Jaemin terdiam, saat ini ia tengah berada di dalam mobil Jeno. Entah kemana Jeno akan membawanya, tapi yang jelas saat ini ia merasa takut. Takut saat melihat Jeno yang tengah marah.
Ia juga tak tau, alasan kenapa Jeno bisa marah sampai seperti itu. Apa mungkin karena kejadian tadi? Ah tak mungkin pikir nya.
Ia sudah memanggil Jeno, bertanya kemana mereka akan pergi. Tapi tak ada jawaban, yang Jaemin lihat hanyalah Jeno yang tengah menahan amarahnya dengan urat leher yang terlihat.
Keadaan Jeno membuatnya takut saat ini, apa lagi ia sudah melepas dasi dan juga jas yang melekat pada tubuhnya, kancing teratasnya pun ia buka.
Ia semakin bingung saat tiba-tiba Jeno sudah sampai di sebuah penginapan, ini terlihat seperti hotel.
Jaemin juga semakin kaget saat Jeno membanting pintu mobil saat keluar, Jeno membuka pintu mobil untuk Jaemin. Dengan suara berat ia menyuruh Jaemin keluar.
Jaemin pun mau tidak mau ia keluar, dan dengan kuat juga Jeno menutup pintu Jaemin.
Ia menarik Jaemin dengan kuat, ia membawanya ke arah lift dan memasukinya. Beberapa saat pun mereka tiba di lantai 12 bangunan tersebut.
Jeno membawa Jaemin ke salah satu pintu dan setelah membuka nya ia menarik Jaemin.
Hampir saja Jaemin kehilangan keseimbangan, saat di tarik masuk Jeno memang sedikit kasar.
Saat masuk Jeno langsung menutup pintu dengan keras pula, dengan otomatis pintu terkunci.
Jeno mendorong Jaemin ke tembok, karena dorongan kuat itu membuat Jaemin sedikit meringis.
Jaemin menoleh ke arah Jeno hendak marah tapi justru ia terdiam karena terkejut. Jeno menciumnya... Tepat di bibir Jaemin. Jeno tidak menggerakkan bibirnya, hanya sebuah ciuman yang bersentuhan saja. Jeno membuka matanya di sela-sela ciuman itu membuat mata mereka saling berpandangan. Jeno kembali menutup matanya dan mulai menggerakkan bibirnya, ia mulai melumat bibir Jaemin. Jaemin berusaha melepas ciuman tersebut tapi Jeno selalu menahannya, ia memegang tengkuk Jaemin dan semakin memperdalam ciuman itu bahkan lidah Jeno sudah masuk ke dalam mulut Jaemin. Mengabsen setiap rongga mulut Jaemin. Ciuman itu semakin lama semakin panas, Jaemin pasrah dengan susah ia mengikuti alur gerakan ciuman Jeno. Entah lah, lama kelamaan Jaemin malah menikmatinya. Ia diam mengikuti ciuman Jeno.
Tapi.... kenapa ia malah melakukan ini? Jaemin sadar akan perbuatannya, ia berusaha mendorong Jeno tetapi Jeno malah menekan belakang kepala Jaemin dan semakin memperdalam ciuman tersebut. Tangan Jeno mulai gatal, di sela-sela ciuman mereka Jeno mulai melepas kancing baju Jaemin bagian atasnya. Ia memasukkan tangannya ke dalam baju Jaemin dan meraba-raba dada Jaemin, sesekali Ia meremas nya dan membuat Jaemin sedikit mendesah di sela-sela ciuman mereka.
Jaemin mulai kehabisan nafas ia mulai lemas, Jeno yang mengetahui itu pun berpindah menjilati Saliva yang keluar dari mulut Jaemin. Dengan perlahan sambil dengan ciuman-ciuman Jeno mulai turun ke bawah sampai di perpotongan leher Jaemin. Ia mengendusnya dalam lalu mencium dan menjilat nya, gigitan-gigitan kecil Jeno berikan di situ tanpa meninggalkan bekas merah keunguan.
Belum lama Jaemin menghirup udara Jeno sudah kembali menciumnya. Jaemin kesal, ia mulai meronta lagi.
Saat Jeno mulai lengah jaemin pun mulai melepaskan diri dari Jeno.
Ia mendorong Jeno dengan kuat hingga ciuman itu pun terlepas.
Jaemin memegangi bibir nya, ia sedikit mengelap bekas ciumannya dengan Jeno.
Karena dorongan Jaemin lumayan kuat, itu membuat Jeno terdorong sampai terkena meja rak yang ada di belakangnya.
Jeno menggeram, berani sekali ada seseorang yang mendorong nya dan bahkan menolak ciumannya!

KAMU SEDANG MEMBACA
Mate - NoMin
WerewolfJeno merupakan seorang warewolf tampan dan kaya. Ia sempurna di mata banyak orang. Hanya saja ada satu masalah. Jeno belum menemukan mate nya. Yaitu pasangan nya. Tapi suatu hari ia tidak sengaja bertemu dengan seseorang. Dan ia yakin, orang itu ada...