Sudah 2 bulan semenjak kejadian itu. Mira dan Batara masih berteman baik namun jelas itu terlihat canggung tidak seperti dulu. Lagipula melewati semuanya ga akan mudah.
Pukul 2 siang Mira berjalan menuju gerbang dengan sedikit riang seperti hari-hari lalu. Melihat mobil Dion sudah terparkir membuatnya buru-buru masuk.
"Hai.. Gimana sekolah nya?".
"Baik. Minggu depan aku UAS".
"Liburan nanti mau kemana?". Tanya Dion sambil mengelus rambut halus Mira.
"Kemana aja". Mira tersenyum singkat.
Sebelum Dion melajukan mobilnya, Mira meraih tangan Dion membuat pemuda itu gagal melaju.
"Ada masalah?".
Tanpa aba-aba Mira langsung memeluk Dion.
Satu menit..
Dua menit..
"Are you okay?".
"Aku sayang banget sama kamu".
"Aku tau-".
Kiss..
Sebuah kecupan lembut mendarat di pipi kiri Dion. Membuat Dion mendadak kaku dan menghentikan ucapannya.
"Lebih dari apapun".
"Ga mau kehilangan kamu lagi". Lanjut Mira.
Kiss..
Satu buah kecupan lagi dari Mira.
"Aku mau jadi pacar kamu".
"Mira?".
"Aku ga akan mau kehilangan kamu lagi Dion".
Dion masih tidak menyangka. Ini seperti di dunia mimpinya. Mimpinya selama ini, yaitu memiliki Mira.
"Kamu mau?".
"Gila! Aku kayak lagi di mimpi. Atau jangan-jangan ini memang mimpi?".
Kiss..
"Bukan mimpi kan?".
Dion tersenyum lebar dan langsung tancap gas. Membawa Mira dan kebahagiaan nya hari ini.
Gadis itu hanya tertawa puas melihat reaksi "Pacarnya" Yang menggemaskan.
"Wowwww aku happy banget".
"Aku juga Dion".
Mobilnya terus melaju. Menuju pantai paling romantis tempat mereka dulu menghabiskan waktu bersama. Dion tau itu tempat favorit Samira.
Sesampainya disana Dion langsung memeluk erat Mira. Membopongnya ke udara. Diterpa angin berdua. Mereka jatuh cinta.
"I loveee you Samira Luthfiya".
"I love you too Dion Andreeeasss".
"Aaaaaaaaaaaaaaa!!!!". Teriak mereka berdua.
Sekeras apapun tak akan ada mendengarnya. Sepi dan suara ombak yang kencang.
Ini adalah hari paling bahagia bagi Dion. Bukan cuma mimpi, semua nya kini nyata.
Mereka saling tatap. Cukup lama wajah keduanya diterpa angin laut. Dengan senyuman mengambang riang di pipi keduanya, mereka bersemu. Rambut Mira tergurai indah.
Dion memajukan wajahnya sedikit demi sedikit hingga hidung keduanya saling menempel.
Cukup dekat selama beberapa menit. Bahkan deru nafas Dion hangat mengenai wajah Mira. Jantung gadis itu tak karuan begitu juga sebaliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMIRA
Teen FictionPerihal luka yang saling mencoba lupa. "Maaf sudah hadir walau ga sampe akhir" -Batara Bima Sanjaya "Aku benci masa lalu bukan saat semesta menyuruhnya pergi tapi saat dia sendiri yang memutuskan berhenti' -Samira Luthfiya "Sedang aku akan selamany...