Pagi-pagi sekali pemuda itu sudah tiba di sekolahnya. Kelas masih kosong, Ia melirik sekitar seperti menunggu yang lain tiba dari balik pintu kelas XII IPA 2. Entah apa yang membuat dirinya datang sepagi ini. Pemuda dengan rambut rapih dan kacamata yang terkadang ia kenakan itu, pemuda yang tampan. Merupakan murid pindahan pada semester lalu. Wajahnya yang menawan serta kepribadiannya yang ramah kepada siapapun membuatnya menjadi bintang di sekolah itu. Most wanted tahun ini.
Pemuda itu kembali melirik sekitar. Beberapa temannya sudah tiba namun mata pemuda itu masih seperti mencari-cari sesuatu. Apa yang dia cari?
Jelas mata cokelatnya itu takkan berhenti tenang sebelum melihat sosok gadisnya. Ralat, bukan gadisnya namun gadis yang selalu ia nantikan kedatangannya di pagi hari. Senyuman gadis itu yang membuatnya tidak sabar ingin segera bertemu.
Batara Bima Sanjaya. Orang-orang memanggilnya dengan nama Batara. Siapa yang tidak kenal dengan Batara? Bahkan penjaga sekolah, petugas kebersihan sekolah, penjual makanan di kantin, serta seluruh warga sekolah ini mengenal dirinya.
Pemuda yang popular. Bukan hanya karena tampangnya tapi juga lengkap dengan kecerdasannya dan keramah-tamahannya itu. Dia bukan termasuk anggota tim futsal sekolah seperti Paras yang dulu juga menjadi most wanted pada masanya. Batara tidak tertarik mengikuti klub olahraga apapun di sekolah. Tidak futsal, tidak basket yang notabene nya berisi anak-anak popular, tidak volley, tidak badminton, tidak karate, tidak apapun.
Batara. Dia lebih menggemari kelas Sains dan sudah bergabung menjadi salah seorang anggota pada minggu lalu. Bukan karena ingin menjadi super jenius, Batara bergabung karena sang pujaan juga disitu. Lagi pula keberuntungan sedang ada di pihaknya. Kepala sekolah mengutus beberapa murid untuk mengikuti olimpiade sains di Ibu Kota dua bulan ke depan.
Batara. Dengan segala keunikan langka yang di milikinya, ternyata mampu membuat seorang Samira Luthfiya kembali tertawa. Kembali memiliki alasan untuk datang pagi ke sekolah dan tersenyum riang. Kembali memiliki kisah dengan alur yang indah.
***
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMIRA
Teen FictionPerihal luka yang saling mencoba lupa. "Maaf sudah hadir walau ga sampe akhir" -Batara Bima Sanjaya "Aku benci masa lalu bukan saat semesta menyuruhnya pergi tapi saat dia sendiri yang memutuskan berhenti' -Samira Luthfiya "Sedang aku akan selamany...