Telinga Samira terasa mau pecah sekarang ini saat puluhan atau bahkan ratusan siswi mungkin berkumpul memenuhi pinggir lapangan basket sekolahnya. Suara teriakan histeris dari para murid perempuan benar-benar membuat Mira naik pitam.
"APA-APAAN SIH NORAK BANGET!". Ucap Mira kesal walau tetap tak akan ada yang mendengarnya kecuali ketiga sahabatnya yang duduk tepat di samping kanan-kirinya.
Bangku penonton penuh juga beberapa siswi yang rela berdiri memenuhi lapangan, berteriak histeris seperti ada kedatangan boy band saja.
Kejadian ini berulang setiap hari-hari tertentu. Sudah seminggu sejak Batara masuk Klub Basket, membuat kacau lapangan dengan teriakan histeris yang mengganggu sekali di telinga Mira.
"Ada yang cemburu". Ledek Sinta yang duduk di sebelah kanan Mira.
"BODO AMAT!". Ucap Mira geram dan segera melangkah meninggalkan lapangan.
Bahkan saat Mira tiba di kelas pun suara itu tetap menggema. Kasihan sekali nasip Mira tiap kali anak-anak basket latihan di lapangan saat jam istirahat pertama di setiap hari Rabu dan setiap pulang sekolah di hari Sabtu.
Ketiga sahabat nya menyusulnya ke kelas.
"Ciakhh teman kita lagi kesel nih". Kini Anggi gantian meledek.
Mira cemberut.
"Samperin gih pacar nya keburu disamperin cewe lain". Ucap Aida menambahi.
"Samperin gimana itu penuh banget mana bisa aku main nerobos aja yang ada orang-orang pada marah ke aku. Ogah ah!". Jawab Mira masih dengan ekspresi kesalnya.
"Ya terserah.. Mau berjuang nerobos kerumunan atau milih—". Ucap Anggi mengantung.
"Pacarnya di ambil orang". Ucap mereka bertiga serempak diiringi tawa yang menggelegar.
"Kalian ya bener-bener, temennya lagi kesel malah dibuat makin kesel". Mira semakin cemberut.
Dari arah belakang ada yang mengusap lembut kedua bahu Mira membuat gadis itu menoleh sebentar.
Yap. Itu Risman! Si penyelamat Mira. Sahabat yang selalu membela Mira.
"Maannn.. Tolong aku.. Mereka jahat-jahat banget".
"Dah lah tu mengadu pada bapaknya". Ledek Sinta saat melihat kelakuan Mira yang jika tersudutkan akan mengadu pada bapaknya alias Risman.
"Lagian sih kamu masih mau aja temenan sama iblis-iblis ini". Sindir Risman pada Aida, Sinta, dan Anggi sambil tertawa.
"Iya ah gamau temenan lagi". Ucap Mira sambil menjulurkan lidahnya pada Anggi.
"Sana deh Man pergi bawa anak mu ini". Ledek Sinta lagi.
"Cup cup cup kalian tega banget anakku jadi sedih. Ayo Bapak traktir batagor sama es kelapa do kantin".
"YEAY IBLIS-IBLIS JANGAN NGIRI WLEKK". Mira balik meledek.
"Ih curang Man! Kita-kita juga mau kaliii". Seru Anggi.
"Kacian-kacian ga dapat traktiran". Ledek Mira sambil berlari menuju kantin.
"Eh aku kejer!". Anggi ikut mengejar Mira disusul yang lain.
Mereka berlima berakhir di kantin, memesan batagor kesukaan Mira. Namun mereka bayar masing-masing karena hanya Mira yang mendapat traktiran tersebut.
"Males ah temenan sama Mira, akan selalu ada Bapaknya muncul kalo dia lagi kita bully". Ucap Sinta.
"Yeee pada ngiri haha". Ucap Mira sambil tertawa kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMIRA
Teen FictionPerihal luka yang saling mencoba lupa. "Maaf sudah hadir walau ga sampe akhir" -Batara Bima Sanjaya "Aku benci masa lalu bukan saat semesta menyuruhnya pergi tapi saat dia sendiri yang memutuskan berhenti' -Samira Luthfiya "Sedang aku akan selamany...