16. UJIAN TENGAH SEMESTER

0 1 0
                                    

Anggi berseru heboh di meja makan kantin Pak Danu, membuat keenam temannya menutup telinga dari suara itu. Wajah Sinta juga sudah terlihat geram sekali ingin menabok pipi mulus sahabatnya itu. Hanya Risman lah yang menutup telinga namun tetap tersenyum manis.

"PAANSIH! KAYA KANTIN INI PUNYA KAMU AJA! SUARA KAYAK PETIR! GANGGU TAU". Ucap Sinta.

Yang di bilang hanya menyengir tak berdosa.

Sedari tadi ia mengomel soal Ujian Tengah Semester yang baru saja selesai beberapa menit yang lalu.

Ya. Ini adalah hari pertama mereka melaksanakan UTS semester ganjil.

"Gila sih gila. Soal Bahasa Indonesia nya tadi ga ngotak banget ampun". Seru Anggi lagi.

"Iya Nggi. Soalnya panjang banget, mana susah dimengertinya lagi". Sahut Mira.

"NAH! MIRA AJA YANG PINTER PUSING LIAT TUH SOAL".

"Pusing ya pusing, tapi bisa ga suara lo gausah berlebihan". Batara ikut menanggapi.

"Menurut aku sih ujiannya masih biasa aja". Jawab Risman santai membuat keenam temannya langsung menoleh kagum.

"Ga heran sih kalo kamu Man. Ga pernah menonjol, tapi kamu mampu faham semua pelajaran ya". Ucap Aida kagum.

"Iya si Risman, golongan yang ga menonjol tapi bisa semua". Tambah Rico bangga sambil menepuk bahu Risman singkat.

"Udah pinter, ga sombong, baik, tegas, ketua kelas yang bertanggung jawab, siapa lagi kalo bukan Risman. Dan kita berempat termasuk fans kamu Man". Ucap Aida lagi.

"Eh? Kalian semua?". Batara bertanya sambil menunjuk Anggi, Sinta, Aida, dan Mira satu per satu.

"Iyaaaa". Seru Anggi, Sinta, Aida, juga Mira.

Mereka bertiga tertawa puas melihat wajah Batara yang geleng-geleng heran melihat tingkah anak gadis jaman sekarang.

"Stress". Sahut Batara pelan.

"Yee Batara iri". Mira balik meledek.

"Pacar gue kerasukan apa dah, ga bersyukur banget punya pacar ganteng kaya aku".

"Wleekk".

"Udah suami-istri jangan berisik. Ini kantin, bukan rumah kalian". Sahut Rico.

"Hahaha".

***

Pukul 11.00 pagi Batara sudah sampai di pekarangan rumah Samira. Balik dari sekolah tadi mereka tidak singgah kemana-mana.

"Besok ulangan Biologi sama PPKN". Ucap Batara sambil membantu Mira melepas helmnya.

Mira mengangguk.

"Belajar bareng yuk?".

"Boleh".

"Sore nanti di rumah gue, mau?".

"Boleh. Aku belum pernah main ke rumah kamu sejak jadi pacar hihi".

"Iya soalnya gue terus yang main ke rumah lo".

"Iya iya".

"Mama gue juga pengen kenal sama lo".

"Ih malu Batara".

"Dih?! Cantik kok harus malu?".

"Tau ah ngeselin!".

Pukul setengah empat sore Mira telah tiba di rumah Batara.

Canggung.

Perasaan itu yang kini tengah Mira rasakan.

Hari ini rumah Batara sedang ramai, ada mamahnya dan kakaknya, untung saja papanya Batara sedang tidak di kota ini.

SAMIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang