03: Petunjuk

549 59 0
                                    

"Jika kamu mempunyai teman sholeh dekati terus dan jangan kamu lepaskan, karena itu adalah nikmat yang besar dari Allah untukmu."

(Habib Taufiq Assegaf)

🌼🌼🌼

Malam ini.

Sudah berkali-kali lelaki dengan kulit putih bersih ini mencoba memejamkan matanya namun tak kunjung bisa.

"Astaghfirullah, kok aku jadi kepikiran perempuan itu sih?" Entah kenapa Dzaky tiba-tiba terngiang wajah wanita yang ia jumpai tadi. Padahal wajah itu hanya sekilas ia lihat, namun selalu terbayang.

"Akhhh...." Teriaknya frustasi sambil mengacak-acak rambutnya.

Lelaki itu pun beranjak dari kasurnya dan segera mengambil air wudhu untuk membaca Al-Qur'an agar fikirannya sedikit tenang.

Allah SWT. Berfirman:

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram." (Qs. Ar-Ra'd:28)

Dengan suaranya yang merdu, Dzaky melantunkan ayat-ayat Al-Qur'an dengan begitu khusyuknya. Tak lama...

Tok tok tok....

Terdengar suara ketukan pintu dari luar kamarnya. Dzaky pun langsung berdiri dan membuka pintu kamarnya.

"Eh Umi, sini Mi." Ajak Dzaky kepada Uminya untuk duduk.

Ternyata sang Umi tercinta yang datang.

"Belum tidur kamu, Nak? Tumben banget ngaji jam segini, biasanya juga habis magrib." Tanya sang Umi heran.

"Hehe gakpapa kok, Mi. Lagi mau aja." Jawab nya.

"Kamu kok keliatan lesu gitu, lagi mikirin sesuatu?" Tanya sang Umi lagi sambil mengelus-elus rambut anak sulungnya. Dengan melihat wajah sang anak saja, seorang Ibu sudah tau apa yang tengah dialami sang anak. Sungguh kuat naluri seorang Ibu.

"Eh enggak kok, Mi. Dzaky gak mikirin apa-apa." Jawabnya.

"Anak Umi ya, pinter banget ngelaknya." Jawab Umi sambil tersenyum manis. "Jadi gini, Nak. Umi sama Abi mu besok mau keluar kota ada urusan penting, selama dua hari Umi minta tolong kamu jagain Dzakyah, ya. Kamu bisa kan?" Jelas Umi pada intinya.

"In syaa allah Dzaky bisa, Mi." Ucap nya menyetujui.

"Alhamdulillah. Yasudah kalau gitu, kamu istirahat dulu ya, besok mau sekolah." Ucap Umi sambil beranjak keluar kamar anaknya.

"Iya, Mi. Umi juga jangan terlalu kecapean." Jawab Dzaky sambil mengelus pipi sang Umi yang sudah mulai keriput.

"Iya anak Umi yang ganteng." Jawab sang Umi dengan kejujurannya. "Yaudah sana tidur Assalamu'alaikum." Lanjut sang Umi.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakaatuh." Jawabnya dengan senyuman.

Ia pun langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur dan tak lupa membaca do'a sebelum tidur. Tak butuh waktu lama, pria itu pun akhirnya tertidur pulas.

🌼🌼🌼

Di kamar yang ber cat putih dilengkapi dengan hiasan-hiasan Islami, seorang gadis cantik yang ber perawakan lumayan tinggi tengah duduk di kursi meja belajarnya. Setelah selesai melaksanakan sholat isya, Ana berencana ingin menghubungi Vega dan Liya untuk menanyakan tugas kelompok mereka. Ia pun langsung mengambil handphone nya di atas nakas dan langsung membuka aplikasi WhatsApp nya. Untuk mempermudah pembahasan, Ana membuat grub khusus mereka bertiga.

Let's go To JannahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang