Mira kini tengah duduk di bangku paling sudut perpustakaan sekolah minimang-nimang perkataan Batara tadi. Apa benar dirinya sudah terlalu berlebihan dengan bersikap demikian pada Danisha? Dia rasa wajar seorang gadis cemburu pada pacarnya sendiri.
Mira menenggelamkan wajahnya. Mencoba menenangkan gejolak didalam hatinya.
"Hey kalo tidur bukan disini". Suara berat seorang cowo menegur Mira.
Mira meneloh terkejut. Siapa dia?
***
"HAH?!". Mira terkejut saat ada cowo tampan menatapnya sinis.
"Perpus bukan tempat buat tidur". Jawabnya dingin.
"Sorry". Ucap Mira dan hendak pergi.
Seperti nya tidak ada kesempatan buat Ia tenang sebentar saja. 'Huhh'. Mira menghela napas berat sambil beranjak dari duduk nya.
"Samira Luthfiya. Pacar seorang Batara Bima Sanjaya". Ucap pemuda itu membuat Mira berbalik.
Siapa dia? Mengapa songong dan sok kenal begini?
"Gue, Zafran Adelardo". Pemuda itu mengulurkan tangannya.
"Ga tertarik". Ucap Mira singkat dengan memalingkan wajah.
"Ya gue yakin sih, lo pasti udah kenal siapa gue".
"Berisik! Gue ga kenal sama lo. Permisi". Ucap Mira jutek.
Moodnya sedang sangat tidak bagus sekarang.
"Gue senior lo. Temen deketnya mantan lo". Ucap pemuda itu berhasil membuat Mira berbalik lagi.
Apa kata dia barusan? Mantan? Itu artinya—Ka Paras?
Mira menatap pemuda itu sekali lagi. Begitu selidik. Benar! Celana jeans dan kaos oblong nya menunjukkan bahwa Ia bukan murid SMA tersebut lagi.
"Maaf nama kakak tadi siapa?". Mira berkata lembut sekarang.
"Zafran. Panggil gue-Jeff".
Mira memutar bola matanya malas.
"Ka Jeff temennya Paras? Tapi aku kok ga kenal ya? Biasanya Paras selalu ngenalkan temen-temennya ke aku".
"Gue satu tingkat di atas Paras. Mungkin itu yang bikin lo ga kenal sama gue".
"Oooh terus kenapa bisa kenal sama Batara?".
"Turut berduka cita atas kepergian Paras. Maaf gue gabisa hadir di pemakaman dia hari itu". Jawab Ka Jeff mengalihkan pembicaraan.
Mira mengangguk saja.
"Udah jam 3.00 sore Kak. Udah telat banget aku, aku pulang dulu ya. Perpustakaan sekolah juga bakal tutup beberapa menit lagi. Permisi".
"Lo pulang naik apa?".
"Ojek online kak".
"Gue anter?".
"Gausah Kak, panjang nanti urusannya kalo ketauan Batara hahaha".
"Ah iya gue lupa. Yauda gue anterin sampe gerbang sekolah".
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMIRA
Teen FictionPerihal luka yang saling mencoba lupa. "Maaf sudah hadir walau ga sampe akhir" -Batara Bima Sanjaya "Aku benci masa lalu bukan saat semesta menyuruhnya pergi tapi saat dia sendiri yang memutuskan berhenti' -Samira Luthfiya "Sedang aku akan selamany...