Haloo guyss.. Ada baiknya kalian sudah baca Wattpad "PARAS" dulu ya sebelum ke "SAMIRA".
OKEEH
Happy Reading 🥰
Gadis cantik berpakain putih abu-abu itu melangkah menuju gerbang sekolah. Langkahnya ringan, wajahnya ceria, senyuman mengembang di wajah manisnya, namun siapa yang tau apa yang tengah ia rasakan?
Semalam gadis itu baru tertidur pukul 3.00 dini hari. Bukan karena ia tengah begadang mengerjakan tugas-tugas selolah atau karena menonton drama-drama percintaan di layar laptop nya, bukan. Semalam ia menangis. Dirinya menangis di dalam kamarnya yang sepi. Juga suara hujan. Itu membuat tangisnya tidak akan terdengar oleh siapapun.
Samira Luthfiya. Kerap dipanggil Mira oleh semua orang yang mengenalnya. Pribadi yang periang, selalu ceria, terkadang jutek dengan orang yang menyebalkan, teman sejati, pintar dan merupakan kesayangan guru-guru, dan satu hal. Menangisi sang mantan kekasih adalah rutinitasnya kala sepi.
Mira selalu takut dengan kondisi sepi dan sendiri karena disaat itu, kenangan sang mantan kekasih datang dengan brutal tak menyisakan satu celahpun untuk Mira berfikir jernih kalau sejatinya Paras sudah pergi.
Paras Hanafi. Pemuda yang sedikit petakitalan yang berhasil membuat Mira jatuh cinta. Ia pergi bukan karena maunya tapi karena takdir semesta. Dan Mira ingin sejenak melupakan soal Paras bukan karena sudah tak cinta namun hanya ingin mencoba berdamai dengan kedaan dirinya sendiri.
Mira terus mensugesti pikirannya untul tetap hidup di masa kini tanpa campur tangan kenangan yang lampau walau Ia tau, setiap jengkal sekolahnya adalah perihal dirinya dan Paras.
Samira. Kesayangan guru-guru, pintar dalam pelajaran hitungan juga sains. Namun semenjak kehadiran murid baru itu dia kini mempunyai sangian.
Tunggu?! Saingan atau akan menjadi rekan?
Mira tidak tau. Yang Ia tau adalah kini ia tidak pernah lagi membenci orang yang duduk di kursi sebelahnya itu.
***
Tbc..
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMIRA
Teen FictionPerihal luka yang saling mencoba lupa. "Maaf sudah hadir walau ga sampe akhir" -Batara Bima Sanjaya "Aku benci masa lalu bukan saat semesta menyuruhnya pergi tapi saat dia sendiri yang memutuskan berhenti' -Samira Luthfiya "Sedang aku akan selamany...