"Nek?""Reina, Junkyu dari tadi tidak mau keluar, kau coba bujuk sana." tutur Neneknya Junkyu.
Reina bingung, sekaligus ragu, karena baru tadi siang dirinya dengan Junkyu bertengkar masalah hadiah Ryuka, "t-tapi Nek,"
Ucapannya terhenti, ketika melihat neneknya Junkyu yang terlihat cemas, akhirnya Reina pun bersedia menghampiri Junkyu dikamarnya.
Tok tok tok
Diketuknya pintu kamar Junkyu, namun setelah tiga kali bahkan lebih, tidak terdengar suara apapun.
Karena tidak kunjung dibuka juga, Reina membuka pintunya begitu saja, namun, dilihatnya Junkyu terbaring lemah di bawah lantai, disamping kasurnya.
"Ha! Junkyu-ya, k-kau?" Reina menatap sebuah kotak berwarna orange yang berada disamping Junkyu lalu mengerti atas apa yang terjadi.
"Sudah kubilang! Kau jangan memaksakan, jadi begini kannn!!" ujar Reina kesal meski matanya tampak berkaca-kaca sambil memandang Junkyu sendu.
Meskipun dia marah-marah kemarin lusa, pada Junkyu, tetap saja, rasa pedulinya pada sahabatnya tidak akan hilang.
"Aku tidak mau kau seperti ini lagi, Junkyu." kini dengan suara surau sambil terisak.
Reina mengusap air matanya, lalu segera menelepon ambulan.
▪▫▪
"Mengapa Junkyu seperti itu lagi? ...nenek pikir, trauma Junkyu akan orange tidak seserius ini..." sesal Neneknya Junkyu sambil menangis menyesal.
Reina mengusap punggungnya, "aku sudah melarangnya Nek, tapi Junkyu tetap Junkyu, dia memaksakan menerima hadiah itu yang bahkan tidak ia sukai." ucapnya lembut.
Mereka berdua berada di depan ruang IGD, menunggu keadaan Junkyu yang sedang di periksa oleh dokter.
"Junkyu akan baik-baik saja 'kan?" tanya Neneknya.
Reina mengangguk, "Junkyu pasti membaik."
"Menurutmu, traumanya bisa sembuh dengan apa?"
"Aku tidak tahu Nek, tapi kuharap trauma itu bisa sembuh." ucapnya penuh harap.
"Permisi, dengan keluarga Kim Junkyu?"
"Ya dok," jawab neneknya.
"Saudara Junkyu memiliki trauma akan sesuatu ya?"
"Iya dok, dia memiliki—"
"Mari, kita berbicara di ruangan saya saja, ada banyak yang perlu saya bicarakan dan tanyakan juga pada ibu selaku wali dari Junkyu, karena penyakit ini lumayan serius bagi diri Junkyu." ajak dokternya pada Nenek Junkyu.
Nenek Junkyu mengikuti dokter itu ke ruangannya yang tak jauh dari sana, sedangkan Reina masuk ke ruang rawat Junkyu dan segera menghampirinya yang sedang berbaring dengan selang infusan di tangan kirinya.
Reina tersenyum pada Junkyu, karena ia menyadari kedatangan Reina, jadi ia membuka matanya.
Namun, Junkyu menatapnya datar, lalu memalingkan mukanya dan menyelimuti seluruh badannya hingga ke kepalanya, dan Junkyu menutup matanya.
Melihat itu, Reina tidak kuat menahan sakit, air matanya hampir jatuh, entahlah, ini seperti dejavu, ia teringat saat pertama kali menghampiri Junkyu ketika masih kecil, Reina sebagai tetangga baru.
KAMU SEDANG MEMBACA
ORANGE LOVE || KIM JUNKYU [REVISI]
Teen FictionKim Junkyu dan orange. Adalah musuh. Kau tau? Orange bahkan tidak berbuat kesalahan apapun pada Junkyu. Namun, orange selalu terlibat di setiap kenangan buruknya. cr cover ; by pinterest kau tahu? Di read doang tuh ga enak