Hujan masih turun dengan deras membasahi seluruh kota ini. Suara langit yang bergemuruh karena petir yang saling menyambar. Aku benci jika hujan turun dengan deras karena akan membuat genangan air di jalan dan itu akan sangat menggangu ku jika aku sedang berjalan kaki.
Setelah sampai dirumah dalam keadaan basah kuyup tadi, aku segera pergi ke kamar mandi untuk membilas tubuhku.
5 menit kemudian aku keluar dari kamar mandi sembari tangan ku sibuk menggosok-gosokkan rambutku untuk mengeringkan nya.
Aku melangkah menuju jendela untuk menutupnya agar percikan air nya tidak masuk kedalam kamar ku. Kemudian aku pun naik keatas kasur, mulai terlelap untuk pergi ke alam mimpi.
*****
Aku menatap ke sekeliling ku dengan mengernyit bingung, karena berada ditempat yang sangat asing bagiku. Disekitar ku hanya ada gurun pasir yang membentang luas. Dimana aku berada sekarang?
"Heii nak"
Aku tersentak kaget saat ada yang menepuk bahu kanan ku. Aku menoleh kebelakang, terbelalak saat melihat seorang kakek yang menolong ku waktu itu saat aku terjebak di dimensi lain.
"Lohh kakek kenapa bisa ada disini?" Tanya ku heran.
Kakek tersebut hanya tersenyum tanpa merespon ucapanku. "Kakek hanya mau bilang satu hal"
"Apa itu?"
"Hadapilah ketakutan mu nak, bukankah kakek sudah bilang kalau konsekuensi dari permintaan mu waktu itu sangat berat?"
Aku mengangguk mengiyakan, tapi sampai sekarang aku masih belum mengerti konsekuensi nya "memangnya apa yang akan terjadi padaku kek?"
"Kamu sudah tau jawabannya" aku termenung memikirkan nya, benarkah aku sudah menemukan jawaban nya? Lantas apa itu?
Aku pun tertegun saat mengingat sesuatu, Semenjak aku bangun dari koma, aku dapat melihat hantu yang sebelumnya tidak pernah aku bisa lihat. Aku saat ingat sekali perkataan kakek tersebut yang bilang aku akan memiliki kemampuan yang tidak semua orang miliki. Mungkin kah itu konsekuensi nya? Aku dapat melihat hantu?
"Iya benar nak itu dia jawabannya" aku melongo tak percaya, apakah kakek tersebut bisa membaca pikiranku?
Jika pun memang iya, aku menggelengkan kepala ku tidak percaya. Mustahil bagiku untuk hidup dengan tenang lagi jika aku terus-menerus bisa melihat hantu dimana saja.
"Tapi kek hantu itu sangat menakutkan"
"Karena itulah hadapi ketakutan mu nak" tubuh kakek tersebut perlahan mulai menghilang membuat ku terkejut.
"Kakek aku belum selesai bertanya padamu, jangan pergi" ucapku dengan mengulurkan tangan kanan ku bermaksud menahan kepergiannya.
"KAKEKKKKK"
Aku terbangun dengan napas terengah-engah, ternyata cuma mimpi tetapi kenapa terasa nyata sekali bagiku?
Aku menyeka keringat yang mengucur di pelipis ku, sorot mataku menatap jam didinding, pukul 00:08
Aku merasakan tenggorokan ku kering karena haus. Aku menyibak selimut yang membungkus diriku lalu kakiku mulai menapak dilantai yang dingin.
Aku berjalan sembari mengucek-ngucek kedua bola mataku. Gerakan tanganku yang ingin membuka kenop pintu terhenti saat tiba-tiba lampu padam.
"Ada apa ini? Apakah listrik nya mati karena hujan deras?" Aku menghela napas panjang lalu berbalik arah untuk mengambil ponselku yang tergeletak di atas nakas.
Aku membuka sandi layar ponsel ku lalu menyalakan sentar dari sana. Kedua kaki ku melangkah perlahan hanya dengan diterangi cahaya dari ponsel ku.
"Kakakk kenapa listrik nya mati" teriakku memanggil kakak ku. Aneh, aku merasa heran kenapa suasana rumah sangat sepi sekali? Dimana bik Imah dan kakak ku berada? Apakah mereka tertidur tanpa tau listrik mati? Biasa nya kak Allsya akan terbangun jika listrik sedang padam.
Aku mengedikkan bahu ku acuh, lebih baik aku pergi ke dapur untuk mengambil segelas air.
Aku menuruni anak tangga dengan perlahan. Saat sampai dilantai dasar, aku merasakan hawa dingin menjalar keseluruh tubuhku. Entah kenapa aku merasa merinding seperti ada sekelebat bayangan melintas dengan cepat dibelakang ku.
Kepalaku menoleh kebelakang lalu menyoroti sekitar ruangan ini dengan cahaya senter.
Kosong
Tidak ada siapapun diruangan ini selain diriku. Ada apa dengan ku, mengapa jadi parno begini? Aku memukul pelan kepala ku "aduh Rina mungkin kamu sedang halusinasi" gumamku. Aku pun melanjutkan langkah kaki ku yang sempat tertunda.
Aku langsung membuka kulkas dan mengobrak-abrik isi nya dengan cahaya dari ponsel ku sebagai penglihatan ku.
Setelah menemukan sebotol air, aku langsung mengambil gelas yang terdapat dalam rak piring lantas menuangkan air tersebut kedalam gelas.
Aku meneguk air dengan cepat karena merasa sangat haus sekali. "Ahhh lega nya"
Setalah rasa haus ku sudah hilang, aku pun berbalik badan hendak pergi ke kamar ku.
Deg!
PRANGG
Gelas yang sedang ku pegang jatuh dan pecah dilantai saat melihat hantu itu muncul lagi di hadapan ku.
Hantu itu... Hantu yang mengejar ku tadi saat berada di taman mengapa dia mengikuti ku sampai ke rumah?
Tubuhku mulai gemetar karena takut, ingin berlari tetapi kakiku seperti mati rasa membuat ku tidak bisa bergerak. Aku ingin berteriak memanggil kakakku tetapi lidah ku terasa kelu. Hantu tersebut perlahan melayang mendekati ku.
"Tolong akuu"
"PERGI KAUU DARI HADAPAN KUUU" setelah bersusah payah aku berusaha mengeluarkan suara sambil menutup wajah ku menggunakan kedua telapak tangan ku disertai gelengan kepala.
Aku langsung berlari menuju kamarku, menaiki anak tangga dengan terburu-buru lalu aku pun mengunci pintu kamar ku rapat-rapat dengan tangan gemetar.
Jantung ku berdegup dengan kencang, napasku memburu. Kenapa dengan hantu itu? Kenapa dia selalu menggangguku untuk meminta bantuan ku? Apakah tidak ada orang lain yang bisa ia mintai pertolongan?
Andai saja wajah nya tidak menyeramkan aku pasti akan membantu nya. Hanya saja wajah nya yang buruk membuatku takut.
"Tolong akuu Rinaaa"
Aku terkejut mendengar suara hantu itu yang mengetahui namaku. Aku menatap ke sekeliling kamar ku, Suara hantu itu bergema didalam kamarku. Hantu itu terus berteriak dan selalu mengatakan"tolong aku"
Aku duduk dilantai dengan menekuk kedua kakiku lalu memeluk nya dengan erat. Air mataku mengalir dengan sendirinya "kakak tolong aku kak" aku menenggelamkan wajahku dalam lekukan kaki ku sembari merapalkan doa-doa yang aku tau.
Malam ini, karena kehadiran hantu tersebut membuatku tidak bisa tidur dengan tenang. Aku pun menangis sesenggukan dengan meringkuk didekat ranjang.
🍁🍁🍁🍁🍁
Hayyieee guys
Jangan lupa votment nya ya 😊
See you next part❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Sixth Sense (On Going)
TerrorSabrina Elvina putri....gadis cantik dan periang berusia 16 tahun pernah mengalami kecelakaan yang menyebabkan ia koma beberapa tahun. Akibat kecelakaan itu, Sabrina dapat melihat dan berkomunikasi dengan makhluk tak kasat mata. Hidupnya berubah men...