dugaannya salah karena arwah yang terpanggil olehnya merupakan sosok jahat yang mengincar nyawanya.
Allsya yang pada saat itu baru sampai dirumah sesudah pulang bekerja, merasa syok mendengar berita kabar adik nya mengalami kecelakaan parah yang menyebabkan Rina koma.
Sudah 2 tahun Rina mengalami koma tanpa ada perubahan apapun. Dokter sudah menyarankan untuk melepas semua alat penopang hidup Rina, tetapi Allsya membantah ucapan dokter tersebut karena ia yakin suatu saat adiknya akan terbangun dari tidurnya.
"Kamu bangun ya rin, jangan bikin kakak khawatir" Allsya mengecup singkat kening adiknya.
Tiba-tiba saja alat elektrokardiograf yang menampilkan detak jantung Rina berbunyi nyaring. Garis dilayar elektrokardiograf tersebut menampilkan garis lurus. Allysa yang melihat nya pun merasa panik, segara ia memencet tombol yang berada disamping tempat tidur Rina.
Tak berselang lama, dokter datang dengan para suster, dokter menyuruh Allsya untuk menunggu diluar ruangan.
Beberapa menit kemudian, dokter dan para suster pun keluar dari ruangan. Allsya bergegas mengampiri dokter tersebut. "Bagaimana keadaan adik saya dok?" Tanya Allsya panik.
Dokter tersebut terlihat menghela napas "maaf, saya sudah berusaha semaksimal mungkin tapi tuhan berkata lain adik anda sudah meninggal dunia. Saya turut berduka cita"
Allsya diam mematung, berusaha mencerna baik-baik perkataan dokter tersebut. Ia menggelengkan kepalanya tidak percaya disertai air matanya mengalir dengan deras membasahi pipinya.
"RINAAAAA!!" teriaknya histeris, ia langsung berlari memasuki ruang rawat adiknya
"Rina bangun rina...hiks kamu gak boleh ninggalin kakak sendiri"
"Rinaaa..hiks kakak mohon bangun...hiks" Allsya terus mengguncang-guncangkan tubuh adiknya berharap adiknya akan terbangun
🍁🍁🍁🍁🍁
Hayyieee guys
Jangan lupa votment nya ya 😊
See you next part❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Sixth Sense (On Going)
HorreurSabrina Elvina putri....gadis cantik dan periang berusia 16 tahun pernah mengalami kecelakaan yang menyebabkan ia koma beberapa tahun. Akibat kecelakaan itu, Sabrina dapat melihat dan berkomunikasi dengan makhluk tak kasat mata. Hidupnya berubah men...