:: 1℅

30 23 19
                                    


Kim Junkyu. Lelaki penyendiri yang baru-baru ini sedang populer karena kemampuan menyanyi-nya yang baru terpublish di acara sekolah seni minggu lalu.

Dirinya tidak menyangka bahwa dia akan se populer ini, cuma karena menerima paksaan menyanyi di atas panggung dari sahabat kecilnya.

"Tuh kan ku bilang apa, kau memang berbakat, sudah ku duga akan seperti ini Junkyu-ssi" ucap Reina sambil tersenyum bangga pada temannya itu.

Junkyu memutar bola matanya, "gara-gara ini aku jadi tidak bisa tenang, itu karena kau."

"Hahaha. Junkyu-ya, penggemar tuh pasti ada, mereka menyukaimu dan bakatmu, itu artinya mereka mengakui kau hebat."

"Aku tidak butuh hal seperti itu, Reina. Hidupku sudah cukup tenang, hanya dengan mengenal dan berteman dengan orang secukupnya."

"Temanmu hanya aku kan dari dulu?"

Junkyu mengangguk, "itupun aku berteman denganmu karena kamu tetanggaku dari kita kecil, jika kita tidak tetanggaan, yah kau tidak akan menjadi temanku."

"Huh, yasudah." dengus Reina. "Oh yah, aku dapat titipan dari-"

"Ah sudahlah buat kau saja." sela Junkyu yang sudah tahu maksud Reina, iyaa, titipan dari fans-nya atau apalah, ia sudah bosan dan lelah menerima hal itu, bahkan kemarin ada yang memberi-nya hadiah mahal, dan itu sedikit berlebihan bagi Junkyu.

"Wihh benarkah? Hadiahnya sweater, aku sedang ingin sweatee akhir-akhir ini, haha, terima kasih Junkyu." riangnya sembari tersenyum senang.

Junkyu ikut tersenyum, "Ya, ya! Senangmu terlalu berlebihan." kekehnya.

"Benarkah? Haha, terlihat jelas ya aku sangat butuh?"

Junkyu hanya membalas dengan anggukan.

"Eh tapi, jika orang yang memberi ini melihatku memakainya bagaimana? Kan tidak enak juga."

"Eumm, sini."

"Apa?"

"Sini!"

"Apanya?"

"Kau. Sini!"

Reina menghadapkan dirinya ke depan Junkyu, "terus?"

Junkyu mengeluarkan spidol hitam yang selalu ia bawa di sakunya, lalu menulis sesuatu di sweater yang Reina ingin itu.

"Menulis apa?"

"Tandatanganku, bilang saja, ini khusus dariku."

"What? Seorang Junkyu memberi tandatangan padaku? Nanti fans-mu merundung-ku." keluh Reina.

"Kenapa?"

"Yaa mereka pasti ingin tahu bagaimana cara dapat seperti ini."

"Tapi kan mereka tahu kalau kau temanku."

"Ya tapi-"

Ucapan Reina terpotong karena mulutnya ditutup oleh Junkyu, "aku akan melindungimu." ucapnya sambil menatap Reina.

"Ya sudah. Apapun yang terjadi, aku hanya ingin sweater ini, hihi." ucapnya, lalu beranjak dari hadapan Junkyu dan bersandar di tepi rooftop.

"Awas jatuh." tegur Junkyu.

"Aku bukan kecil, Junkyu!" rengeknya.

"Memangnya kalau bukan anak kecil, tidak akan jatuh?"

Reina tidak menjawabnya lagi, ia memilih berbalik membelakangi Junkyu dan memandang langit yang sedang cerah-cerahnya.

💮💮💮

Hari ini Junkyu pulang lewat belakang sekolah, karena ingin menghindari fans yang seperti pengganggu baginya.

Ia terus melihat ke belakang karena takut ada yang mengikutinya, bukan apa-apa, kemarin saja ada yang diam-diam mengikutinya sampai kerumahnya dan itu sangat menganggunya.

"Semoga kali ini benar-benar tidak ada yang mengikutiku." gumamnya dengan penuh harap masih dengan melihat ke belakang.

Tiba-tiba ia seperti menabrak sesuatu, bahkan bersuara keras, membuatnya terlonjak kaget.

Bruk!

"A-awws..." terdengar juga ringisan seseorang.

Junkyu melihat ke arah suara itu, dan ternyata ia telah menabrak sepeda dan sepedanya menimpa seseorang.

Ketika orang itu beranjak dari jatuhnya dan hendak berbicara, Junkyu menutup mulut dia sambil menyuruh orang itu untuk diam dan jangan bersuara.

Junkyu menarik tangannya sampai ke ujung jalan belakang sekolah, setelah dirasa aman dan sepi, ia menghentikan langkahnya dan melepaskan tangannya.

"Ada apa ini?" tanya orang itu dengan heran.

"Aku ingin meminta maaf, tapi tadi situasinya tidak tepat." jawab Junkyu.

"Maksudnya?"

"Ah sudahlah kau tidak perlu tau. Yang jelas, aku sudah minta maaf."

"Ck, kenapa sih? Sangat menyebalkan. Aku tadi sedang mengikat tali sepatu-ku, dan tiba-tiba kau menabrak sepedaku dan menimpa tubuhku, itu sangat sakit!" celoteh gadis itu.

"Namamu siapa?"

"Kenapa menanyakan namaku?"

"Bilang saja, cepat."

"Ryuka."

"Nanti ku cari kau lagi untuk bertanggung jawab mengobati lukamu, sekarang aku harus pergi." ucap Junkyu lalu pergi begitu saja.

"Heii! K-kau..." teriakan Ryuka terhenti karena punggung Junkyu yang perlahan menjauh, lalu ia mendengus.

"Huh, dasar, sakit tau!" gumamnya lalu kembali ke tempat sebelumnya untuk mengambil sepedanya.

▪▫▪▪

to be continued, babe <3

ORANGE LOVE || KIM JUNKYU [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang