:: 8℅

12 9 0
                                    

Seperti biasa, Ryuka menunggu Junkyu di belakang sekolah sembari menenteng sepedanya yang berwarna orange itu.

Cukup lama dia menunggu, tapi yang ditunggu tidak datang juga.

Jangan lagi, jangan ingkar lagi, kumohon. Batinnya dengan penuh harap.

Tiba-tiba seseorang datang dari dalam sekolah dengan nafas tergesa-gesa.

"Ma-maaf aku telat," ucap Junkyu yang baru berlari itu, sambil berusaha menormalkan nafasnya yang tergesa.

"Kupikir kau tidak akan datang."

"Tidaklah. Kali ini aku ingin menepati janji."

"Kau lari?"

"Aku...aku sedang menghindari para fans, kau tau? Tadi aku berlari cepat bagaikan bayangan yang tidak terlihat, hh." ucapnya sambil terkekeh.

"Tapi kau bayangan yang lelah, hh." kekeh Ryuka.

"Hh. Yasudah ayo. Kita jalan kaki?"

"Eumm...tidak jauh kok, biasanya aku naik sepeda kesana."

"Yasudah kau naik sepeda saja."

"Kau?"

"Naik denganmu."

"Yang benar saja." ujarnya menanggapinya dengan candaan.

"Aku serius. Aku saja yang menjalankannya, dan kau yang dibelakang."

"O—oke."

Junkyu pun menaiki sepedanya, dan Ryuka yang naik dibelakang sambil berpegangan ke pundak Junkyu.

"Hati-hati."

"Kau yang seharusnya hati-hati, tampaknya kau takut."

"Ti-tidak." Ryuka meremat tangannya ke bahu Junkyu.

"Lalu mengapa kau meremat bahu-ku?"

Ryuka hendak melepaskan tangannya dari bahu Junkyu, namun Junkyu menghentikannya, "jangan dilepaskan, nanti kau jatuh."

"Ma-maaf,"

Aku hanya merasa gugup naik sepeda denganmu. Batin Ryuka.

"Jangan merasa gugup gitu, aku tau kau gugup dibonceng oleh lelaki populer Kim Junkyu."

"Apasih maksudmu aku tidak mengerti." Ryuka pura-pura tidak mengerti sambil melihat kesana kemari.

Junkyu tersenyum kecil sambil masih menggoes sepedanya.

"Ini belok kanan atau kiri?"

"Kiri."

"Oke." Junkyu membelokannya ke kiri.

Setelah belokan itu, terlihatlah sebuah tempat pemakaman yang dipenuhi rumput hijau cerah yang membuatnya terlihat adem dan terasa damai.

Keheningan suasananya membuat tenang juga kicauan burung yang samar terdengar ditelinga.

Ryuka turun dari sepeda, dan berdiri dihadapan gerbang pemakaman, menerawang, dan mempersiapkan dirinya untuk mengunjungi sahabatnya, Yumi.

Junkyu memarkirkan sepedanya, lalu berdiri disamping Ryuka dan menggenggam tangannya.

"Ayo. Katanya rindu dengan Yumi."

Ryuka mengangguk lalu berjalan bersama Junkyu memasuki halaman pemakaman, dan mencari tempat Yumi.

Sesampainya di tempat Yumi, Ryuka melepaskan genggaman tangan Junkyu dengan lembut lalu mulai berdoa dihadapan tempat peristirahatan Yumi, begitupun Junkyu.

ORANGE LOVE || KIM JUNKYU [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang