"Kita berdua ibaratkan minyak dengan air, sulit untuk bersatu".
•••
Pulang sekolah ini, Adel harus bisa cepat-cepat sampai ke rumah. Karna ada satu hal yang harus ia selesaikan saat ini juga, namun masalah kian terjadi, seperti sekarang ini dirinya tengah di hadang oleh umbul-umbul kehidupan.
Koridor yang masih ramai dengan murid-murid yang ingin pulang dari sekolah, kini harus terhenti. Mereka melihat adegan di mana Adel tengah dihadang oleh tiga ondel-ondel SMA Darmawangsa. Kumpulan ciwi-ciwi dengan julukan 'tiga R' itu saat ini tengah menghadang jalan Adel.
Raynie ailen adalah ketua dari geng bully mereka. Serta kedua sahabatnya yaitu Rayania jasmine dan Ratu Alia, adalah kedua dayangnya. Ketiga ciwi itu adalah ratu bully, yang sangat suka menindas anak-anak yang kurang mampu, atau bisa dikata lain adalah anak beasiswa.
"Jadi ini yang namanya Adel. Yang lagi booming karena ngejar-ngejar guru sejarah di school Darmawangsa?" satu ciwi yang bernama Raynie itu kini menatap Adel dari atas sampai bawah kaki.
Adel hanya memutar bola matanya malas, dirinya hanya akan diam saja dan membiarkan ondel-ondel hidup itu berbuat seenaknya. Tapi jika Adel sudah bersuara, ia pastikan jika salah satu dari mereka akan bungkam.
"Oh namanya Adel, ya? yang katanya juga lagi deket sama Arjun. Cantik sih, tapi sayangnya ganjen," timpal Ratu dengan senyum mengejek.
Ratu mengangguk. "Ganjen kok sama cowok orang, gatal ya?" ia juga ikutan dalam bully membully ini.
Dari arah berlawanan sudah ada Leon dan kedua sahabatnya. Cowok itu tadi ingin menghampiri Adel yang tengah dibully, namun Arjun menahannya dan berkata.
"Nggak usah khawatir. Adel itu nggak semudah bisa dibully, mendingan lo berdua nonton aja. Pasti seru," cegah Arjun.
"Tapi Adel ntar diapa-apain!" kesal Leon kepada Arjun, yang diangguki oleh Rayen.
Arjun menggerakkan. "Nggak akan bisa, Leon. Liatin aja, mendingan lo diem dan liat."
Dan dengan terpaksa Leon hanya bisa mengangguk saja, melihat kembali di mana Adel tengah santai menghadapi tiga R itu. Sedangkan Adel hanya bisa menampilkan raut wajah biasa saja, tak terkejut dan menjadi takut.
"Kenapa diam? takut lo dibully sama kita pada? makannya lo nggak usah ganjen jadi orang, kalo nggak mau punya urusan sama kita!" sentak Raya dengan nyaring, membuat anak-anak yang lain semakin berkumpul.
Adel yang mendengarnya, hanya bisa menahan tawa. "Gabut banget gue takut sama manusia spesies boneka ondel-ondel kek lo!" balas Adel, dan berhasil membuat anak-anak yang lain tertawa.
Raynie mengepalkan tangannya, lalu maju dan menuding Adel dengan satu jari telunjuknya yang berwarna pink di bagian kukunya. Adel kini hanya menyingkirkan jari telunjuknya milik Raynie dari depan wajahnya, dengan ekspresi jijik.
"Nggak usah nunjuk-nunjuk kek gitu, terlalu basa-basi, kalo mau langsung baku hantam!" frontal Adel dengan santainya.
"Lo nggak usah sok jagoan deh di sini! karena nggak ada yang bakal puji lo, karena lo termasuk korban bully gue mulai sekarang!" tekan Raynie dengan tajam.
"Silahkan, nggak ngelarang kok. Tapi gue jadiin lo pelampiasan amarah gue juga mulai sekarang. Gimana, impas?" balas Adel dengan terkekeh lucu.
Raya dan Ratu maju dan hendak ingin mendorong Adel, namun dengan lihai Adel menghindarinya, dan malah ia mendorong balik tubuh kedua gadis itu, sehingga mereka lansung saja terjatuh di atas lantai koridor.
"Aduh, sakit!" rintih mereka berdua ketika sudah terjerembab di lantai.
Raynie yang melihatnya, kini mulai juga ikut bermain tangan. Tangannya itu ingin menampar Adel, namun ia kalah cepat dan Adel lansung saja memelintir tangannya kebelakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Teacher
Teen Fiction•Follow sebelum membaca! Adeline Vionita Bramasta. Nama yang indah tapi tidak dengan sikapnya. Gadis yang bar-bar dan blak-blakan adalah julukan untuk dirinya, dan satu lagi yang membuatnya terkenal .... yaitu mengejar cinta guru sejarah di SMA-nya...