flashback::0,1%
Sore itu senja menampakkan keindahannya di waktu yang tepat, dimana suasana hati Junkyu sedang senang-senangnya karena bisa main ke funfair bersama ibu dan ayahnya yang selama ini selalu sibuk dan tidak punya waktu untuk bersenang-senang bersamanya.
Mungkin terdengar sederhana, tapi, bagi Junkyu kecil ini adalah hari yang paling berharga.
Junkyu duduk di jok belakang, bersama ibunya, sedangkan yanh berada di depan, neneknya, dan yang mengemudi adalah Ayahnya. Lengkap sudah hari ini, orang yang ia sayang semuanya ada disini, ia sudah ke tempat yang diinginkan sejak lama, dan ia juga senang karena mendapatkan hadiah boneka ketika berhasil memenangkan sebuah game di funfair tadi.
Ia mendapatkan boneka beruang berwarna orange yang gembul nan lucu, yang sangat nyaman untuk dipeluk.
Senyumnya tidak pudar dari pagi tadi, full energy and full smile:)
Matahari yang hampir tenggelam itu membuat warna langit menjadi tampak lebih cantik dan menyegarkan mata.
Mata Junkyu berbinar menatap itu, dan mulutnya terbuka, saking terpukau-nya melihat langit yang secantik itu.
"Eomma! Itu cantuk sekali!" seru Junkyu masih terpukau, lalu, ketika menoleh ke arah ibu-nya, ia melihat mata ibu-nya yang berkaca-kaca.
Ia mengernyit heran, "eomma?" tanyanya dengan polos, "kenapa menangis? Ini hari yang indah, dan itu juga langit yang indah."
Tangan ibu-nya mengusap lembut surai Junkyu, lalu memeluknya seerat dan senyaman mungkin, untuk menyembunyikan diri agar Junkyu tak melihatnya menangis.
"Maafkan ibu Kyu, selama ini ibu tidak punya waktu untukmu..."
Bukan tanpa alasan, selama ini ibu-nya sibuk bolak balik ke rumah sakit untuk check-up dan berobat, karena penyakit parahnya. Yang Junkyu tahu ibu-nya sibuk karena bekerja di luar kota. Bukan bermaksud untuk menyembunyikan, tapi belum saatnya Junkyu tahu sekarang, ia masih kecil.
"Hmm, eomma, hari ini kan eomma menghabiskan waktu denganku, itu artinya eomma masih sayang pada Junkyu, begitupun sebaliknya." jawab Junkyu dipelukan ibu-nya itu.
Tubuhnya yang semula sakit, kini seperti reda karena pelukan sang buah hati. Mina seperti merasakan kehangatan dari pelukan mungil Junkyu. Ayah Junkyu melihat mereka berdua lewat kaca spion, lantas ia pun tersenyum, sudah lama senyuman tidak terukir di wajah cantik Mina, ibu-nya Junkyu.
Lalu, tatapan Taekyu—ayah Junkyu, beralih ke sang mama, yang berada di sampingnya, "ma, Mina tersenyum lagi, aku senang." ucapnya pelan pada sang mama alias nenek Junkyu, dengan senyum yang tak pudar.
Nenek Junkyu balas tersenyum, "ibu juga senang melihat Mina tersenyum lagi, anak itu, Junkyu, membawa kebahagiaan untuk kalian, jaga dia terus ya, jangan sampai kalian disibukkan oleh pekerjaan dan melupakan anak sendiri."
"Iya ma. Aku akan terus berusaha supaya Mina bisa sembuh dan terus menemani Junkyu tumbuh."
Nenek Junkyu membalas dengan nafas lega dan senyuman, "syukurlah. Ibu harap bisa ya."
Taekyu balas mengangguk.
"Langitnya memang secerah itu, sama sepertimu, yang cerah dan indah. Kehadirannya membuat tenang." ucap Mina sambil mengecup kening Junkyu.
"Terus seperti ini ya Kyu, dan tumbuh jadi anak yang baik dan ceria." lanjut Mina sambil mencolek hidung kecil Junkyu dengan gemas.
Junkyu tersenyum lebar, sambil menampakkan deretan giginya yang rapi.
Namun, tanpa aba-aba tanpa peringatan, tiba-tiba sebuah hantaman keras menimpa mobil mereka, Mina langsung memeluk Junkyu sekuat mungkin sampai kepalanya tenggelam di pelukannya, setelah memahami situasi.
Mobil mereka mengalami kecelakaan, yang disebabkan oleh sebuah truk yang melaju kencang dari arah berlawanan, membuat mobil mereka hampir hancur.
Semua suara hantaman dan suara berisik terdengar jelas ditelinga Junkyu, membuatnya meringis ketakutan dan menangis sesenggukan.Pelukan ibu-nya perlahan melonggar, ketika aliran darah mengalir di punggung dan kepala ibunya.
"Eomma! Bangun!" serunya panik.
Dilihatnya tubuh ibunya sudah lemas tak berdaya, matanya tertutup.
Junkyu memegang tangan sang ibu, namun dirasanya tangan itu sangat dingin, tangan yang biasanya selalu menghangatkan dirinya kini dingin.
Matanya beralih menatap ke depan, ke ayahnya, "Ayah? Ibu kenapaa?" tanyanya histeris sambil bingung.
Namun, dilihatnya ayahnya pun terbaring lemas di jok depan dengan kepala yang mengalirkan darah.
"Ibumu..."
Belum sempat ayah Junkyu berkata sesuatu, ia sudah tak sadarkan diri.
Junkyu mengernyit, tidak mengerti dengan situasi ini, karena dirinya pun baru menginjak usia enam tahun.
Lalu matanya beralih, menatap neneknya, "ayah kenapa nek?"
Neneknya tidak bisa menjawab, akibat syok karena hantaman mendadak tadi, nafasnya tidak teratur. Air matanya mengalir, melihat Ayah Junkyu yang terbaring lemas karena menyelamatkannya dari hantaman tadi.
Tiba-tiba suara sirine ambulan terdengar dari kejauhan yang perlahan semakin mendekat.
Suara itu menyakitkan telinga Junkyu, "aakhhh, telingaku sakit." ringisnya sambil menutup kedua telinganya.
Keempat pintu mobil dibuka bersamaan, menampakkan beberapa orang berpakaian warna putih ada pula berwarna orange, perawat dan pemadam kebakaran.
Junkyu dan nenek dibawa oleh petugas pemadam kebakaran, sedangkan ibu dan Ayahnya dibawa oleh kedua perawat yang sudah menyiapkan dua bangsal.
Tangan Junkyu yang tadinya menggenggam tangan ibunya terlepas begitu saja ketika dirinya di pangku oleh sang petugas pemadam kebakaran, "eomma! Aku mau bersama ibu!!" rengeknya minta diturunkan.
Petugas pemadam kebakaran itu menyerahkan Junkyu ke perawat yang berada disana, lalu dia mengurus mobil ayah Junkyu yang menampakkan beberapa api dibagian depan mobil.
Junkyu di dudukkan di kursi yang berada di samping bangsal ibunya yang kini terbaring tak sadarkan diri.
Tangisannya semakin kencang semakin dirinya mendengar suara sirine itu, "eomma! Suara itu membuatku sakit." ucapnya pada ibunya.
Matanya menatap langit senja yang tadi ia bilang cantik, "bahkan disaat aku sakit, langit tetap menampakkan kecantikannya." ucapnya sambil menunduk.
Lalu, setelah beberapa menit ia menanggahkan matanya, namun, dilihatnya langit itu berubah menjadi langit malam yang menampakkan bintang-bintang kecil.
"Hh! Seperti senja, kebahagiaanku indah namun sekejap."
🍂🍂🍂
31/07/2022
KAMU SEDANG MEMBACA
ORANGE LOVE || KIM JUNKYU [REVISI]
Teen FictionKim Junkyu dan orange. Adalah musuh. Kau tau? Orange bahkan tidak berbuat kesalahan apapun pada Junkyu. Namun, orange selalu terlibat di setiap kenangan buruknya. cr cover ; by pinterest kau tahu? Di read doang tuh ga enak