06 - Sugar Daddy

2.2K 37 6
                                    

Pagi menjelang siang, di depan gerbang kos berhenti sebuah mobil SUV lokal model jeep Protuner. Terlihat Etha yang turun dari mobil tersebut lalu berjalan kaki masuk ke dalam pekarangan kos. Dia langsung menghapiri begitu melihatku dan Riris di teras depan kamarku. "Eh, sini deh kalian, ikut ke kamar gue." kata Etha yang menarik tanganku dan Riris.

Kami pun mengikutinya.

Sampai di kamar, Etha cuek saja langsung ganti baju di depan aku dan Riris.

Aku jadi bisa melihat setengah bodinya yang hanya memakai BH saat dia melepas baju kemejanya dan menggantinya dengan kaus tanktop supaya lebih adem dan santai. Aku sedikit kaget dan menelan ludah, padahal aku juga sudah pernah melihat tubuh cewek telanjang, tapi—yang kumaksud cewek itu adalah ... Riris—cewek setengah lelaki, sedangkan Etha kan cewek tulen, jadi bagiku pastinya lebih terasa menggoda batinku.

"Barusan itu ... Daddy Darman ya?" kata Riris.

"Iya cyin ... nah gini nih ceritanya ..." kata Etha sambil mengikat rambutnya. Ketek mulus dan toketnya yang bergerak ke kiri ke kanan begitu menarik perhatianku, tapi tentu aku menyembunyikan ekspresiku.

Sepertinya Etha menyadari kalau aku telah tergoda olehnya, dia malah nemplok padaku hingga toketnya nempel erat di lenganku sampai upperboobnya semakin menyembul di belahan tanktopnya. Nampaknya dia sengaja ingin aku pingsan dan mimisan sampai kehabisan darah. Tapi aku tetap berusaha untuk dapat mengendalikan diri.

Etha mengeluarkan sebatang rokok lalu menawarkan juga padaku. Aku baru tahu ternyata Etha merokok karena baru kali ini dia merokok di depanku. Rokok tersebut adalah jenis mild rasa menthol, stereotip rokok cewek lah. Sebenarnya aku tidak merokok, tapi Riris mencabut sebatang rokok dari bungkusnya tersebut lalu menaruhnya di antara bibirku. Aku tidak sempat menolak atau merespon, Etha sudah menyodorkan korek api yang telah menyala. Untungnya aku tidak terlalu katrok dan tidak sampai harus terbatuk-batuk seperti pria-pria cupu di film-film yang baru pertama kali merokok. Tapi dari caraku menghisap rokok kedua cewek itu pasti tahu betul kalau aku bukan perokok.

Lanjut Etha pun menceritakan singkat tentang lelaki yang selalu dipanggil Daddy Darman itu. Lelaki paruh baya itu kerap datang untuk urusan bisnisnya di Lombok bagian selatan. Lelaki itu adalah pebisnis pengembang properti. Memang bisa dibilang holang kaiyah tapi ya tidak terlalu kaya tajir melintir seperti hartawan-hartawan tanah air yang sudah terkenal tingkat kesultanannya. Daddy Darman sudah berkali-kali ingin mengajak Etha menikah, pokoknya lelaki tersebut entah kenapa sangat tergila-gila pada Etha dari semejak mereka bertemu di Club P Position. Tapi Etha tidak pernah terpengaruh rayuan lelaki girang, dia tidak pernah mau untuk menjalin status apapun dalam hubungannya dengan Daddy Darman. Prinsip Etha, gadun ya gadun, lelaki hidung belang, buaya darat, suka seliweran jajan sana sini. Lelaki girang setengah tua itu toh juga masih gemar menyawer uang kepada setiap wanita yang dianggapnya cantik dan menarik.

Lagipula apakah kejujuran lelaki macam itu bisa dipegang? Dia berkata kalau dia masih jomblo—apakah benar dia memang seorang lelaki tua jomblo? Ya sukur kalau paling tidak dia duda. Tapi bagaimana kalau ternyata sebenarnya dia punya keluarga, punya anak, punya istri. Namun siapa yang bisa tahu kebenaran itu? Kecuali kalau orangnya sendiri yang mengaku. Atau ... mau tunggu digrebek sama bininya? Aku sering lihat tuh video-video viral, penggerebekan pelakor yang lagi main sama suami orang. Masalahnya yang grebek bukan cuma bininya, tapi anak-anaknya ikut juga, semua pada bawa panci, gagang sapu, pokoknya apapun yang bisa jadi senjata buat gebugin si pelakor. Sangat mengerikan bukan?

Lanjut cerita lagi—tetapi Etha sendiri mengaku bahwa dia hanya pernah tidur dua kali dengan lelaki tersebut selama pertemuan mereka hingga hari ini, selebihnya hanya sekedar grepe-grepe manja dan kocok-kocok santai. Lelaki bertubuh bulat penuh lemak tersebut kenyataannya sangat jauh dari kata perkasa. Prinsip umur tua tua keladi semakin tua semakin jadi tidak berlaku buat Daddy Darman, dia selalu bergantung memakai obat kuat agar bisa berhubungan intim. Malah seringan Etha menolak berhubungan intim lantaran takut kalau-kalau tiba-tiba si Daddy serangan jantung ketika orgasme, karena sudah banyak kasus lelaki yang mengkonsumsi obat kuat mengalami serangan jantung saat orgasme.

Kembali lagi ke inti pembicaraan. "Eh, jadi—besok ini—Daddy gue mau ngajakin jalan, tapi kali ini gue nggak mau sendiri, gue bilang mau ajak lu bedua." kata Etha.

"Trus katanya?" Riris menimpali.

"Boleh, nggak apa-apa gue ajak temen. Ayuuk Ris ikut jalan bareng, kita belanja yang banyak mumpung ada yang mau belanjain dan teraktir." kata Etha.

"Wkwkwkwk—kasihan atuh Tha, tapi ... ya boleh juga sih." kata Riris.

"Lah iya, biarin aja, dia yang mau koq teraktir kita semua." kata Etha.

"Ixixixixixi—Edan lu Tha, tapi iya juga sih, kita manfaatin, lah dia juga koq yang mau." balas Riris.

"Eh ... gue pengen si Revi bisa ikut juga, biar kita bisa jalan bareng happy bareng lah." kata Etha.

"Aah, gue nggak bisa ikut ... gue nggak ada jadwal libur." kataku.

"Ya ampuun Revi ... gitu mah gampang diatur ... lu bikin surat sakit aja. Cuzz beres." kata Etha.

"Njirr—ide lu selalu ada aja Tha." kata Riris, "Eh, kalau gitu mah gampang, gue ada kenalan dokter di klinik sini, tinggal cingcay semua bisa diatur." kata Riris lagi.

"Oke ... oke ... tapi gimana ya ... si Daddy mau nggak ya ada temen cowok?" kata Etha.

"Walah, iya laah ... malu lah juga gue ... masa cowok ikut jalan sama om-om, udah gue mah nggak ikut lah." kataku.

"Ah, mana seru gitu, kita harus bisa jalan bertiga donk." kata Etha.

"Oh iya ... gini aja ..." kata Riris sambil melirik Etha dengan picingan mata kode-kode wanita.

"Hmm ..." kedua cewek itu menatap dengan tatapan yang membuat perasaanku tidak enak. Nampaknya bakal ada gelagat yang tidak beres.

"Kita coba dandanin elu jadi cewek yuk." kata Riris padaku.

"Eh ... iya tuh, iya ... ide bagus!" kata Etha yang merespon dengan antusias.

"Ah! Nggak mungkin dah, aneh-aneh aja lu bedua." kataku.

"Hwakakaka!—Seru ... seru ..., tapi, kita kudu trial dulu donk. Cyucok nggak si Revi dimakeover jadi cewek." kata Etha.

"Oke, kalau gitu gue ambil alat makeup. Eh, gue juga masih punya WIG lhoo ... wkwkwkwk untung gue simpan." kata Riris.

"Baju-bajunya nih pake punya gue aja banyak." kata Etha.

"Makeup?? Wig??? njyirrr ... sinting lu bedua." kataku.

"Ssttt udah Rev, kali ini lu diem aja dan nurut sama kita." kata Etha.

Memori Pantai BatulayarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang