10: Nasihat Ummah dan Bunda

321 40 10
                                    

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ﷺ

"Manusia yang berakal adalah manusia yang suka menerima dan meminta nasihat."

-Umar bin Khattab

🌼🌼🌼

"Kak Ana, biar kami aja yang antar yaa." Bujuk Dzakiyah sedari tadi.

Dzakiyah memang tidak perlu dirawat inap karena tidak ada luka yang serius setelah kejadian tadi siang.

"Gak usah, Dek. Makasih banyak, kamu cepat pulang biar cepat istirahat, Kakak nanti dijemput kok." Tolak Ana secara halus.

"Ihhh...Kak Ana kan tadi udah bawa aku kesini, Kakak diantar pulang sama kami aja ya, Kak. Sebagai tanda terima kasih kita." Bujuk Dzakiyah lagi.

"Kakak di jemput aja, Dek gak usah repot-repot." Ujar Ana.

"Udah, biar Saya yang antar Kamu pulang." Ucap Dzaky santai.

"Tapi, Kak..."

"Saya tidak suka penolakan." Jawabannya. Lalu langsung memasuki mobilnya. Dan Ana pun hanya bisa menurut. Sedangkan Dzakiyah sudah sangat senang karena Kakak nya itu berhasil membujuk Ana.

"Duhh...bisa-bisanya dia gak suka ditolak. Malah aku 'kan yang repot." Batin Ana.

Di dalam mobil, Dzakiyah tidak ada lelahnya bercerita kepada Ana. Dari ia menceritakan tentang keseruan saat ia di sekolah, dan cerita ingin melanjutkan sekolahnya di SMK Pelita Bangsa, hingga ia menceritakan tentang sang Kakak yang selalu protektif terhadapnya.

Setelah sampai di depan rumah Ana, Dzaky dan Dzakiyah merasa rumah yang di depannya ini sangat tidak asing. "Mampir dulu yuk!" Ajak Ana kepada Dzaky dan Dzakiyah.

"Lain kali saja, Abi sama Umi sudah sangat khawatir dengan Dzakiyah. Dan terima kasih sudah membawa adik Saya kerumah sakit." Sahut Dzaky yang masih setia memandang kedepannya.

"Iyaa Kak, Dzakiyah juga udah pengen pulang biar cepet tidur hehe..." Timpal Dzakiyah cengengesan.

"Emm yaudah. Makasih juga karena udah repot-repot nganterin saya pulang." Ujar Ana dengan posisi masih menunduk.

"Ehh iya Kak, Dzakiyah boleh minta nomor Kak Ana gak?" Pinta Dzakyah.

"Boleh, kok. Nih nomor Kakak, nanti langsung chat aja yaa." Jawab Ana seraya menunjukkan nomor handphone nya.

"Yeay...makasih, Kak." Girang Dzakyah.

"Iya sama-sama, semoga kamu lekas sembuh yaa." Ucap Ana dengan senyuman yang ia berikan kepada Dzakiyah.

"Aamiin. Yaudah, Kak kami pulang dulu yaa, Assalamu'alaikum." Pamit Dzakiyah seraya melambaikan tangannya.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh."

Setelah itu Dzaky melajukan mobilnya untuk segera pulang.

"Assalamu'alaikum." Salam Ana saat memasuki rumah lalu mencium punggung tangan sang Bunda.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh. Gimana keadaan gadis itu nak?" Tanya Bunda Izza.

"Alhamdulillah gak ada luka serius Bun, tadi ada lecet dibagian tangan, siku, sama keningnya aja." Sahut Ana. "Ana langsung kekamar ya Bun, mau bersih-bersih." Lanjutnya.

"Ohh yaudah, setelah bersih-bersih nanti turun yaa bantu Bunda bikin kue." Ucap bunda Izza dan dibalas anggukan oleh Ana.

Saat Ana sampai di kamarnya ia mendudukkan diri terlebih dahulu di sisi kasur dan tidak langsung bersih-bersih. "Ya Allah, kenapa persahabatan aku sama Liya jadi gini." Gumam Ana.

Let's go To JannahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang