07: Pertemuan di Masjid

416 45 11
                                    

Memang boleh mencintai dalam diam, tapi kamu juga harus siap sakit dalam diam ketika dia ditakdirkan bukan bersamamu.

-Mahdiana Fatimah Adzikri

🌼🌼🌼

Beberapa Minggu Kemudian.

Pagi hari ini Ana sedang membereskan beberapa buku-bukunya. Setengah bulan sekali ia rutin membersihkan ruang tidurnya itu pada hari libur. Saat menyusun beberapa buku, ia menemukan satu buku yang sudah lama tak pernah ia buka. Ana mendudukkan tubuhnya di pinggir kasur lalu membuka lembaran demi lembaran buku itu.

Tess...

Tak terasa buliran air jatuh membasahi pipi gadis itu. Tidak ada yang tau bahwa Ana selama ini tengah memulihkan hati nya dari masa lalu yang sudah terukir indah di dalam buku diary nya. Perasaan yang ia pendam sendiri dan hanya kepada Allah SWT. ia bergantung.

Satu tahun lalu, Ana pernah mengagumi sosok lelaki yang sangat sulit diartikan gerak-geriknya. Ia tak tau mengapa ia harus mengagumi seseorang yang benar-benar sulit didapatkan. Saat itu, hampir setiap hari ia menuliskan hal-hal kecil yang menyangkut tentang sosok itu.

Ia hanya bisa memandang lelaki itu dari kejauhan tanpa berbicara sepatah katapun. Mengagumi sendiri dan tersakiti sendiri. Itulah yang Ana rasakan saat itu. Ia tau bahwa mengagumi lelaki sholeh sungguh sangatlah sulit. Tapi hal itu tak pernah mengurangi kekagumannya pada lelaki itu.

Hingga suatu saat, kejadian yang menimpa lelaki itu membuat ia harus menghembuskan nafas terakhirnya. Saat mendengar berita bahwa orang yang selama ini ia kagumi ternyata telah pergi untuk selamanya, Ana bagikan tertusuk beribu duri. Perasaan yang selama ini terpendam tak pernah ia sampaikan walau hanya dengan sebuah kata kutipan.

Namun, semua itu hanyalah masa lalu yang tak perlu ditangisi setiap saat. Ia percaya bahwa perasaan yang dulu tak sempat diutarakan, suatu saat akan sampai pada sosok lain yang lebih pantas untuknya. Ana mencoba melupakan semuanya, dan fokus pada apa yang ia jalani saat ini.

Tingg...

Suara notifikasi handphone membuatnya sedikit terkejut. Buku yang ada ditangannya ia simpan baik-baik dalam lemari buku di kamar. Ana pun membuka pesan yang masuk.

Nur Amaliya🤍

•Nur Amaliya🤍
"Assalamu'alaikum, Na. Kamu pagi ini lagi sibuk gak?"

Anda
"Wa'alaikumussalam. Ini lagi beres-beres kamar. Tapi sebentar lagi selesai kok. Emang kenapa, Ya?"

•Nur Amaliya🤍
"Aku mau ngajak kamu ke kajian nanti jam sepuluh, Na. Kamu bisa gak?"

Anda
"Maa Sya Allah. Bisa kok, Ya In Syaa Allah. Nanti aku bilang bunda dulu."

•Nur Amaliya🤍
"Alhamdulillah. Yaudah nanti kabarin lagi ya, Na."

"Eh hampir lupa🤦. Kajiannya di Masjid Hidayah ya, Na."

Anda
"Masjid Hidayah yang di seberang Toko Herbal itu kan?"

•Nur Amaliya🤍
"Iya bener, Na. Minta izin dulu, gih."

Anda
"Siapp Liya."

Let's go To JannahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang