6. BESTIE

0 1 0
                                    

Pukul 1.00 siang dengan terik matahari yang panas walau di dalam ruangan tidak terasa. Namun percayalah, murid-murid kelas XII IPA 2 seperti sudah muak dan ingin sekalu segera pulang.

Siapa yang tidak muak? Materi fisika terus berputar-putar di atas kepala mereka seolah lebih membakar dibandingkan dengan panas terik di luar.

Pak Guntur seolah asyik sendiri melupakan muridnya yang tidak semua mudah menangkap materi.

"Heran banget gue kenapa mereka pada ngeluh ga ngerti ya? Padahal kan materi rangkaian listrik ini udah ada dari kelas IX SMP yakan?".

Mira hanya mengangguk menanggapi Batara yang sibuk mengomel disebelahnya. Padahal menurut Mira, memang tidak semua orang akan mengerti karena tidak semua orang pintar seperti dirinya. Dasar Batara si tukang sombong.

"Ya walaupun gue sendiri juga susah memahami fisika tapi untuk materi dasar ini gue rasa mudah".

"Iya Batara si yang paling pintar". Leder Mira.

"Untuk soal nomor dua ada yang mau menjelaskan?". Tanya Pak Guntur saat selesai menuliskan soal di papan tulis.

"Batara Pak". Ucap Mira dengan sengaja.

Mata Batara seperti mau copot. Jelas ia terkejut pasalnya, bukannya memperhatikan Pak Guntur, dia malah asyik menatap gadis cantik di sebelah nya.

"Untung lo Mira. Kalo lo orang lain dah gue habisin". Batara tersenyum.

Pak Guntur memeriksa hasil kerja Batara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pak Guntur memeriksa hasil kerja Batara. Dengan senyum yang mengambang di wajahnya telah menjelaskan kalau jawaban Batara benar.

Batara dengan gaya songongnya kembali ke bangkunya.

"Gue idaman kan?".

Tanpa mau menjawab Mira hanya tersenyum.

"Kita lanjut Hukum Kirchhoff I dulu ya".

Kalimat Pak Guntur jelas membuat mood anak-anak kelas XII IPA 2 melenguh sebal.

Masih seperti tadi, Batara hanya asyik memperhatikan Mira. Bahkan kini tanyannya sibuk bermain pada kuncir ekor kuda milik Mira.

"Bat, perhatiin itu Pak Guntur ntar kamu ga ngerti loh".

"Gue masih ngerti kalo I Kirchhoff. Yang II baru gue ga ngerti".

"Yaudah terserah tapi jangan mainin rambut aku dong ih".

"Bosen".

"Yaudah tidur aja". Mira memberikan saran sesat kepada Batara. Namun itu lebih baik daripada Batara terus memainkan rambutnya.

Jelas itu merusak konsentrasi Mira. Pikirannya fokus pada papan tulis Pak Guntur namun pasti hatinya akan berlari-lari saat Batara bertingkah seperti itu.

"Bat bangun!".

Dengan ogah-ogahan Batara akhirnya bangun.

Wajah kusutnya melirik sekitar, tidak ada apa-apa bahkan Pak Guntur masih asyik menerangkan materi.

SAMIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang