31: Apa yang terjadi?

290 49 13
                                    

Sebelum baca chapter ini kalian udah sholat gak? Jangan lalaikan sholat hanya untuk membaca cerita kami yaa☺️

Akhir-akhir ini kami sering was-was, takut kalau kalian baca cerita yang kami buat malah bikin kalian lalai dalam perintah dari Allah.

Dan ingat Ambil baiknya saja. Buruknya buang dan abaikan. Typo tandain yaa bestie till jannah🤍

Happy reading🤗




اَللَّهُمَّ صَلِّى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيّدِنَا مُحَمَّدٍ

"Jika kau butuh sesuatu yang mampu menjaga dari kejauhan, menemukan yang tersembunyi, dan menyembuhkan luka yang tak kasat mata, maka Do'a-lah yang mampu melakukan-nya."

🌼🌼🌼

Di Rumah Sakit.

Beberapa menit di perjalanan, akhirnya merekapun sampai di Rumah Sakit yang tak jauh dari kediaman Faruq dan Liya.

Faruq langsung menggendong Liya dan Abi Latif yang sudah memanggil beberapa suster untuk membawakan brankar.

Wajah Faruq sudah sangat menyiratkan kesedihan ketika melihat tubuh istrinya yang tak berdaya di atas brankar. Melihat bibir yang sangat pucat itu membuatnya semakin terluka, apalagi mengingat baru beberapa jam yang lalu Liya masih bisa tertawa ceria tanpa terlihat ada beban sedikitpun.

"Maaf, Mas dan Bapak silahkan tunggu di luar dulu, ya." Tutur salah satu suster yang akan memasuki ruang IGD.

"Tapi, istri sa-"

"Kita akan berusaha semampunya. Bantu kita dengan do'a, ya." Tutur seorang Dokter wanita yang tiba-tiba datang untuk menenangkan Faruq.

"Mohon bantuannya ya, Dok." Sahut Abi Latif kepada Dokter Citra.

Dokter Citra mengangguk kecil seraya tersenyum ramah. Ia pun memasuki ruangan diiringi dengan beberapa susternya.

Setelah pintu ruang IGD tertutup, Faruq hanya bisa memandang kosong ke arah pintu. Ia hanya bisa pasrah tanpa bisa berbuat apa-apa. Hanya do'a yang sanggup ia panjatkan untuk keselamatan sang Istri. Abi Latif membawa Faruq untuk duduk di ruang tunggu dan mengusap-usap punggung anak keduanya itu.

Kata demi kata sudah terlontar dari mulut Abi Latif untuk menenangkan Faruq. Sedangkan sang empu hanya bisa menunduk menutup wajahnya dengan mulut yang tak henti-hentinya berdo'a.

"Faruq..." Seru seorang wanita paruh baya yang sudah berdiri di lorong yang tak jauh dari tempat Faruq dan Abi Latif.

Faruq dan Abi Latif pun langsung menoleh ke sumber suara.

"Ummah..." Faruq berdiri dan berjalan ke arah Ummah Sarah seraya meraih tangan kanan ibu mertuanya lalu mencium punggung tangannya.

Ummah Sarah mengusap bahu Faruq dengan mata yang sudah bercucuran buliran bening di pipinya.

Faruq langsung berlutut di depan Ummah Sarah dengan pasrah dan suara lirih yang sudah tak sanggup ia tahan.

"Maafin Faruq, Ummah. Faruq belum bisa jagain Liya sepenuhnya." Lirihnya yang masih dalam posisi menunduk di depan Ummah Sarah.

Ummah Sarah sontak langsung menarik lengan Faruq untuk berdiri. "Kamu enggak salah, Nak. Ini sudah takdirnya." Ucap Ummah Sarah menenangkan Faruq.

Faruq yang sudah berdiri di hadapan Ibu mertuanya itu masih dalam keadaan menunduk dan masih terisak dengan tangisnya.

Let's go To JannahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang