26: Salsa?!

493 51 4
                                    

Sebelum baca chapter ini kalian udah sholat gak? Jangan lalaikan sholat hanya untuk membaca cerita kami yaa☺️

Takutnya kalau kalian baca cerita yang kami buat malah bikin kalian lalai dalam perintah dari Allah.

Dan ingat Ambil baiknya saja. Buruknya buang dan abaikan. Typo tandain yaa bestie till jannah🤍

Happy reading🤗



"Teruntuk kamu, para pejuang hijrah.
Semangat dan terus berjuanglah, jangan berfikir untuk menyerah.
Ingatlah bahwa surga adalah tujuan awal kita untuk berubah."

-Nur Amaliya Assalim

🌼🌼🌼

Setelah menjalankan sholat isya dan makan malam, kini pasutri itu tengah duduk santai menonton kartun Upin Ipin di televisi seraya memakan cemilan.

"Dari Liya belum masuk sekolah sampai sekarang, kenapa Upin Ipin nya masih TK, sih." Dumel Liya pelan yang masih fokus menonton kartun Upin dan Ipin.

Faruq yang mendengar Liya mendumel seperti barusan langsung geleng-geleng kepala dengan menampilkan senyuman tipisnya.

"Humairah." Panggil Faruq dengan lembut dan tak lupa senyuman manis yang ia tunjukkan hanya pada sang istri.

Liya pun menoleh ke samping tepatnya kearah Faruq. "Iya Kak, kenapa?" Tanya Liya sembari menatap mata yang meneduhkan hatinya.

"Terima kasih karena kamu sudah menjaga mahkota mu dari pandangan para ajnabi. Kamu menjaganya sudah sangat baik, Humairah. Bahkan di zaman sekarang dimana sebagian para perempuan yang lebih memilih mengikuti trend membuka hijabnya, memperlihatkan kecantikannya didepan media sosial dan di kehidupan nyata untuk mendapatkan pujian. Sedangkan kamu, lebih memilih menutup mahkotamu karena takutnya dosa akibat telah melanggar aturan yang sudah Allah tetapkan. Sehingga setelah memiliki pasangan halal pun kamu takut untuk membukanya." Tutur Faruq sembari mengelus puncak kepala Liya yang tertutup hijab instan nya.

"Dan kamu tau, Humairah? Jika kamu memperlihatkan mahkotamu pada saya. Kamu tidak akan mendapatkan dosa, tetapi kamu akan mendapatkan pahala. Karena saya halal untukmu." Ucap Faruq dengan nada yang sangat lembut, sehingga siapapun yang mendengarnya akan merasakan ketenangan dan kedamaian pada hatinya.

"Ka-kakak mau melihat rambut Liya?" Tanya Liya dengan gugup, karena jujur saja ia belum siap dan takut menunjukkan rambutnya pada Faruq. Takut jika yang Faruq lihat tidak sesuai ekspektasi nya.

"Boleh?" Faruq bertanya balik dengan mata yang tak teralihkan dari sang empu.

"Ee-emm...Liya takut, Kak. Takut tidak sesuai dengan yang kak Faruq inginkan." Cicit Liya.

"Yaa Humairah. Saya tidak pernah berfikir seperti apa yang saya inginkan. Karena saya tau ciptaan Allah itu pasti selalu terbaik."

"Hmm. Tapi Liya mau satu permintaan."

"Mau apa, hm?" Tanya Faruq dengan satu alis yang terangkat.

"Liya mau, kakak ganti kata 'saya' jadi 'aku' kalau ngomong sama Liya. Kan Liya istri kak Faruq, jadi gak perlu terlalu formal. "

"Itu saja?"

"He'em." Jawab Liya antusias sembari mengangguk.

Let's go To JannahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang