Ryuka berjalan gusar menuju aula. Sambil mengerutkan bibirnya.
Reiga yang melihat itu, menghela nafas. "Kau benar-benar tidak ada semangat? Kalau begitu, kau hanya cukup duduk saja di kursi penonton dan lihat pertandinganku, lalu kau bebas akan melanjutkan menonton atau tidak. Aku hanya ingin dilihat Yumi, tapi dia tidak ada, jadi aku meminta bantuanmu untuk menyemangatiku hanya dengan kehadiranmu di kursi penonton saja." ucapnya panjang lebar.
"Yasudah kalau begitu, aku hanya cukup duduk saja kan?"
Reiga mengangguk. Setelah sampai di aula, Ryuka yang masih menunduk malah mengikuti Reiga terus, bahkan sampai ke tenda khusus untuk persiapan.
Reiga yang baru sadar, menoleh ke belakang, "kenapa kau mengikutiku?"
Ryuka mengangkat kepalanya, "kenapa aku mengikutimu?" ucap Ryuka kebingungan.
Reiga mengernyit bingung, lalu menghela nafas kembali, ia mendorong tubuh Ryuka dan mengajaknya ke kursi penonton.
"Kau duduk disini, tunggu penampilanku." ucapnya lembut, lalu kembali ke tenda persiapan.
Ryuka terus melamun, meskipun disekitarnya sangat berisik, dia terus melamun tanpa mempedulikan sekitar.
Dia menoleh ke kursi disebelahnya yang kosong, dan ketika ada orang yang hendak mendudukinya tiba-tiba ia menghentikannya.
"Eehh, itu tempat Yumi." ujar Ryuka.
"Yumi? Bukankah dia yang meninggal dikelas itu?"
Ryuka tiba-tiba teringat lagi, oh iya ya. Batinnya dengan sendu.
"Maaf aku lupa, kau duduk saja."
"Yaa." ucap orang itu, lalu duduk disebelah Ryuka.
Tiba-tiba ponsel yang dipegang orang itu bergetar, dan ia segera mengangkatnya.
Reina-ya, kau membawa kameraku?
"Yaa, aku membawanya, kau kan akan tampil jadi nanti ku rekam, kan sayang kalau disia-siakan momentnya, sekalian aku juga mau merekam Reiga Akari, hihi. Dia pertandingan di awal, jadi sayang kalau dilewatkan juga."
Kau ini. Tapi kau harus kesini, aku butuh.
"Butuh aku-nya atau kameranya?"
Kau.
"Tapi pertandingan Reiga sebentar lagi."
Yasudah kalau kau mau aku batal tampil.
"E-ehh, yasudah yasudah, tapi sebentar yaa."
Yaa cepattt kesini saja.
Reina yang baru duduk itu bergegas ke tenda persiapan di belakang panggung.
"Ada apa, Kyu?"
"Teman duetku hari ini sakit, jadi kau saja yang menggantikannya."
"APA? Yang benar saja."
"Lalu siapa lagi selain kau?"
"Ohya, kan ada orang yang kau sukai, kenapa tidak ajak dia?"
"Takutnya tidak mau."
"Kau ini pengecut sekali. Aku tetap tidak mau."
"Ayolah, sekali sajaa..." pinta Junkyu.
Reina tetap pada pendiriannya, hanya menggeleng.
KAMU SEDANG MEMBACA
ORANGE LOVE || KIM JUNKYU [REVISI]
Teen FictionKim Junkyu dan orange. Adalah musuh. Kau tau? Orange bahkan tidak berbuat kesalahan apapun pada Junkyu. Namun, orange selalu terlibat di setiap kenangan buruknya. cr cover ; by pinterest kau tahu? Di read doang tuh ga enak