:: 12℅

5 1 0
                                    


"Junkyu-ya...jika kau belum tidur, jawab aku, aku ingin mendengar suaramu." ucap Ryuka pelan sambil mendekatkan kepalanya ke tirai sebelah Junkyu.

Sekarang jam dua belas malam, dimana semua orang tidur, dan kebetulan Ryuka yang sendiri dan Junkyu pun sama sendiri.

"Aku sudah tidur." tiba-tiba suara Junkyu terdengar sambil berbisik.

Ryuka terkikik geli, "sudah tidur tapi menjawab." gumamnya.

Percayalah, suara mereka seperti suara ASMR yang hening.

Tanpa dia ingin, Junkyu menyunggingkan senyuman kecil ditengah rasa sakitnya.

Tirai menjadi penghalang mereka bertatap muka.

"Katanya kau ingin mendengar suaraku," jawab Junkyu sambil terkekeh kecil.

"Terimakasih."

"Mengapa kau belum tidur, Ryuka?"

"Susah."

"Sama."

"Kau mau jalan-jalan?"

"Sekarang? Mana bisa?"

"Ya bisalah, kita teleportasi."

"Kau pikir goblin." Ryuka terkekeh.

Lelucon sederhana dari Junkyu, mampu membuat Ryuka tersenyum untuk hari ini.

"Kalau aku bukan manusia, akan ku ajak kau kemana saja."

"Memangnya kalau mau mengajak kemana-mana, harus bukan manusia, ya?" tanya Ryuka sambil tersenyum.

"Bukaannn, cuman, ya maksudnya bisa mengajak kemanapun tanpa harus khawatir apapun."

"Oh begituu, memangnya setiap kemana-mana kau selalu khawatir?"

Bodoh Ryuka. Mengapa menanyakan itu. Batin Ryuka sambil menutup mulutnya. Ryuka mengerti, kekhawatiran Junkyu apa, Junkyu takut traumanya datang lagi kalau pergi kemana-mana, kau tau, bagaiamana bisa menghindari hal yang berwarna orange ditengah-tengah sosial, ini bukan kota tanpa orange, jadi mungkin akan sering ia temukan warna orange yang membuat trauma Junkyu kumat.

Junkyu tidak menjawab, bahkan ia diam beberapa saat, sebelum berbicara lagi.

"Aku mau tidur."

Ryuka membulatkan matanya, karena tiba-tiba suara Junkyu terdengar datar, ucapannya mungkin salah dan merusak mood Junkyu.

Asal kalian tau, kalau Junkyu sudah trauma begini, Junkyu menjadi orang yang sensitif selama beberapa saat. Gampang moody-an. Ketika suasana hatinya tidak baik, dia akan dingin pada sekitarnya.

Ryuka yang masih merasa bersalah menggigit bibir bawahnya dengan perasaan menyesal, lalu berbaring menarik selimutnya.

"Maaf...aku tidak bermaksud." lirihnya menyesal.

"Entah berapa kali aku mengucapkannya, rasanya aku ingin mengucapkan seratus kali, meski itu tidak membuat rasa menyesalku hilang, aku banyak membuat kesalahan padamu." ucap Ryuka sambil menatap langit-langit kamar, dengan suara pelan, namun, masih terdengar oleh Junkyu yang baru menutup matanya.

"Aku terlalu tidak tahu diri." ujarnya lalu menutup matanya.

Berkali-kali juga ku katakan, kau tidak salah Ryuka. Batin Junkyu masih dengan mata tertutup.

"Tidur yang nyenyak Ryuka, dan mimpi yang indah." gumamnya, lalu sekarang benar-benar tidur.

💮💮💮


Seminggu setelahnya, Junkyu sudah dibolehkan pulang, sedangkan Ryuka, dia kembali drop karena malam kemarin dia nekat menghampiri Junkyu ditengah hujan.

Kemarin, Junkyu yang baru sembuh tergiur untuk hujan-hujanan. Ketika Junkyu sedang jalan-jalan di halaman rumah sakit, tiba-tiba hujan dan saat melihat air hujan itu, rasanya dia ingin hujan-hujanan disana, dan dia langsung saja berlari, tanpa berpikir ada yang khawatir padanya.

Padahal Junkyu masih memakai infusan, tapi dia malah hujan-hujanan.

Disisi lain, Ryuka yang melihat itu dari kejauhan merasa senang karena melihat senyum Junkyu yang dari minggu kemarin pudar bahkan nyaris tidak terlihat olehnya dan sekarang ia melihatnya langsung. Ryuka berlindung di balik kaca apotik yang transparan, dan dia melihat Junkyu dari sana, kalau dari dekat, ya pasti dia takut akan hujanlah.

Namun, ditengah mengamatinya, tiba-tiba ia melihat Junkyu jatuh, bahkan kesusahan untuk berdiri, dengan refleks Ryuka menghampiri Junkyu dengan perasaan khawatir, dan cemas.

Tanpa ragu, Ryuka berlari menembus hujan dan hendak membantu Junkyu, namun, sebelum dirinya membantu Junkyu, Junkyu sudah berdiri dan memejamkan matanya untuk menikmati hujan yang sangat menyejukan jiwanya itu.

Sebelum Ryuka memanggil Junkyu, Ryuka  kembali merasakan lemas dan pusing, juga ketakutan karena kini air hujan membuat dirinya basah kuyup, tubuhnya menggigil.

Ketika Junkyu menoleh ke belakang, dia kaget karena Ryuka yang berada dibelakangnya sambil memeluk dirinya sendiri dengan tubuh yang menggigil.

"Ryuka? Kau? Hh!" Junkyu menghembuskan nafas khawatir, lalu segera menghampiri Ryuka.

Tanpa berbicara panjang lebar, Junkyu merangkul Ryuka dan membawanya ke ruang rawat mereka yang berada tak jauh dari sini.

Namun, sebelum sampai, Ryuka sudah tidak kuat dan lemas, lalu, dirinya tidak sadarkan diri.

"Ha!" Junkyu yang kaget, segera membopong tubuh Ryuka dan kini berlari menuju ruang rawatnya.

Sampai disana, ada Reiga dan Ibu Ryuka  berada di depan ruang rawatnya yang tiba-tiba cemas ketika melihat Ryuka yang terlihat tidak baik itu.

"Junkyu, kau? Kau apakan Ryuka?" tanya mama Ryuka dengan tidak santainya sambil berdiri.

Entahlah, semenjak tahu Ryuka sakit karena di rooftop itu dan berkaitan dengan Junkyu, membuat mama-nya jadi tidak percaya dengan Junkyu.

"Bu, aku akan membaringkannya didalam," jawab Junkyu, tanpa menjawab pertanyaanya.

"Kau membuat Ryuka sakit lagi, sudah keberapa kali."

Setelah membaringkannya dan menyuruh suster untuk menggantikan pakaian Ryuka yang basah, Junkyu menghadap ke mama Ryuka, lalu meminta maaf.

"Maaf bu."

Meski memang sebenarnya Junkyu tidak tahu kesalahannya kali ini apa, ia tetap meminta maaf.

Meski memang Junkyu tidak tahu kesalahannya apa, tapi kata maaf-nya tulus, karena mungkin Junkyu belum sadar akan kesalahannya, pikirnya.

"Kali ini apa?" tanya ibu Ryuka sekali lagi, terlihat sangat putus asa.

"Tadi aku hujan-hujanan, dan tiba-tiba Ryuka ada di belakangku, tubuhnya sudah menggigil."

"Semua yang terjadi pasti ada alasannya kan, Kyu?" tanya Reiga.

"Aku tidak tahu." jawabnya sama-sama bingung sambil menunjukkan kepalanya.

Reiga menghembuskan nafas pasrah, lalu duduk kembali di kursi panjang koridor itu.

------

↠tbc↞

ORANGE LOVE || KIM JUNKYU [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang