Bab 2: The Forest

132 53 3
                                    

—Jangan sampai mati karena buta alam—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

—Jangan sampai mati karena buta alam—




***

"Bagaimana bisa kau tahu nama belakang ku?" Kaget Justin, dia bahkan sampai melepaskan jabatan tangannya pada Isabela.

"Anda terlihat begitu kaget sepertinya. Anda seorang Pangeran, Tuan, dan saya sendiri sudah sering mendengar nama Anda."

Justin ber'oh'ria, dia tak menyangka jika statusnya sebagai seorang Pangeran benar-benar membuatnya menjadi sangat terkenal. Dia tak heran ketika seorang penjual susu yang bertemu dengannya dulu dapat mengenalinya hanya karena mendengar namanya.

"Omong-omong, aku penasaran. Kenapa kemarin kau berkata jika para prajurit itu tidak bisa melihat ku. Apa itu benar, Nona?" Tanya Justin penasaran.

"Wah, Anda masih ingat ternyata, Tuan. Memang benar jika para prajurit itu tidak bisa melihat Anda, jika Anda penasaran, itu karena Anda sudah berada di kawasan hutan yang berbeda dengan mereka." Jawab Isabela.

"Kawasan hutan yang berbeda? Bagaimana bisa?"

Isabela duduk di salah satu kursi kayu dekat Justin, "dengar ini baik-baik, Tuan. Pohon besar tempat Anda sempat bersembunyi kemarin adalah perbatasan antara hutan biasa dengan hutan ini. Jika Anda sudah masuk ke dalam hutan ini, itu artinya tak ada manusia pun yang bisa melihat Anda kecuali para hewan."

"Kenapa bisa seperti itu? Apa bedanya hutan ini dengan hutan biasa?"

"Hutan ini tak pernah diketahui perbatasannya oleh siapa pun, sekali Anda masuk kesini, akan sulit untuk keluar. Terlebih lagi, hutan ini menyimpan aura magis sendiri, Tuan. Jelas berbeda dengan hutan yang lain."

"Itu berarti aku tak akan bisa kembali ke Istana?" Tanya Justin kaku.

"Ya tentu saja, lagipula bukannya Anda sendiri kabur? Jadi kenapa berpikir untuk bisa kembali ke Istana, Anda?"

Justin langsung gelagapan sendiri dibuatnya. "A-aku hanya bertanya saja, Nona, kenapa kau bisa berpikir jika maksud ku seperti itu?"

Isabela mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti. "Tapi Tuan, ada sesuatu yang harus kau ketahui lagi. Hutan ini akan terlihat oleh manusia, ketika sang Peramal tua, Helena sudah tiada nantinya."

"Peramal tua? Helena? Siapa dia?"

"Orang yang menjaga hutan ini, jika dia sudah tiada, maka aura magis di hutan ini akan menghilang." Jawab Isabela.

"Kedengarannya menyeramkan, Nona. Tapi aku penasaran, sudah berapa lama dia menjaga hutan disini?"

Isabela menggeleng pelan, "tidak ada yang tahu pasti sejak kapan dia menjadi penjaga hutan ini."

Wanita itu pun beranjak dari duduknya. "Jadi karena Anda sudah mengetahui sedikit tentang hutan ini, saya harap Anda bisa menjaga diri Anda sendiri. Karena walau pun tak ada manusia lain, Anda tetap bisa terluka karena hewan buas dan alam."

The AntagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang