"Reina-ya, kau menerima hadiah dari Ryuka?""Ah itu, aku simpan dikamarku."
"Kenapa tidak langsung memberikannya padaku?"
"Aku lupa. Lagi pula kau 'kan tidak peduli pemberian dari fans-mu."
Entah mengapa, perkataan Reina terdengar tidak enak bagi Junkyu.
"Kau pikir Ryuka fans-ku?" tanyanya sinis.
"Lalu? Kenapa dia memberi hadiah padamu? Bukankah dia fans-mu?"
Junkyu menghela nafas, "aku yang meminta Ryuka memberiku hadiah, dan kau tau? Ryuka orang yang kusukai." ucapnya ada sedikit penekanan.
Reina mengerjap berkali-kali, dan berpikir bahwa yang didengarnya tidak nyata, "kau bercanda, kan?"
"Tidak." ujar Junkyu.
"K-kau serius?" tanya Reina lagi, masih tidak percaya.
Junkyu mengangguk, "pulang sekolah kau bisa memberikannya?" ucapnya serius.
"Tidak. Aku tidak akan memberikannya padamu." ucap Reina yang tiba-tiba ketus.
Junkyu mengernyit, "kenapa?"
"Hadiah itu, semuanya berwarna orange, kau tidak akan suka."
Junkyu terlihat sedikit kaget, ia tiba-tiba teringat perkataan Ryuka tadi siang, "Orange. Namaku seperti takdir, Ryuka Orenji yang menyukai Orange." ucapan Ryuka itu terngiang di kepalanya Junkyu dengan bayangan senyum Ryuka yang manis.
Kita beda, Ryuka. Kau yang menyukai Orange dan aku yang membencinya. Batin Junkyu.
"Tidak apa-apa Reina, aku ingin melihatnya saja, setidaknya aku sempat menerimanya." ucap Junkyu pura-pura menerima.
"Tidak, aku tidak ingin kau mengingat kenangan burukmu lagi." cegah Reina.
"Aku ingin melihat saja." pinta Junkyu.
"Hei, aku tau dirimu Junkyu."
"Tidak, berikan padaku, siapa tau aku suka, jangan sok tau." keukeuh Junkyu.
"Junkyu-ya, jangan memaksakan menerimanya hanya karena itu pemberian dari Ryuka, kau sangat benci orange, dan setiap kau melihat orange kau akan berubah menjadi orang yang gelap dan suram, aku tidak mau kau seperti itu lagi."
Ucapan Reina memang ada benarnya juga, Junkyu memang mengerti perkataan Reina, namun, ia masih tetap yakin dan menginginkan hadiah itu, dan tetap meminta pada Reina.
"Tau apa kau?" tanya Junkyu sambil menundukkan kepalanya.
"Aku temanmu dari dulu."
"Kubilang aku ingin melihatnya dulu..." ucap Junkyu dengan lembut.
Reina menghela nafas lelah, lalu menggeleng, "aku tidak mau. Aku juga kasihan pada nenekmu, kau mau nenekmu susah lagi karena kamu yang selalu terpuruk, hmm?"
"Aku akan berusaha menerima semua yang terjadi Reina, aku ingin menerima masa lalu, aku ingin aku tidak takut lagi dengan warna orange, aku ingin menghadapinya."
"Kubilang tidak ya tidak. Kau jangan ngeyel!" kali ini Reina terlihat marah.
Junkyu mengernyit, "Reina-ya. Tidak bisakah kau membantu-ku menghilangkan trauma ku ini hah? Kau tidak mau aku sembuh?" ujarnya ketus.
"YAA! Terserah kau saja." ucap Reina lalu meninggalkan Junkyu begitu saja.
"Kau mau kemana?"
"Apa pedulimu?" tanyanya tanpa menoleh dan masih melanjutkan jalannya menuju gerbang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ORANGE LOVE || KIM JUNKYU [REVISI]
Teen FictionKim Junkyu dan orange. Adalah musuh. Kau tau? Orange bahkan tidak berbuat kesalahan apapun pada Junkyu. Namun, orange selalu terlibat di setiap kenangan buruknya. cr cover ; by pinterest kau tahu? Di read doang tuh ga enak