Ethan berjalan menyusuri lorong kastil sendirian tanpa ditemani oleh Arion seperti biasanya, sepupunya itu sedang ada urusan di wilayah asalnya sehingga harus kembali sebentar.
Namun kini matanya terpaku pada Victoria yang tengah berjalan sendirian juga, wanita itu sepertinya ingin pergi ke taman belakang. dengan cepat, Ethan berjalan menyusuli wanita itu.
"Kau ingin ke taman belakang?" Celetuk Ethan membuat Victoria agak sedikit kaget.
"A-ah, iya, Tuan."
"Aku temani ya," Victoria mengangguk kecil menanggapi ucapan Ethan.
Keduanya sempat terdiam sebentar, bingung ingin berkata apa karena sama-sama gugup terhadap satu sama lain. Mereka jarang sekali berinteraksi kalau diingat-ingat.
"Oh ya, bagaimana dengan kabar Pangeran Justin, Tuan? Apa dia sudah membaik?" Tanya Victoria penasaran.
"Ya, lumayan, sepertinya pagi ini dia sedang berusaha untuk mencoba berjalan setelah hampir satu minggu tidak beranjak dari kasur."
"Apa benar tidak apa-apa? Saya dengar, seharusnya dia masih harus beristirahat untuk beberapa hari lagi." Ucap Victoria yang menjadi sangat khawatir mendengarnya.
Ethan pun tertawa kecil, "kau tahu kan kalau Justin itu agak keras kepala? Dia mana mau disuruh untuk berbaring terus-menerus dikasur tanpa melakukan apa-apa? Lagipula dia anak yang kuat, aku yakin dia akan sembuh setidaknya 3 hari lagi."
Victoria tak bisa menyembunyikan senyum kelegaannya, jadi dia tidak perlu mengkhawatirkan kondisi Justin yang mungkin saja akan makin memburuk, kan?
"Kenapa? Kau takut kondisi Justin masih akan memburuk ketika tanggal pertunangan kalian sudah dekat?" Tanya Ethan menyadari kekhwatiran Victoria.
Sang Putri mengangguk membenarkan, "saya takut jika dia akan pulih untuk waktu yang lama, karena saya dengar, lukanya cukup dalam, Tuan."
"Tenang saja, sudah tidak separah itu lagi sekarang lukanya, hanya butuh sedikit pengobatan lagi dari para tabib kerajaan maka Justin akan sepenuhnya pulih."
"Ya, semoga saja, Tuan."
"Omong-omong, apa kau sudah mendengar tentang tahanan baru kerajaan ini?" Tanya Ethan asal ceplos.
"Oh, wanita yang menculik Pangeran Justin?" Tanya Victoria berhasil mengundang senyuman geli dari Ethan. "Kau benar-benar menganggapnya seorang penculik?" Tanya Ethan balik membuat Victoria kebingungan.
"Saya awalnya tidak menganggapnya seorang penculik, namun mendengar desas-desus dari para pelayan membuat saya pun ikut curiga." Ujar Victoria.
Ethan pun hanya tersenyum miring, "kau tidak harus mencurigainya, Victoria."
Sang Tuan Putri memiringkan kepalanya bingung, "kenapa?"
Ethan ingin sekali memberitahu hal tentang Isabela yang diceritakan Justin kemarin, tapi, bukankah itu agak berbahaya? Bisa saja nantinya Victoria malah menganggap Isabela sebagai ancaman bagi hubungannya dengan Justin.
"Ya, itu karena, dia memang bukan seorang penculik. Aku bisa lihat dari matanya, lagipula, aneh sekali seorang wanita seperti dia menculik Justin. Pasti seharusnya Justin bisa mengalahkan wanita itu, bukan? Aku yakin Justin hanya kabur saat itu, bukan diculik. Tuduhan Panglima Cleovanno pada wanita bernama Isabela itu hanya memperumit semuanya." Jelas Ethan panjang lebar.
Victoria hanya terdiam saja mendengarnya, Justin kabur ternyata. Untuk kali ini Victoria tidak akan bertanya apa alasannya, karena sudah jelas, Sang Pangeran menolak atas perjodohan dengannya.
"Apa menurut Anda, pertunangan ini bisa dilanjutkan, Tuan?"
Ethan tampak berpikir sejenak, "ya, tentu saja. Jika Justin ingin tetap mempertahankan posisinya sebagai calon putra mahkota."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Antagonist
FanfictionPertemuan keduanya yang sudah direncanakan entah oleh siapa, mengundang banyaknya kematian orang-orang. *** Jika saja Justin tidak kabur dari kerajaan, mungkin saja dia tak akan bertemu dengan gadis misterius seperti Isabela yang nyatanya malah memb...